Kurikulum Pendidikan Kejuruan - Landasan IPTEK dalam Pengembangan Kurikulum
LANDASAN
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM
A. PENDAHULUAN
Perkembanagan IPTEK membawa pengaruh yang besar terhadap
kehidupan social dan kebudayaan umat manusia, yang meliputi beberapa aspek
antara lain komunikasi, transportasi, mekanisasi industri, pertanian dan
persenjataan, termasuk di dalamnya adalah pendidikan. Perkembangan IPTEK di
samping banyak menimbulkan perubahan dalam nilai-nilai,--baik nilai social,
budaya, spiritual, intelektual maupun material—juga menimbulkan kebutuhan baru,
aspirasi baru dan sikap hidup baru.
Hal itu menuntut perubahan pada sistem dan isi
pendidikan yang diwujudkan dalam rekonstruksi kurikulum. Mengingat pendidikan
bukan hanya mewariskan nilai-nilai dan hasil kebudayaan lama, tetapi juga
mempersiapkan SDM unggul agar mampu hidup pada masa kini dan yang akan datang. Perkembangan
IPTEK secara langsung maupun tidak langsung membawa pengaruh terhadap kurikulum
pendidikan. Pengaruh langsung dari perkembangan ini adalah memberikan
isi/materi atau bahan yang akan disampaikan dalam pendidikan.
Pengaruh tidak langsung dari perkembangan IPTEK ini
menyebabkan perkembangan masyarakat, yang tentunya menimbulkan
problema-problema baru yang menuntut pemecahan masalah dengan pengetahuan dan
ketrampilan baru yang dikembangkan dalam pendidikan. Oleh sebab itu, perlunya
usaha-usaha yang terus menerus dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran
agar selaras dengan perkembangan zaman.
Usaha-usaha tersebut antara lain meliputi:
1)
Perbaikan kurikulum secara
terus menerus dapat di up date
2)
Isi muatan kurikulum dapat
memenuhi kebutuhan stake holders
3)
Isu-isu global perkembangan
kontemporer dan nilai-nilai kearifan potensi local menjadi basic pendekatan
kurikulum
4)
Pengembangan metode pengajaran
yang bervariasi
5)
Penggunaan multimedia dalam
pembelajaran
Akibat pengaruh globalisasi yang ditandai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, memberikan dampak tersendiri bagi
kehidupan manusia, baik dampak yang positif maupun maupun yang negatif. Dampak
yang positif salah satunya memberikan kemudahan bagi manusia memenuhi
kebutuhannya secara cepat, efektif dan efisien di segala lini aktivitas
kehidupan. Sebaliknya dampak negatifnya tak kurang banyak, termasuk di dalamnya
sifat ketergantungan manusia olehn kemudahan fasilitas, di samping
dampak-dampak lainnya yang berhubungan dengan kehidupan social.
Implikasi nyata dalam dunia pendidikan membawa pengaruh
terhadap model pendidikan dimana tuntutan kurikulum dan pengajaran harus selalu
up to date terus menerus, disesuaikan dengan perkembangan yang ada, agar hasil
dari pengembangan kurikulum tidak ketinggalan zaman. Kenyataan seperti
sebagaimana digambaarkan filsafat progresivisme yang memandang bahwa kemajuan
yang telah dicapai oleh manusia dewasa ini karena kemampuan manusia dalam mengembangkanberbagai
ilmu, baik ilmu-ilmu social, budaya, maupun ilmu pengetahuan alam.
Ide-ide sentral pendidikan yang dikembangkan dalam
progresivisme ini berkisar pada penerapan dari konsep-konsep rasionalitas,
kebebasan dan kesamaan. Pendidikan adalah distribusi demokratis dan
rasionalitas dengan perlakuan yang seimbang (kewajiban dan hak) antara
kebebasan dan kesamaan pada subjek didik. Hal ini sebagaimana dikatakan Imam
Barnadib bahwa menurut teori SDM, suasana pendidikan (kurikulum dan aspek-aspek
pembelajaran) mengikuti konsep pendidikan yang berpusat pada siswa dan
mengutamakan perhatiannya ke masa depan daripada masa lalu, yaitu tuntutan
untuk survive mengikuti perkembangan zaman, terutamanya perkembangan informasi
dan ilmu pengetahuan teknologi.
B. PEMBAHASAN
1.
Definisi Ilmu, Pengetahuan, dan Teknologi
Ilmu adalah
seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi
kenyataan dalam alam manusia (Meliono:2007). Segi-segi ini dibatasi agar
dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan
membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari
keterbatasannya. Contoh: Ilmu Alam
hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi kedalam hal yang bahani
(materiil saja) atau ilmu
psikologi hanya bisa meramalkan perilaku manusia jika membatasi
lingkup pandangannya ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang kongkrit.
Berkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa
jauhnya matahari dari bumi, atau ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi
sesuai untuk menjadi perawat.
Secara Etimologi kata ilmu sendiri
merupakan kata serapan dari bahasa Arab "ilm" yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam
kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu
pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial,
dan lain sebagainya.
Syarat-syarat
sesuatu dapat dikatakan sebagai ilmu,
berbeda dengan pengetahuan,
ilmu merupakan pengetahuan khusus dimana seseorang mengetahui apa penyebab
sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat
disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh
paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu. Syarat-syarat tersebut
antara lain sebagai berikut :
1)
Objektif. Ilmu harus
memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat
hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat
bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam
mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu
dengan objek, dan karenanya disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan
subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
2)
Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan
terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini
adalah harus terdapat cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis
berasal dari kata Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum
metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode
ilmiah.
3)
Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu
objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis
sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu ,
mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang
tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu
yang ketiga.
4)
Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang
bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º.
Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu
sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan
ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk
mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks
dan tertentu pula.
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat
yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak
dibatasi pada deskripsi,
hipotesis, konsep, teori, prinsip
dan prosedur yang secara Probabilitas
Bayesian adalah benar
atau berguna.
Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan
diperoleh manusia melalui pengamatan akal.Pengetahuan muncul ketika seseorang
menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang
belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya (Meliono:2007). Misalnya ketika
seseorang mencicipi masakan
yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan
aroma masakan tersebut.
Pengetahuan yang lebih
menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris atau pengetahuan
aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan melakukan pengamatan dan observasi yang dilakukan
secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang
menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukiskan dan
menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala yang ada pada objek empiris
tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi
berulangkali. Misalnya, seseorang yang sering dipilih untuk memimpin organisasi
dengan sendirinya akan mendapatkan pengetahuan tentang manajemen organisasi.
Selain pengetahuan
empiris, ada pula pengetahuan yang didapatkan melalui akal budi yang kemudian
dikenal sebagai rasionalisme.
Rasionalisme lebih menekankan pengetahuan yang bersifat apriori; tidak
menekankan pada pengalaman. Misalnya pengetahuan tentang matematika. Dalam matematika, hasil 1 + 1 =
2 bukan didapatkan melalui pengalaman atau pengamatan empiris, melainkan
melalui sebuah pemikiran logis akal budi. Pengetahuan tentang keadaan sehat dan
sakit adalah pengalaman seseorang tentang keadaan sehat dan sakitnya seseorang
yang menyebabkan seseorang tersebut bertindak untuk mengatasi masalah sakitnya
dan bertindak untuk mempertahankan kesehatannya atau bahkan meningkatkan status
kesehatannya. Rasa sakit akan menyebabkan seseorang bertindak pasif dan atau
aktif dengan tahapan-tahapannya.
Pengetahuan seseorang
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
·
Pendidikan
Pendidikan” adalah sebuah
proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat
kita kerucutkan sebuah visi pendidikan yaitu mencerdaskan manusia.
·
Media
Media yang secara khusus
didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Jadi contoh dari media
massa ini adalah televisi, radio, koran, dan majalah.
·
Keterpaparan informsi
Pengertian informasi
menurut Oxfoord English Dictionary, adalah “that
of which one is apprised or told: intelligence, news”. Kamus lain
menyatakan bahwa informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui. Namun ada pula
yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu istilah
informasi juga memiliki arti yang lain sebagaimana diartikan oleh RUU teknologi
informasi yang mengartikannya sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan,
menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisa, dan menyebarkan informasi
dengan tujuan tertentu.
Sedangkan informasi
sendiri mencakup data, teks, image, suara, kode, program komputer, databases .
Adanya perbedaan definisi informasi dikarenakan pada hakekatnya informasi tidak
dapat diuraikan (intangible),
sedangkan informasi itu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh
dari data dan observasi terhadap dunia sekitar kita serta diteruskan melalui
komunikasi Teknologi adalah sebuah terminologi yang berasal dari
Barat / Yunani, yaitu "technology". Dia merupakan penerapan atau
implementasi dari ilmu pengetahuan dan rekayasa untuk tujuan tertentu
(Meliono:2007). Tujuan tertentu ini antara lain untuk pemecahan suatu masalah
(problem solving), untuk menghasilkan suatu produk, dan sebagainya.
Teknologi adalah satu
ciri yang mendefinisikan hakikat manusia yaitu bagian dari sejarahnya meliputi
keseluruhan sejarah. Teknologi, menurut (Nasution:1994) berkaitan erat dengan
sains (science) dan perekayasaan (engineering). Dengan kata lain,
teknologi mengandung dua dimensi, yaitu sciencedan
engineeringyang saling berkaitan satu
sama lainnya. Sains mengacu pada pemahaman kita tentang dunia nyata sekitar
kita, artinya mengenai ciri-ciri dasar pada dimensi ruang, tentang materi dan
energi dalam interaksinya satu terhadap lainnya.
Makna Teknologi, menurut
Capra (2004, 106 dalam www.technology-article.com) seperti makna ‘sains’, telah
mengalami perubahan sepanjang sejarah. Teknologi, berasal dari literatur Yunani,
yaitu technologia, yang diperoleh dari asal kata techne, bermakna wacana seni.
Ketika istilah itu pertama kali digunakan dalam bahasa Inggris di abad ketujuh
belas, maknanya adalah pembahasan sistematis atas ‘seni terapan’ atau
pertukangan, dan berangsur-angsur artinya merujuk pada pertukangan itu sendiri.
Pada abad ke-20, maknanya diperluas untuk mencakup tidak hanya alat-alat dan
mesin-mesin, tetapi juga metode dan teknik non-material. Yang berarti suatu
aplikasi sistematis pada teknik maupun metode. Sekarang sebagian besar definisi
teknologi, lanjut Capra (2004, 107) menekankan hubungannya dengan sains. Ahli
sosiologi Manuel Castells seperti dikutip Capra (2004, 107) mendefinisikan
teknologi sebagai ‘kumpulan alat, aturan dan prosedur yang merupakan penerapan
pengetahuan ilmiah terhadap suatu pekerjaan tertentu dalam cara yang
memungkinkan pengulangan.
Akan tetapi, dijelaskan
oleh Capra (107) teknologi jauh lebih tua daripada sains. Asal-usulnya pada
pembuatan alat berada jauh di awal spesies manusia, yaitu ketika bahasa,
kesadaran reflektif dan kemampuan membuat alat berevolusi bersamaan. Sesuai
dengannya, spesies manusia pertama diberi nama Homo habilis (manusia terampil) untuk menunjukkan kemampuannya
membuat alat-alat canggih. Dari perspektif sejarah, seperti digambarkan oleh (Nasution:1994)
teknologi merupakan salah satu ciri khusus kemuliaan manusia bahwa dirinya
tidak hidup dengan makanan semata.
Teknologi merupakan
cahaya yang menerangi sebagian sisi non material kehidupan manusia. Teknologi,
lanjut (Nasution:1994) merupakan syarat yang memungkinkan konstituen-konstituen
non material kehidupan manusia, yaitu perasaan dan pikiran , institusi, ide dan
idealnya. Teknologi adalah sebuah manifestasi langsung dari bukti kecerdasan
manusia. Dari pandangan semacam itu, kemudian teknologi berkembang lebih jauh
dari yang dipahami sebagai susunan pengetahuan untuk mencapai tujuan praktis
atau sebagai sesuatu yang dibuat atau diimplementasikan serta metode untuk
membuat atau mengimplementasikannya.
Dua pengertian di atas
telah digantikan oleh interpretasi teknologi sebagai pengendali lingkungan
seperti kekuasaan politik di mana kebangkitan teknologi Barat telah menaklukkan
dunia dan sekarang telah digunakan di era dunia baru yang lebih ganas. Untuk
memperjelas statement tersebut, kita coba menelaah teknologi secara lebih dalam
lagi. Melihat substansi teknologi secara lebih komprehensif, yaitu konsepsi
teknologi dari kerangka filsafat.
2.
Dampak Perkembangan Teknologi Bagi Kehidupan Manusia
Pada satu sisi, perkembangan dunia IPTEK yang demikian
mengagumkan itu memang telah membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan
peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut
kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh
perangkat mesin-mesin otomatis, Demikian juga ditemukannya formulasi-formulasi
baru kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak
manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktifitas manusia.
Ringkas kata kemajuan IPTEK yang telah kita capai
sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan
kenyamanan bagi kehidupan umat manusia. Sumbangan IPTEK terhadap peradaban dan
kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula
menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa IPTEK mendatangkan malapetaka dan
kesengsaraan bagi manusia.
Kalaupun teknologi mampu mengungkap semua tabir rahasia
alam dan kehidupan, tidak berarti teknologi sinonim dengan kebenaran. Sebab
iptek hanya mampu menampilkan kenyataan . Kebenaran yang manusiawi haruslah
lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur
keadilan. Tentu saja iptek tidak mengenal moral kemanusiaan, oleh karena iptek
tidak pernah bisa menjadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-masalah
manusia.
Bagi masyarakat sekarang, iptek sudah merupakan suatu
religion. Pengembangan iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang
ada. Sementara orang bahkan memuja iptek sebagai liberator yang akan
membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia. Iptek diyakini akan memberi
umat manusia kesehatan, kebahagiaan dan imortalitas.
Sumbangan iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan
manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri
akan kenyataan bahwa iptek mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi
manusia. Dalam peradaban modern yang muda, terlalu sering manusia terhenyak
oleh disilusi dari dampak negatif iptek terhadap kehidupan umat manusia.
Kalaupun iptek mampu mengungkap semua tabir rahasia alam
dan kehidupan, tidak berarti iptek sinonim dengan kebenaran. Sebab iptek hanya
mampu menampilkan kenyataan. Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari
sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan. Tentu
saja iptek tidak mengenal moral kemanusiaan, oleh karena itu iptek tidak pernah
bisa mejadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-masalah kemanusiaan.
Dampak positif dan dampak negativ dari
perkembanganteknologi dilihat dari berbagai bidang:
1. Bidang
Informasi dan komunikasi
Dalam bidang informasi dan komunikasi telah terjadi kemajuan yang
sangat pesat. Dari kemajuan dapat kita rasakan dampak positipnya antara lain:
a. Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi
yang akurat dan terbaru di bumi bagian manapun melalui internet
b. Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun
keluarga yang sangat jauh hanya dengan melalui handphone
c. Kita mendapatkan layanan bank yang dengan sangat
mudah.
Disamping keuntungan-keuntungan yang kita peroleh
ternyata kemajuan kemajuan teknologi tersebut dimanfaatkan juga untuk hal-hal
yang negatif, antara lain:
a. Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris (Kompas)
b. Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang
terdapat di internet yang bisa disalah gunakan fihak tertentu untuk tujuan
tertentu
c. Kerahasiaan alat tes semakin terancam
Melalui internet kita dapat memperoleh informasi tentang
tes psikologi, dan bahkan dapat memperoleh layanan tes psikologi secara
langsung dari internet.
d. Kecemasan teknologi
Selain itu ada kecemasan skala kecil akibat teknologi
komputer. Kerusakan komputer karena terserang virus, kehilangan berbagai file
penting dalam komputer inilah beberapa contoh stres yang terjadi karena
teknologi. Rusaknya modem internet karena disambar petir.
2. Bidang Ekonomi
dan Industri
Dalam bidang ekonomi teknologi berkembang sangat pesat.
Dari kemajuan teknologi dapat kita rasakan manfaat positifnya antara lain:
1. Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi
2. Terjadinya industrialisasi
3. Produktifitas dunia industri semakin meningkat
Kemajuan teknologi akan meningkatkan kemampuan
produktivitas dunia industri baik dari aspek teknologi industri maupun pada
aspek jenis produksi. Investasi dan reinvestasi yang berlangsung secara
besar-besaran yang akan semakin meningkatkan produktivitas dunia ekonomi. Di
masa depan, dampak perkembangan teknologi di dunia industri akan semakin
penting.
Tanda-tanda telah menunjukkan bahwa akan segera muncul
teknologi bisnis yang memungkinkan konsumen secara individual melakukan kontak
langsung dengan pabrik sehingga pelayanan dapat dilaksanakan secara langsung
dan selera individu dapat dipenuhi, dan yang lebih penting konsumen tidak perlu
pergi ke toko.
Meskipun demikian ada pula dampak negatifnya antara
lain;
1. Terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak
mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan
2. Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat
pada era globalisasi akan juga melahirkan generasi yang secara moral mengalami
kemerosotan: konsumtif, boros dan memiliki jalan pintas yang bermental
“instant”.
3. Bidang Sosial
dan Budaya
Akibat kemajuan teknologi bisa kita lihat perubahan pada masyarakat
diantaranya adalah :
1. Perbedaan
kepribadian pria dan wanita.
Banyak pakar yang berpendapat bahwa kini semakin besar
porsi wanita yang memegang posisi sebagai pemimpin, baik dalam dunia
pemerintahan maupun dalam dunia bisnis. Bahkan perubahan perilaku ke arah
perilaku yang sebelumnya merupakan pekerjaan pria semakin menonjol. Data yang
tertulis dalam buku Megatrend for Women:From Liberation to Leadership yang
ditulis oleh Patricia Aburdene & John Naisbitt (1993) menunjukkan bahwa
peran wanita dalam kepemimpinan semakin membesar. Semakin banyak wanita yang
memasuki bidang politik, sebagai anggota parlemen, senator, gubernur, menteri,
dan berbagai jabatan penting lainnya.
2. Meningkatnya
rasa percaya diri
Kemajuan ekonomi di negara-negara Asia melahirkan
fenomena yang menarik. Perkembangan dan kemajuan ekonomi telah meningkatkan
rasa percaya diri dan ketahanan diri sebagai suatu bangsa akan semakin kokoh.
Bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat melecehkan bangsa-bangsa Asia.
3. Tekanan
Kompetisi yang tajam di pelbagai aspek kehidupan sebagai
konsekuensi globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan pekerja
keras meskipun demikian kemajuan teknologi akan berpengaruh negatip pada aspek
budaya:
1. Kemerosotan moral di kalangan
warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan pelajar. Kemajuan kehidupan
ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya pemenuhan berbagai keinginan
material, telah menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi “kaya dalam
materi tetapi miskin dalam rohani”.
2. Kenakalan dan tindak menyimpang
di kalangan remaja semakin meningkat semakin lemahnya kewibawaan
tradisi-tradisi yang ada di masyarakat, seperti gotong royong dan
tolong-menolong telah melemahkan kekuatan-kekuatan sentripetal yang berperan
penting dalam menciptakan kesatuan sosial. Akibat lanjut bisa dilihat bersama,
kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja dan pelajar semakin
meningkat dalam berbagai bentuknya, seperti perkelahian, corat-coret,
pelanggaran lalu lintas sampai tindak kejahatan.
3. Pola
interaksi antar manusia yang berubah
Kehadiran komputer pada kebanyakan
rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola interaksi keluarga.
Komputer yang disambungkan dengan telpon telah membuka peluang bagi siapa saja
untuk berhubungan dengan dunia luar. Program internet relay chatting (IRC),
internet, dan e-mail telah membuat orang asyik dengan kehidupannya sendiri.
Selain itu tersedianya berbagai warung internet (warnet) telah memberi peluang
kepada banyak orang yang tidak memiliki komputer dan saluran internet sendiri
untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui internet. Kini semakin banyak
orang yang menghabiskan waktunya sendirian dengan komputer. Melalui program
internet relay chatting (IRC) anak-anak bisa asyik mengobrol dengan teman dan
orang asing kapan saja.
4. Bidang
Pendidikan
Teknologi mempunyai peran yang sangat penting dalam
bidang pendidikan antara lain :
1. Munculnya media massa, khususnya
media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan. Dampak dari hal ini
adalah guru bukannya satu-satunya sumber ilmu pengetahuan.
2. Munculnya metode-metode
pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam proses
pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi terciptalah metode-metode baru yang
membuat siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak, karena materi tersebut
dengan bantuan teknologi bisa dibuat abstrak.
3. Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka
Dengan kemajuan teknologi proses
pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga
menggunakan jasa pos internet dan lain-lain.
Disamping itu juga muncul dampak negatif dalam proses pendidikan
antara lain :
1. Kerahasiaan
alat tes semakin terancam
Program tes inteligensi seperti tes Raven, Differential Aptitudes
Test dapat diakses melalui compact disk.. Implikasi dari permasalahan ini
adalah, tes psikologi yang ada akan mudah sekali bocor, dan pengembangan tes
psikologi harus berpacu dengan kecepatan pembocoran melalui internet tersebut.
2. Penyalah gunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu
untuk melakukan tindak kriminal.
Kita tahu bahwa kemajuan di badang pendidikan juga mencetak generasi
yang berepngetahuan tinggi tetapi mempunyai moral yang rendah. Contonya dengan
ilmu komputer yang tingi maka orang akan berusaha menerobos sistem perbangkan
dan lain-lain.
3.
IPTEK Sebagai Landasan Pengembangan Kurikulum
Istilah “Kurikulum”
memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh pakar-pakar dalam bidang
pengembangan kurikulum sejak dulu sampai dewasa ini. Tafsiran-tafsiran tersebut
berbeda-beda satu dengan yang lainnya, sesuai dengan titik berat inti dan
pandangan dari pakar yang bersangkutan. Istilah kurikulum berasal dari bahas
latin, yakni “Curriculae”, artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang
pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang
harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah.
Kurikulum ialah sejumlah mata ajaran yang harus
ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah
pengetahuan. Mata ajaran (subject matter) dipandang sebagai pengalaman orang tua atau
orang-orang pandai masa lampau, yang telah disusun secara sistematis dan logis.
Mata ajaran tersebut mengisis materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa,
sehingga memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan yang berguna baginya (Hamalik:2007).
Kurikulum adalah serangkaian mata ajar
dan pengalaman belajar yang mempunyai tujuan tertentu, yang diajarkan dengan
cara tertentu dan kemudian dilakukan evaluasi. (Badan Standardisasi Nasional
SIN 19-7057-2004 tentang Kurikulum Pelatihan Hiperkes dan Keselamatan Kerja
Bagi Dokter Perusahaan). Dari berbagai macam pengertian kurikulum
diatas kita dapat menarik garis besar pengertian kurikulum yaitu :
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Pada awalnya, ilmu pengetahuan
dan tekhnologi yang dimiliki manusia masih relatif sederhana, namun sejak abad
pertengahan mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai penemuan teori-teori
baru terus berlangsung hingga saat ini dan dipastikan kedepannya akan terus
semakin berkembang. Akal manusia telah mampu menjangkau hal-hal yang sebelumnya
merupakan sesuatu yang tidak mungkin. Pada jaman dahulu kala, mungkin orang
akan menganggap mustahil kalau manusia bisa menginjakkan kaki di Bulan, tetapi
berkat kemajuan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada pertengahan
abad ke-20, pesawat Apollo berhasil mendarat di Bulan dan Neil Amstrong
merupakan orang pertama yang berhasil menginjakkan kaki di Bulan.
Kemajuan cepat dunia dalam
bidang informasi dan teknologi dalam dua dasa warsa terakhir telah berpengaruh
pada peradaban manusia melebihi jangkauan pemikiran manusia sebelumnya.
Pengaruh ini terlihat pada pergeseran tatanan sosial, ekonomi dan politik yang
memerlukan keseimbangan baru antara nilai-nilai, pemikiran dan cara-cara
kehidupan yang berlaku pada konteks global dan lokal.
Selain itu, dalam abad
pengetahuan sekarang ini, diperlukan masyarakat yang berpengetahuan melalui
belajar sepanjang hayat dan standar mutu tinggi. Sifat pengetahuan dan
keterampilan yang harus dikuasai masyarakat sangat beragam dan canggih,
sehingga diperlukan kurikulum yang disertai dengan kemampuan meta-kognisi dan
kompetensi untuk berfikir dan belajar bagaimana belajar (learning to learn)
dalam mengakses, memilih dan menilai pengetahuan, serta menngatasi situasi yang
ambigu dan antisipatif terhadap ketidakpastian.
Perkembangan dalam bidang Ilmu
Pengetahuan dan Tekhnologi, terutama dalam bidang transportasi dan komunikasi
telah mampu merubah tatanan kehidupan manusia. Oleh karena itu, kurikulum
seyogyanya dapat mengakomodir dan mengantisipasi laju perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi untuk kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia.
.
C.
KESIMPULAN
Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa
tenaga pendidik untuk mengadopsinya teknologi dari berbagai bidang teknologi
ke dalam penyelenggaraan pendidikan.
Pendidikan yang berkaitan erat dengan proses penyaluran pengetahuan haruslah
mendapat perhatian yang proporsional dalam bahan ajaran, dengan demikian
pendidikan bukan hanya berperan dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut
menyiapkan manusia yang sadar IPTEK dan calon pakar IPTEK itu. Selanjutnya
pendidikan akan dapat mewujudkan fungsinya dalam pelestarian dan pengembangan
iptek tersebut.
Iptek merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk
mencapai kehidupan yang lebih baik, yang dimualai pada permulaan kehidupan
manusia. Lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur sekolah harus mampu
mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan iptek. Bahan ajar sejogjanya
hasil perkembangan iptek mutahir, baik yang berkaitan dengan hasil perolehan
informasi maupun cara memproleh informasi itu dan manfaatnya bagi masyarakat.
D.
DAFTAR RUJUKAN
Depdikbud.
1994. Kurikulum Sekolah Menengah Umum: Landasan, Program dan Pengembangan.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Hamalik, Oemar.
2007. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara
Meliono, Irmayanti, dkk. 2007.
MPKT Modul 1. Jakarta: Lembaga
Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Nasution,
S. 1994. Asas-Asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.
Pusat
Kurikulum, Balitbang Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Jakarta.
http://www.ktsp.diknas.go.id
(diakses 03 April 2010)
http://www.kopertis4.or.id
(diakses 03 April 2010)
www://www.bsn.or.id/SNI
(diakses 06 April 2010)
0 komentar: