Jumat, 25 April 2014

Kurikulum Pendidikan Kejuruan - Model Konsep Kurikulum



MODEL KONSEP KURIKULUM

A.   PENDAHULUAN

Istilah kurikulum pada zaman Yunani kunoberasal dari kata “Curee” yang berarti “tempat pertandingan”. Kurir artinya orang yang bertugas menyampaikan berita dari suatu tempat ke tempat lain. Kurikulum diartikan “jarak yang harus ditempuh dalam suatu perlombaan lari” atau “race cource”. Analog dengan makna di atas, kurikulum dalam pendidikan diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran dan materi yang harus dikuasai peserta didik untuk memperoleh ijasah tertentu. Dengan kurikulum ini, kurikulum digunakan untuk pertama kali dalam bidang pendidikan.
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan. Kurikulum dapat dilihat dari tiga dimensi, yaitu: sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai rencana.

Menurut Suharsimi (2007, 56) disebutkan ada 4 (empat)  model kurikulum yang berkembang hingga saat ini, yaitu:
1. Model kurikulum Sobjek akademik
2. Model kurikulum Humanistik
3. Model kurikulum rekonstruksi sosial
4. Model kurikulum Teknologi

B. KAJIAN

1.    KURIKULUM SUBJEK AKADEMIS

Merupakan model konsep kurikulum yang paling tua, sejak sekolah yang pertama dulu berdiri. Kurikulum ini menekankan pada isi atau materi pelajaran yang bersumber dari disiplin ilmu. Penyusunannya relatif mudah, praktis, dan mudah digabungkan dengan model yang lain. Kurikulum ini bersumber dari pendidikan klasik, perenalisme dan esensialisme, berorientasi pada masa lalu. Kurikulum subjek akademi lebih mengutamakan isi pendidikan. Isi pendidikan diambil dari setiap disiplin ilmu sesuai dengan bidang disiplinnya para ahli , masing – masing telah mengembangkan ilmu secara sistematis , logis , dan solid.
Belajar adalah menguasai ilmu sebanyak-banyaknya. Orang yang berhasil dalam belajar adalah orang menguasai seluruh atau sebagian besar isi pendidikan yang diberikan atau disiapkan oleh guru.Fungsi pendidikan adalah memelihara dan mewariskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan nilai-nilai budaya masa lalu kepada generasi yang baru.

Menurut kurikulum ini, belajar adalah berusaha menguasai isi atau materi pelajaran sebanyak-banyaknya. Kurikulum subjek akademik tidak berarti terus tetap hanya menekankan materi yang disampaikan, dalam sejarah perkembangannya secara berangsur-angsur memperhatikan juga proses belajar yang dilakukan peserta didik. Proses belajar yang dipilih tergantung pada segi apa yang dipentingkan dalaam materi pelajaran tersebut.

Ada 3 pendekatan dalam perkembangan kurikulum subyek akademis:
1.    Melanjutkan pendekatan struktur pengetahuan, murid – murid belajar bagaimana memperoleh dan menguji fakta – fakta dan buka sekedar mengingat – ingatnya.
2.    Studi yang bersifat integratif ini merupakan respon terhadap perkembangan masyarakat yang menuntut model – model pengetahuan yang lebih komprehensif – terpadu.
3.    Pendekatan yang dilaksanakan pada sekolah fundamentalis. Mereka tetap mengajar berdasar mata pelajaran dengan menekankan membaca, menulis, dan memecahkan masalah matematis. Pelajaran yang lain dipelajari tanpa dihubungkan dengan kebutuhan praktis pemecahan masalah dalam kehidupan.

Konsep Dasar
Anak atau siswa adalah yang pertama dan utama dalam pendidikan. Mereka adalah subjek yang menjadi pusat kegiatan pendidikan. Tugas Guru adalah menciptakan situasi yang permisif yang mendorong siswa untuk mencari dan mengembangkan pemecahan sendiri.

Ciri kurikulum Subjek Akademis
1.    Tujuan Kurikulum subjek akademi adalah pemberian pengetahuan yang solid serta melatih para siswa menggunakan ide-ide dan proses penelitian.
2.    Metode yang paling banyak digunakan dalam kurikulum subjek akademis adalah metode ekspositori dan inkuiri.
3.    Evaluasi, Kurikulum subjek akademi menggunakan bentuk yang bervariasi disesuaikan dengan tujuan dan sifat mata pelajaran.
4.    Berkenaan dengan tujuan , metode , organisasi isi dan evaluasi.
5.    Organisasi isi antara lain:
·         Correlated curriculum
·         Unified atau Concentrated curriculum
·         Integrated curriculum
·         Problem Solving curriculum        
6.    Evaluasi bervariasi disesuaikan dengan tujuan dan sifat mata pelajaran.


Mengatasi Masalah Disiplin Ilmu
  1. Mengusahakan adanya penguasaan yang menyeluruh dengan menekankan pada bagaimana cara menguji kebenaran atau mendapatkan pengetahuan.
  2. Mengutamakan kebutuhan masyarakat dan aspek-aspek dari disiplin ilmu  yang sangat diperlukan dalam kehidupan masyarakat.
  3. Menekankan pengetahuan dasar, yaitu pengetahuan-pengetahuan yang menjadi dasar bagi penguasaan disiplin-disiplin ilmu yang lainnya.

Para Pengembang Kurikulum subjek akademi lebih mengutamakan penyusunan bahan secara logis dan sistematis daripada menyelaraskan urutan bahan dengan kemampuan berfikir anak.

Metode Inkuiri
“Metode inkuiri adalah cara penyajian pelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru. Metode ini melibatkan peserta didik dalam proses-proses mental dalam rangka penemuannya “(Sumantri, 1998/1999:164).

Dari pengertian diatas dapat diartikan bahwa metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa menemukan sendiri konsep-konsep ilmu pengetahuan dengan cara melakukan percobaan.
Metode inkuiri merupakan metode yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan sejumlah informasi dengan atau tanpa bantuan guru.

Penerapan yang akan dilakukan dalam penelitian ini menekankan pada kegiatan pengamatan, eksperimen dan diskusi terhadap sifat-sifat cahaya dengan maksud agar siswa dapat belajar lebih aktif dan lebih bermakna.

Metode inkuiri merupakan salah satu metode mengajar. Istilah metode penemuan/ inkuiri (discovery methode) didefinisikan sebagai suatu prosedur yang menekankan belajar secara individual, manipulasi objek atau pengaturan / pengkondisian objek, dan eksperimentasi lain oleh siswa sebelum generalisasi atau penarikan kesimpulan dibuat (Gilstrop, 1975:63)

Inkuiri adalah suatu metode yang digunakan dalam pembelajaran (fisika/Sains) dan mengacu pada salah satu cara untuk mempertanyakan, mencari pengetahuan atau informasi atau mempelajari suatu gejala. (Koes, 2003:12)


2.    KURIKULUM HUMANISTIK

Konsep Dasar
      Bertolak dari asumsi bahwa anak / siswa adalah yang pertama dan utama, menjadi pusat kegiatan pendidikan mempunyai potensi, punya kemampuan, dan kekuatan untuk berkembang. Tugas guru adalah menciptakan situasi yang permisif yang mendorong siswa untuk mencari dan mengembangkan pemecahan sendiri. Berdasarkan konsep aliran pendidikan pribadi (John Dewey dan J.J. Rousseau). Siswa sebagai subjek yang menjadi pusat kegiatan pendidikan (menekankan peranan siswa). Tujuan pengajarannya yaitu memperluas kesadaran diri sendiri dan mengurangi kerenggangan dan keterasingan dari lingkungan.


Terdapat beberapa aliran yang termasuk dalam pendidikan humanistik, yaitu:
1.    Konfluen, menekankan keutuhan pribadi. Individu merespon secara utuh (pikiran, perasaan, tindakan) terhadap kesatuan yang menyeluruh dari lingkungan. Kurikulum Konfluen dikembangkan oleh para ahli pendidikan konfluen, yang ingin menyatukan segi-segi afektif (sikap, perasaan, nilai) dengan segi-segi kognitif (kemampuan intelektual).
Kurikulum hendaknya mempersiapkan berbagai alternatif yang dapat dipilih murid dalam proses bersikap, berperasaan dan memberi pertimbangan nilai.

p  Beberapa ciri kurikulum konfluen :
1.    Partisipasi
2.    Integrasi
3.    Relevansi
4.    Pribadi Anak
5.    Tujuan
p  Metode belajar konfluen :
1.    Topik – topik yang mengandung Self Judgement
2.    Materi disajikan dalam bentuk yang belum selesai , tema atau isu – isu yang muncul secara spontan
p  Pengajaran humanistik memfokuskan proses aktualisasi diri

2.    Kritikisme Radikal , membantu anak menemukan dan mengembangkan sendiri segala potensi yang dimilikinya. Bersumber dari aliran Naturalisme / Romantisme Rousseau.
3.    Mistikisme Modern , menekankan latihan dan pengembangan kepekaan perasaan, kehalusan budi pekerti melalui sensitivity traning , yoga , dsb.

Karakteristik Kurikulum Humanistik:
1.    Berkenaan dengan tujuan, metode, organisasi isi dan evaluasi, proses perkembangan pribadi yang dinamis.
2.    Menuntut hubungan yang emosional yang baik antara guru dan murid.
3.    Menekankan integrasi intelektual, emosional, dan tindakan.
4.    Evaluasi lebih mengutamakan proses daripada hasil, tidak ada kriteria, penilaian bersifat subjektif.


3.    KURIKULUM REKONSTRUKSI SOSIAL
Kurikulum ini lebih memusatkan perhatian pada problema-problema yang dihadapinya dalam masyarakat. Kurikulum ini bersumber pada aliran pendidikan interaksional. Harold Rug melihat adanya kesenjangan antara kurikulum dengan masyarakat. Ia menginginkan para siswa dengan pengetahuan dan konsep-konsep yang dimilikinya dapat mengidentifikasi dan memecahkan masalah-masalah sosial.

Desain kurikulum rekonstruksi sosial
1.    Asumsi, menghadapkan siswa pada tantangan, ancaman , hambatan , gangguan yang dihadapi manusia. Tantangan tersebut perlu didekati dari bidang – bidang seperti ekonomi , sosiologi , psikologi , dll. Hal ini dapat dikaji dalam kurikulum.
2.    Kegiatan belajar dipusatkan pada masalah-masalah sosial mendesak.
3.    Pola – pola organisasi.Pada tingkat sekolah menengah, pola organisasi disusun seperti sebuah roda , ditengah sebagai poros masalah yang menjadi tema utama , di bahas secara pleno.
4.    Tujuan dan Isi kurikulum, setiap tahun program pendidikan mempunyai tujuan-tujuan yang berbeda disesuaikan dengan masalah sosial yang ada disuatu tempat.
5.    Metode, dalam pembelajaran rekonstruksi sosial pengembang kurikulum berusaha mencari keselarasan antara tujuan-tujuan nasional dengan tujuan peserta didik.
6.    Evaluasi, dalam kegiatan evaluasi ara peserta didik juga dipartisipasikan, partisipasi mereka terutama dalam memilih, menyusun, dan menilai bahan yang akan diujikan.

Tujuan dan Isi Kurikulum Rekonstruksi Sosial
a.    Mengadakan survei secara kritis terhadap masyarakat.
b.    Mengadakan studi tentang hubungan antara keadaan ekonomi lokal dan ekonomi nasional.
c.    Menghadapkan siswa pada tantangan, ancaman, hambatan, gangguan yang dihadapi manusia.
d.    Mengkaji praktik politik dalam hubungannya dengan faktor ekonomi.
e.    Memantapkan rencana perubahan praktik politik.
f.     Mengevaluasi semua rencana dengan kriteria.

Metode Rekonstruksi Sosial
Dalam pengajaran rekonstruksi sosial para pengembang kurikulum berusaha mencari keselarasan antara tujuan-tujuan nasional dengan tujuan siswa. Bagi rekonstruksi sosial, belajar merupakan kegiatan bersama, ada ketergantungan antara seorang dengan lainnya. Dalam kegiatan belajar tidak ada kompetisi, yang ada adalah kerja sama dan konsensus.

Pola Desain Kurikulum Rekonstruksi Sosial

Pelaksanaan Pengajaran Rekonstruksi Sosial
Rekonstruksi sosial banyak dilaksanakan didaerah yang belum maju dan tingkat ekonominya masih rendah. Pengajaran diarahkan untuk meningkatkan kondidi kehidupan mereka sesuai potensi yang ada dalam masyarakat , biaya dari pemerintah. Pengajaran rekonstruksi sosial banyak dilaksanakan didaerah-daerah yang tergolong belum maju dan tingkat ekonominya juga belum tinggi. Pelaksanaan pengajaran diarahkan untuk meningkatkan kondisi hidup mereka. Sesuai dengan potensi yang ada dalam masyarakat sekolah mempelajari potensi-potensi tersebut dan berusaha mengembangkannya.


4.    KURIKULUM TEKNOLOGIS

Kurikulum teknologis ada persamaannya dengan aliran pendidikan klasik, yaitu menekankan isi kurikulum, tetapi diarahkan bukan pada pemeliharaan dan pengawetan ilmu tetapi pada penguasaan kompetensi.  Suatu kompetensi yang besar diuraikan menjadi kompetensi yang lebih sempit atau khusus dan akhirnya menjadi perilaku-perilaku yang dapat diamati dan diukur.
Penerapan teknologi dalam bidang pendidikan, khususnya kurikulum dalam 2 bentuk yaitu:
a.    Perangkat lunak , disebut teknologi sistem
Pada bentuk ini pengajaran tidak membutuhkan alat dan media yang canggih, tetapi bahan ajar dan proses pembelajaran disusun secara sistem , alat dan media disesuaikan tetapi tidak terlalu dipentingkan.
b.    Perangkat keras, disebut teknologi alat
Pengajaran disusun secara sistem, dan ditunjang dengan alat dan media pembelajaran. Alat dan media belum terintegrasi dengan progam pembelajaran, bersifat “on – off “.
Bentuk lain yang ditawarkan selain 2 poin diatas adalah progam pengajaran telah disusun secara terpadu antara bahan dan kegiatan pembelajaran dengan alat dan media , misal dalam bentuk kaset audio , video atau film , atau diprogamkan dalam komputer.
Teknologi pendidikan yaitu suatu konsep pendidikan yang mempunyai persamaan dengan pendidikan klasik tentang peranan pendidikan dalam menyampaikan informasi. Namun diantara keduanya ada yang berbeda. Dalam tekonologi pendidikan, lebih diutamakan adalah pembentukan dan penguasaan kompetensi atau kemampuan-kemampuan praktis, bukan pengawetan dan pemeliharaan budaya lama. Dalam konsep pendidikan teknologi, isi pendidikan dipilih oleh tim ahli bidang-bidang khusus. Isi pendidikan berupa data-data obyektif dan keterampilan-keterampilan yang yang mengarah kepada kemampuan vocational . Isi disusun dalam bentuk desain program atau desain pengajaran dan disampaikan dengan menggunakan bantuan media elektronika dan para peserta didik belajar secara individual. Peserta didik berusaha untuk menguasai sejumlah besar bahan dan pola-pola kegiatan secara efisien tanpa refleksi. Keterampilan-keterampilan barunya segera digunakan dalam masyarakat. Guru berfungsi sebagai direktur belajar (director of learning), lebih banyak tugas-tugas pengelolaan dari pada penyampaian dan pendalaman bahan.
Teknologi pendidikan menjadi sumber untuk pengembangan model kurikulum teknologis, yaitu model kurikulum yang bertujuan memberikan penguasaan kompetensi bagi para peserta didik, melalui metode pembelajaran individual, media buku atau pun elektronik, sehingga mereka dapat menguasai keterampilan-keterampilan dasar tertentu.

Ciri-ciri kurikulum teknologis:
a.    Tujuan, diarahkan pada penguasaan kemampuan akademik, kemampuan vokasional, atau kemampuan pribadi yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi.
b.    Metode, kegiatan pembelajaran dipandang sebagai proses mereaksi terhadap stimulus yang diberikan, bila terjadi respons sesuai harapan, maka respons tersebut diperkuat.
c.    Evaluasi dilakukan setiap saat (pada akhir satuan pelajaran maupun semester). Fungsi dari evaluasi ini adalah sebagai umpan balik peserta didik dalam penyempurnaan penguasaan suatu satuan pelajaran, sebagai umpan balik bagi peserta didik pada akhir suatu program atau semester, juga dapat menjadi umpan balik bagi guru dan pengembangan kurikulum untuk penyempurnaan kurikulum.

Pengembangan kurikulum teknologis berpegang pada kriteria:
1.    Prosedur pengembangan kurikulum dinilai dan disempurnakan oleh pengembang kurikulum yang lain.
2.    Hasil pengembangan berbentuk model yang bisa diuji coba ulang dan memberikan hasil yang sama.
            Pelaksanaan pembelajaran mengikuti langkah-langkah sebagai beikut:
a.    Penegasan tujuan
b.    Pelaksanaan pembelajaran
c.    Pengetahuan tentang hasil

KESIMPULAN

Empat aliran atau teori pendidikan memiliki model konsep kurikulum dan praktek pendidikan yang berbeda :
1.    Model konsep kurikulum dari teori pendidikan klasik disebut subyek kurikulum akademis
2.    Model konsep kurikulum pendidikan pribadi disebut kurikulum humanistik
3.    Model konsep kurikulum interaksionis disebut kurikulum rekonstruksi sosial
4.    Model konsep kurikulum teknologi pendidikan disebut kurikulum teknologis

Perbandingan empat model konsep kurikulum berdasarkan tujuan, yaitu:
1.    Kurikulum Subjek akademik: memberi pengetahuan yang solid, serta melatih siswa menggunakan ide-ide dan proses penelitian.
2.    Kurikulum Humanistik: proses perkembangan pribadi yang dinamis
3.    Kurikulum Rekonstrusi sosial: memperluas kesadaran diri sendiri dan mengurangi kerenggangan dan keterasingan dari lingkungan
4.    Kurikulum Teknologi:penguasaan kompetensi yang dirumuskan dalam bentuk perilaku

Perbandingan empat model konsep kurikulum berdasarkan isi, yaitu:
1.    Kurikulum Subjek akademik: diambil dari setiap disiplin ilmu
2.    Kurikulum Humanistik: pengetahuan yang menekankan integrasi intelektual, emosional, dan tindakan
3.    Kurikulum Rekonstrusi sosial:masalah sosial yang mendesak
4.    Kurikulum Teknologi: berbagai disiplin ilmu, perkembangan teknologi, Pemanfaat teknologi dalam pembelajaran;

Perbandingan empat model konsep kurikulum berdasarkan strategi, yaitu:
1.    Kurikulum Subjek akademik: metode ekspositori dan inkuiri.
2.    Kurikulum Humanistik: strataegi yang menekankan  hubungan emosional yang baik antara guru dan murid
3.    Kurikulum Rekonstrusi sosial: strategi yang dapat menyelaraskan antara tujuan nasional dengan tujuan siswa
4.    Kurikulum Teknologi: kegiatan pembelajaran dipandang sebagai proses mereaksi terhadap stimulus yang diberikan, bila terjadi respons sesuai harapan, maka respons tersebut diperkuat.

Perbandingan empat model konsep kurikulum berdasarkan evaluasi, yaitu:
1.    Kurikulum Subjek akademik: bervariasi disesuaikan dengan tujuan dan sifat mata pelajaran. Dalam bidang studi humaniora  digunakan bentuk essay test
2.    Kurikulum Humanistik: mengutamakan proses dari pada hasil. Tidak ada kreteria. Penilaian bersifat subjektif
3.    Kurikulum Rekonstrusi sosial: melibatkan siswa dalam memilih, menyusun, dan menilai bahan yang akan diujikan
4.    Kurikulum Teknologi: Evaluasi dilakukan setiap saat (pada akhir satuan pelajaran maupun semester)


B.   Daftar Rujukan
Daeng Sudirwo. 2002 Otonomi Perguruan Tinggi Hubungannya dengan Otonomi Daerah. Manajerial. Vol .01. No1:72-79
Deddiknas. 2003. Standar Kompetensi Bahan Kajian; Pelayanan Profesional Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Puskur Balitbang.
________. 2003. Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif; Pelayanan Profesional Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Puskur Balitbang
________. 2003. Penilaian Kelas; Pelayanan Profesional Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Puskur Balitbang.
E. Mulyasa.2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep; Karakteristik dan Implementasi. Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya.
_________. 2004. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi; Panduan Pembelajaran KBK. Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya.
_________. 2006. Kurikulum yang Disempurnakan. Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya
Nana Syaodih Sukmadinata. 1997. Pengembangan Kurikum; Teori dan Praktek. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya.
Permendiknas No. 22, 23 dan 24 Tahun 2007
Tim Pengembang MKDK Kurikulum dan Pembelajaran.2002. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UPI.
Uyoh Sadulloh.1994. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: P.T. Media Iptek



0 komentar: