Pengantar Pendidikan
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lembaga pendidikan adalah bagian terpenting suatu
negara dalam bidang kependidikan. Kita tahu bahwa kita dapat menciptakan sumber
daya manusia (SDM) ini melalui lembaga pendidikan. Jadi dengan adanya lembaga
pendidikan dapat berguna dalam penyiapan tenaga kerja yang sudah matang dan
siap untuk bersaing dalam dunia ketenaga kerjaan. Lembaga pendidikan sendiri
dimulai dari keluarga, sekolah serta masyarakat. Ketiga lembaaga ini harus
dilaksanakan dengan baik sehingga dapat menghasilkan SDM yang berkualitas.
Tujuan
- Sebagai penambah ilmu dan wawasan
- Melengkapi tugas makalah
Rumusan masalah
- Apa lembaga pendidikan itu ?
- Bagaimana pendidikan dalam keluarga, sekolah dan masyarakat ?
- Bagaimana hubungan pendidikan keluarga,sekolah dan masyarakat ?
Manfaat
Penulisan
- Bagi dosen
Dapat dijadikan sebagai pertimbangan bahan ajar mata kuliah pengantar pendidikan. - Bagi MahasiswaUntuk menambah pengetahuan tentang pendidikan sebagai sebuah sistem menajemen pengelolaan.
BAB
II
PEMBAHASAN
I. Pengertian
Lembaga Pendidikan
Lembaga Pendidikan merupakan sebuah
institusi pendidikan yang menawarkan pendidikan formal mulai dari jenjang
pra-sekolah sampai ke jenjang pendidikan tinggi, baik yang bersifat umum maupun
khusus (misalnya sekolah agama atau sekolah luar biasa). Lembaga pendidikan
juga merupakan sebuah institusi sosial yang menjadi agen sosialisasi lanjutan
setelah lembaga keluarga. Dalam lembaga pendidikan, seorang anak akan
dikenalkan mengenai kehidupan bermasyarakat yang lebih luas. Lembaga pendidikan
atau yang kerap disebut sekolah juga merupakan sebuah institusi yang akan
mengenalkan berbagai nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Sekolah atau institusi pendidikan
memiliki peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat. Sekolah dapat membantu
seorang anak untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.[1]
Macam-macam Lembaga Pendidikan
a.
Pendidikan
Formal
Pendidikan formal yang sering
disebut pendidikan persekolahan, berupa rangkaian jenjang pedidikan yang telah
baku, misalnya SD, SMP, SMA, dan PT. Pendidikan nonformal lebih difokuskan pada
pemberian keahlian atau skill guna terjun ke masyarakat.
Mengenyam
pendidikan pada institusi pendidikan formal yang
diakui oleh lembaga pendidikan Negara
adalah sesuatu yang wajib dilakukan di
Indonesia Mulai dari anak tukang sapu jalan, anak
tukang dagang martabak mesir, anak tukang jamret,
anak pak tani, anak bisnismen, anak pejabat
tinggi Negara, dan sebagainya harus bersekolah,
minimal 9 tahun lamanya hingga lulus SMP.
Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah yang lahir dan berkembang
secara efektif dan efisien dari pemerintah untuk masyarakat merupakan perangkat
yang berkewajiban untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam menjadi
warga Negara.
Ada beberapa Krateristik proses pendidikan
yang berlangsung di sekolah yaitu;
1. Pendidikan diselengarakan secara
khusus dan dibagi atas jenjang yang memiliki hubungan hierarki
2. Usia anak didik di suatu jenjang
pendidikan relative homogen.
3. Waktu pendidikan relatif lama sesuai
dengan program pendidikan yang harus diselesaikan.
4. Materi atauisi pendidikan lebih
banyak bersifat akademis dan umum.
5. Adanya penekanan tentang kualitas
pendidikan sebagai jawaban kebutuhan dimasa yang akan datang.
Sebagai pendidikan yang bersifat
formal, sekolah mencari fungsi pendidikan berdasarkan asas-asas tanggung jawab;
1. Tanggung jawab formal kelembagaan
sesuai dengan fungsi dan tujuan yang ditetapkan menurut ketentuan-ketentuan
yang berlaku. Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan and
tingkat pendidikan kepadanya masyarakat oleh masyarakat dan bangsa.
2. Tanggungjawab fungsional ialah:
Tanggung jawab professional pengelola dan pelaksana pendidikan yang menerima
ketetapan ini berdasarkan ketentuan-ketentuan jabatannya. tanggung jawab ini
merupakan pelimpahan tanggung jawab dan kepercayaan orang tua (masyarakat)
kepada sekolah dari para guru..
b.
Pendidikan
Non Formal
Pendidikan non formal merupakan
pendidikan alternatif setelah pendidikan formal. Kursus sebagai salah satu
bentuk penyelenggaraan pendidikan pada jalur pendidikan non formal mempunyai
kaitan yang sangat erat dengan jalur pendidikan formal. Selain memberikan
kesempatan bagi peserta didik yang ingin mengembangkan keterampilannya pada
jenis pendidikan tertentu yang telah ada di jalur pendidikan formal juga
memberikan kesempatan bagi masyarakat yang ingin mengembangkan pendidikan
keterampilannya yang tidak dapat ditempuh dan tidak terpenuhi pada jalur
pendidikan formal.
Pendidikan non formal tidak bisa di
pandang sebelah mata. Karena pendidikan non formal sangat penting terutama
dalam hal penguasaan dan pengembangan ketrampilan fungsional. Selain itu
pendidikan non formal lebih berorientasi pada pendidikan yang efektif dan
efisien agar peserta didik dapat belajar dengan mudah dan mencapai tujuan
melalui proses yang hemat waktu dan biaya.
Pendidikan non formal merupakan
usaha masyarakat dalam mencari jalan keluar terhadap persoalan pendidikan
formal yang tidak terjangkau oleh masyarakat. Perhatian pendidikan non formal
lebih terpusat pada usaha-usaha untuk membantu terwujudnya proses pembelajaran
di masyarakat. Hal ini sesuai dengan Pasal 55, UU Sisdiknas No.20 tahun 2003
butir pertama yaitu, Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis
masyarakat pada pendidikan formal dan non formal sesuai dengan kekhasan agama,
lingkungan sosial, dan budaya untuk kepentingan masyarakat.
Pendidikan non formal mempunyai fungsi
membelajarkan individu atau kelompok agar mampu memberdayakan dan mengembangkan
dirinya sehingga mampu beradaptasi terhadap perubahan atau perkembangan zaman.
Berdasarkan fungsi tersebut pendidikan non formal dapat melayani kebutuhan
pendidikan suplemen, pendidikan komplemen, pendidikan kompensasi, pendidikan
substitusi, pendidikan alternatif, pendidikan pengayaan, pendidikan
pemutakhiran (updating), pendidikan / pelatihan keterampilan dan
pendidikan penyesuaian/penyetaraan.
Untuk mengoptimalkan kualitas pendidikan non formal terus
mengalami perkembangan sehingga menghasilkan pendidikan berbasis kompetensi
yang lebih menekankan pada kemampuan yang di miliki oleh setiap peserta didik.
Dalam pelaksanaan proses belajar pendidikan berbasis kompetensi menggunakan
prinsip-prinsip pengembangan yang mencakup pemilihan materi, Strategi, media,
penilaian dan sumber atau bahan pembelajaran sehingga hasil belajar tercapai
sesuai dengan standar kompetensi. Dengan memilih pendidikan berbasis
kompetensi, diharapkan mampu untuk bersaing di era globalisasi saat ini.[2]
II. Pendidikan Keluarga
Pengertian
Keluarga
Kata keluarga dapat diambil
kefahaman sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat, atau suatu organisasi
bio-psiko-sosio-spiritual dimana anggota keluarga terkait dalam suatu ikatan
khusus untuk hidup bersama dalam ikatan perkawinan dan bukan ikatan yang
sifatnya statis dan membelenggu dengan saling menjagake harmonisan hubungan
satu dengan yang lain atau hubungan silaturrahim. Sementara satu keluarga dalam
bahasa Arab adalah al-Usroh yang berasal dari kata al-asru yang
secara etimologis mampunyai arti ikatan.Al- Razi mengatakan al-asru
maknanya mengikat dengan tali, kemudian meluas menjadi segala sesuatu yang
diikat baik dengan tali atau yang lain.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pengertian pendidikan keluarga adalah prosestransformasi prilaku dan sikap
di dalam kelompok atau unit sosialterkecil dalam masyarakat. Sebab keluarga
merupakan lingkungan budaya yang pertama dan utama dalam menanamkan norma dan
mengembangkan berbagai kebiasaan dan prilaku yang penting bagi kehidupan pribadi,keluarga
dan masyarakat.
- Bentuk-Bentuk Keluarga
Dalam norma ajaran sosial, asal-usul
keluarga terbentuk dari perkawinan (laki-laki dan perempuan dan kelahiran
manusia seperti yang ditegaskan Allah dalm surat an-Nisa ayat satu yang
berbunyi:
وخلقمنهازوجهاوبثمنهارجالاكثيراونساء
Artinya: Dan Ia ciptakan dari padaNyapasanganny dan Ia tebarkan dari keduanya laki-laki dan perempuan yangbanyak (An-Nisa: 1)
Asal-usul ini erat kaitannya dengan aturan Islam bahwa dalam upaya pengembang-biakan keturunan manusia,hendaklah dilakukan dengan perkawinan. Oleh sebab itu, pembentukankeluarga di luar peraturan perkawinan dianggap sebagai perbuatandosa.
Artinya: Dan Ia ciptakan dari padaNyapasanganny dan Ia tebarkan dari keduanya laki-laki dan perempuan yangbanyak (An-Nisa: 1)
Asal-usul ini erat kaitannya dengan aturan Islam bahwa dalam upaya pengembang-biakan keturunan manusia,hendaklah dilakukan dengan perkawinan. Oleh sebab itu, pembentukankeluarga di luar peraturan perkawinan dianggap sebagai perbuatandosa.
Adapun bentuk-bentuk keluarga
sebagaimana dijelaskan William J. Goode dapat diklasifikasikan ke dalam
beberapa bentuk:
- Keluarga nuklir (nuclear family)Sekelompok keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang belum memisahkan diri membentuk keluarga tersendiri.
- Keluarga luas (extentended family)Keluarga yang terdiri dari semua orang yang berketurunan dari kakek, nenek yang sama termasuk dari keturunan masing-masing istri dan suami.
- Keluarga
pangkal (sistem family)
Jenis keluaarga yang menggunakan sistem pewarisan kekayaan pada satu anak yang paling tua, seperti banyak terdapat di Eropa pada zaman Feodal, para imijgran Amerika Serikat, zaman Tokugawa di Jepang, seorang anak yang paling tua bertanggungjawab terhadap adik-adiknya yang perempuan sampai ia menikah, begitu pula terhadap saudara laki-laki yang lainnya. - Keluarga
gabungan (joint family)
Keluarga yang terdiri dari orang-orang yang berhak atas hasil milik keluarga, mereka antara lain saudara laki-laki pada setiap generasi, dan sebagai tekanannya pada saudara laki-laki, sebab menurut adat Hindu, anak laki-laki sejak lahirnya mempunyai hak atas kekayaan keluarganya.
Pendidikan
Keluarga
Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat
merupakan lingkungan budaya pertama dan utama dalam rangkamenanamkan norma dan
mengembangkan berbagai kebiasaan dan perilakuyang dianggap penting bagi
kehidupan pribadi, keluarga danmasyarakat.
Dalam buku TheNational Studi on Family Strength,Nick dan De
Frain mengemukakan beberapa hal tentang pegangan menuju hubungan keluarga yang sehat dan
bahagia, yaitu:
- Terciptanya kehidupan beragama dalam keluarga
- Tersedianya waktu untuk bersama keluarga
- Interaksi segitiga antara ayah, ibu dan anak
- Saling menghargai dalam interaksi ayah, ibu dan anak
- Keluarga menjadi prioritas utama dalam setiap situasi dan kondisi
Seiring kriteria keluarga yang diungkapkan diatas, sujana
memberikan beberapa fungsi pada pendidikan keluarga yangterdiri dari fungsi
biologis, edukatif, religius, protektif,sosialisasi dan ekonomis.
Dari beberapa fungsi tersebut, fungsi religius dianggap
fungsi palingpenting karena sangat erat kaitannya dengan edukatif, sosialisasi
danprotektif. Jika fungsi keagamaan dapat dijalankan, maka keluargatersebut
akan memiliki kedewasaan dengan pengakuan pada suatu sistemdan ketentuan norma
beragama yang direalisasikan di lingkungan dalamkehidupan sehari-hari.
Penanaman akidah sejak dini telah dijelaskandalam al-Qur’an
surat al-Baqarah ayat 132 yang berbunyi:
ووصىبهاإبراهيمببنيهويعقوب‘
يابنيإناللهإصطفىلكمالدينفلاتموتنإلاوأنتممسلمون.
Artinya:
Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapankepada anak-anaknya, demikian juga
Ya’kub. Ibrahim berkata: haianak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama
ini bagimu, makajanganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Islam.
Secara
garis besar pendidikan dalam keluargadapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1.
Pembinaan Akidah dan Akhlak
Mengingat keluarga dalam hal ini lebih dominanadalah seorang
anak dengan dasar-dasar keimanan, ke-Islaman, sejakmulai mengerti dan dapat
memahami sesuatu, maka al-Ghazali memberikanbeberapa metode dalam rangka
menanamkan aqidah dan keimanan dengancara memberikan hafalan. Sebab kita tahu
bahwa proses pemahamandiawali dengan hafalan terlebih dahulu (al-Fahmu Ba’d
al-Hifdzi).Ketika mau menghafalkan dan kemudian memahaminya, akan tumbuh
dalamdirinya sebuah keyakinan dan pada akhirnya membenarkan apa yang diayakini.
Inilah proses yang dialami anak pada umumnya. Bukankah merekaatau anak-anak
kita adalah tanggungjawab kita sebagaimana yang telahAllah peringatkan dalam
al-Qur’an yang berbunyi:
ياأيهاالذينأمنواقواانفسكموأهليكمنارا.
ياأيهاالذينأمنواقواانفسكموأهليكمنارا.
Artinya: Jagalah diri kalian dan keluargakalian dari panasnya api neraka
Muhammad Nur Hafidz merumuskan empat pola dasardalam bukunya. Pertama, senantiasa membacakan kalimat Tauhid padaanaknya.Kedua, menanamkan kecintaan kepada Allah dan Rasulnya.Ketiga, mengajarkan al-Qur’an dan keempat menanamkan nilai-nilaipengorbanan dan perjuangan.
Akhlak adalah implementasi dari iman dalamsegala bentuk perilaku, pendidikan dan pembinaan akhlak anak.Keluarga dilaksanakan dengan contoh dan teladan dari orang tua.Perilaku sopan santun orang tua dalam pergaulan dan hubungan antaraibu, bapak dan masyarakat. Dalam hal ini Benjamin Spock menyatakanbahwa setiap individu akan selalu mencari figur yang dapat dijadikanteladan ataupunidola bagi mereka.
2.Pembinaan
Intelektual
Pembinaan intelektual dalam keluarga memgangperanan penting
dalam upaya meningkatkan kualitas manusia, baikintelektual, spiritual maupun
sosial. Karena manusia yang berkualitasakan mendapat derajat yang tinggi di
sisi Allah sebagaimanafirman-Nya dalam surat al-Mujadalah yang berbunyi:
يرفعاللهالذينآمنوامنكموالذينأوتواالعلمدرجات
يرفعاللهالذينآمنوامنكموالذينأوتواالعلمدرجات
Artinya:
Allah akan mengangkat derajatorang-orang yang beriman dan orang-orang yang
berilmu diantarakalian.
Nabi Muhammad juga mewajibkan kepadapengikutnya untuk selalu mencari ilmu sampai kapanpun sebagaimanasabda beliau yang berbunyi:
طلبالعلمفريضةعلىكلمسلمومسلمة
Artinya:
3.
Pembinaan Kepribadian dan Sosial
Pembentukan kepribadian terjadi melalui prosesyang panjang.
Proses pembentukan kepribadian ini akan menjadi lebihbaik apabila dilakukan
mulai pembentukan produksi serta reproduksinalar tabiat jiwa dan pengaruh yang
melatarbelakanginya. Mengingathal ini sangat berkaitan dengan pengetahuan yang
bersifat menjagaemosional diri dan jiwa seseorang. Dalam hal yang baik ini
adanyaKewajiban orang tua untuk menanamkan pentingnya memberi support
kepribadian yang baik bagi anak didik yang relative masih muda danbelum
mengenal pentingnya arti kehidupan berbuat baik, hal ini cocokdilakukan pada
anak sejak dini agar terbiasa berprilaku sopan santun dalam bersosial dengan
sesamanya. Untuk memulainya, orang tua bisa dengan mengajarkan agar dapat
berbakti kepada orang tua agar kelak sianak dapat menghormati orang yang lebih
tua darinya.
III. Pendidikan Sekolah
1.Sistem
Pendidikan Sekolah
Masa depan satu bangsa sangat tergantung pada mutu Sumber
Daya Manusianya (SDMnya) dan kemampuannya menguasai Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (Iptek). Dua hal ini diwujudkan melalui Pendidikan yang meliputi
Pendidikan dalam Keluarga, Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Sekolah.
Pendidikan Sekolah perlu dialami setiap orang Indonesia,
selain memperoleh Pendidikan dalam Keluarga sejak ia lahir dan Pendidikan
Masyarakat yang ia alami sebagai manusia dewasa..Sebab melalui Pendidikan Sekolah
dapat diciptakan orang yang lebih berpengetahuan dan lebih berkemampuan dari
pada orang yang tidak mengalaminya.
Memang dalam kenyataan masih banyak orang yang tidak
mendapat Pendidikan Sekolah, baik karena tidak memperoleh kesempatan berhubung
kondisi ekonominya maupun karena kondisi sosial tertentu tidak
memungkinkannya.Akan tetapi di dalam Indonesia Merdeka hal demikian tidak boleh
terjadi, karena merugikan orang itu dalam menjalankan hidupnya dan juga
merugikan perkembangan bangsa pada umumnya.
Oleh sebab itu Negara harus melakukan Wajib Belajar kepada
semua warganya, baik laki-laki maupun perempuan. Dan karena Negara mewajibkan
warganya menjalankan Wajib Belajar , maka menjadi tanggungjawab Negara untuk
menyediakan pembiayaan bagi pelaksanaan Wajib Belajar itu. Negara juga
bertanggungjawab agar pendidikan Wajib Belajar itu berkualitas tinggi agar
warganya yang selesai menjalankan Wajib Belajar siap untuk melakukan hal-hal
penting dengan sebaik-baiknya, baik untuk melanjutkan pendidikannya maupun untuk
menempuh kehidupannya.
Wajib Belajar sekarang sudah ada untuk menjalani pendidikan
selama 9 tahun dari mulai Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama
(SMP).Akan tetapi Wajib Belajar ini belum terlaksana secara memuaskan, baik
dilihat dari mutu pendidikan maupun dari sudut pengikutsertaan warga.Juga
pembiayaan masih banyak dibebankan kepada Peserta Didik dan orang tuanya.
Menjadi kewajiban Pemerintah Pusat dan Daerah untuk meningkatkan eksistensi
Wajib Belajar ini, baik dari sudut mutu maupun pengikutsertaan warga, karena
dampaknya amat penting bagi masa depan bangsa.
Kalau Negara makin mampu, terutama dalam melakukan
pembiayaan, maka Wajib Belajar itu tidak terbatas pada pendidikan di SD dan
SMP, melainkan mulai Taman Kanak-Kanak sampai lulus Sekolah Lanjutan Atas.
Bahkan sampai lulus Pendidikan Tinggi sebagaimana sudah dilakukan di negara
seperti Jerman.Dalam hal demikian terlaksana pendidikan bebas biaya oleh karena
semua pembiayaan ditanggung Negara. Akan tetapi untuk mencapai kondisi itu Negara
harus lebih dahulu menjadi kuat dalam keuangan dan kesejahteraan bangsa sudah
amat berkembang seperti Jerman sekarang..Mudah-mudahan Indonesia pun satu saat
mencapai kondisi itu, sebab hal itu bagian tak terpisahkan dari masyarakat yang
maju, adil dan sejahtera.
Taman
Kanak-Kanak
Taman Kanak-kanak (TK) adalah lembaga pendidikan yang perlu
ditempuh setiap anak Indonesia.Dalam studi para pakar disimpulkan bahwa
kemampuan berpikir anak dan perkembangan otaknya perlu distimulasi secara kuat
mulai umur 4 tahun.Sebab itu mengikuti pendidikan TK pada umur 4-5 tahun adalah
amat penting.
Kita sudah melihat bahwa sejak umur 3 tahun anak mengikuti
Kelompok Main agar mulai membiasakan diri bergaul dengan anak sebaya dan mulai
menjalankan berbagai kegiatan atas inisiatif diri sendiri.Namanya sudah
menunjukkan bahwa dalam Kelompok Main anak terutama bermain.Ketika masuk TK
permainan masih tetap penting sebagai pendidikan, tetapi mulai diikuti
pelajaran berupa kegiatan yang merangsang pikiran.Mungkin mulai dipelajari angka
dan berhitung sederhana, juga belajar huruf untuk merangsang daya ingat.Akan
tetapi usaha sementara TK yang mengajar bahasa Inggeris sudah terlalu jauh.
Juga TK yang mengabaikan permainan sebagai cara pendidikan dan lebih
mementingkan pelajaran untuk persiapan masuk Sekolah Dasar (SD) adalah
bertentangan dengan maksud penyelenggaraan TK.
Di Indonesia TK belum dimasukkan sistem persekolahan dan
hanya dianggap sebagai persiapan pendidikan. Akibatnya, banyak anak tidak masuk
TK. Padahal pendidikan TK sangat penting dalam proses pembentukan anak. Di
Belanda pengertian TK ditiadakan dan sudah menjadi kelas 1 SD tetapi
menyelenggarakan pendidikan TK. Dengan begitu semua anak harus masuk TK karena
ada Wajib Belajar yang mulai di SD. Di Jerman tetap ada TK, tetapi semua anak
harus pernah di TK untuk dapat diterima di SD. Berarti juga ada keharusan masuk
TK. Sebaiknya kita mengadopsi tindakan yang dipakai di Jerman, karena memang
pendidikan TK penting bagi semua anak kita.
Akan tetapi, mengingat kondisi keuangan rakyat kita, TK
perlu dimasukkan dalam Wajib Belajar.Dengan begitu Negara harus menyediakan
pendidikan TK bagi semua anak dengan bebas biaya.Jadi Wajib Belajar 9 tahun
perlu menjadi 10 tahun.
Agar supaya lebih jelas peran dan fungsi TK dalam Pendidikan
Sekolah, sebaiknya TK diadakan di setiap SD, baik SD Negeri maupun swasta, juga
untuk Madrasah Ibtidaiyah yang menjalankan Wajib Belajar. Namun harus dijaga
benar-benar, bahwa sekalipun berada dalam lingkungan SD pendidikan TK adalah
tetap TK dan tidak kelas persiapan SD. Hal ini akan nampak dalam perbandingan
jam permainan dengan jam pelajaran. Adalah kenyataan yang disimpulkan dari
studi kaum pakar pendidikan, bahwa permainan sangat penting sebagai pembentukan
kepribadian anak.
Perlu juga ada perhatian cukup terhadap pendidikan Guru TK
yang menghasilkan tenaga pengajar TK yang cakap.Peran Guru TK tidak lebih
rendah atau kurang dibandingkan dengan Guru SD atau SMA. Sebab justru pada umur
anak sebagai murud TK dapat dikomunikasikan hal-hal utama yang dapat menjadikan
anak itu lebih bernilai di masa depan. Hal itu amat tergantung dari peran para
Guru TK dalam mendidikan muridnya.
Sekolah Dasar (SD)
Pada umur 6 atau 7 tahun anak masuk kelas 1 SD. Meskipun di
SD permainan juga masih dilakukan, tetapi diberikan sebagai pelajaran olahraga.
Sebab itu dalam kurikulum SD perlu ada pelajaran olahraga sebanyak 3 jam
pelajaran dalam seminggu.
Mulai pendidikan mengarah kepada penguasaan ilmu pengetahuan
dan kemampuan teknik.Meskipun begitu pada tingkat kelas 1 hingga kelas 3 SD
masih banyak perhatian diberikan kepada pembentukan kepribadian anak.Oleh sebab
itu semua pelajaran diberikan seorang Guru Kelas, baik itu pelajaran
pengetahuan seperti berhitung atau bahasa maupun pelajaran olahraga dan
kesenian.Dengan kelas yang jumlah muridnya maksimum 30 orang seorang Guru Kelas
dapat mengenal secara mendalam setiap anak.Pengenalan ini amat penting bagi
pembentukan kepribadiannya.Dengan begitu budi pekerti tidak merupakan satu mata
pelajaran, melainkan diberikan secara inklusif dalam mengajarkan setiap mata
pelajaran.Itu sebabnya peran Guru Kelas penting sekali.
Baru mulai kelas 4 SD ada Guru Mata Pelajaran (MP), yaitu
guru yang mengajar mata pelajaran tertentu.Sebab mulai saat itu perhatian harus
lebih banyak kepada penguasaan ilmu pengetahuan dan kemampuan teknik.Pendidikan
SD penting sekali sebagai usaha pemberian dasar kepada anak untuk kemudian
mendalami ilmu pengetahuan dan teknologi.Selain itu pembentukan budi pekerti
yang dilakukan dalam Pendidikan Keluarga dan di TK lebih dilengkapi dan
disempurnakan. Sebab itu kurikulum yang menyangkut penentuan mata pelajaran dan
cara pengajarannya perlu disesuaikan dengan maksud itu.
Seperti telah diuraikan kelas 1 sampai dengan kelas 3 SD
masih merupakan periode meneguhkan pembentukan landasan kepribadian yang
dimulai di TK. Sebab jumlah mata pelajaran dalam ilmu pengetahuan masih
dibatasi. Sudah diberikan matematika sejak kelas 1 untuk pembentukan cara
berpikir rasional. Dalam pelajaran matematika pelajaran berhitung (arithmatics)
harus diperhatikan agar murid mampu menggunakan angka dalam kehidupan
nyata.Mulai kelas 2 diberikan pelajaran komputer.Baik matematika maupun
komputer diajarkan terus hingga SD selesai.Di kelas 3 mulai dibicarakan ilmu
lingkungan, khususnya mengenai lingkungan geografi di mana SD itu berada.
Lingkungan itu dapat diperluas sampai batas kota, untuk SD di Jakarta dan kota
besar lainnya sampai batas kota madya.
Di samping pendidikan ilmu mulai diajarkan bahasa, yaitu
bahasa Indonesia dan bahasa Daerah. Juga anak diperkenalkan dengan bahasa
asing, yaitu bahasa Inggeris, semuanya diberikan mulai kelas 1 sampai kelas 6.
Dalam pelajaran bahasa Indonesia untuk kelas 1 dan kelas 2 akan baik sekali
kalau Guru sekali seminggu bercerita. Melalui cerita itu Guru memberikan pendidikan
yang mengandung nilai-nilai budi pekerti yang baik.
Pelajaran olahraga diberikan sebanyak 3 jam pelajaran dalam
seminggu. Semua pelajaran olahraga diberikan sebagai kegiatan dan bukan
teori.Teorinya disampaikan sambil melakukan kegiatan. Sebaiknya dalam 3 jam
seminggu itu satu jam digunakan untuk pelajaran atletik, yaitu lari, loncat dan
lempar. Satu jam lagi untuk senam, khususnya senam lantai. Dan satu jam yang
lain untuk permainan. Kalau mungkin diberikan pelajaran renang, maka itu
diberikan saling bergantian dengan senam.Ini dilakukan dari kelas 1 hingga
kelas 6.
Pelajaran seni diberikan dalam menggambar dan menyanyi,
masing-masing satu jam dalam seminggu. Di samping itu dapat diberikan pelajaran
main alat musik dan menari dalam jam ekstra-kurikulum. Pelajaran agama
diberikan satu jam dalam seminggu sesuai dengan agama yang dianut murid.
Pelajaran agama diberikan oleh pakar agama yang bersangkutan.Inipun diberikan
mulai kelas 1 hingga kelas 6.
Pelajaran untuk kelas 1 sampai dengan kelas 3 berlangsung
dari jam 7 pagi hingga jam 11.00 Apabila ada SD yang tidak dapat dilakukan di
pagi hari, maka diusahakan untuk diberikan dari jam 13.00 hingga jam 17.00.
Setiap mata pelajaran berlangsung selama 50 menit dengan ada istirahat 10 menit
antara dua mata pelajaran.Pelajaran diberikan dari hari Senin hingga Jumat
setiap minggu. Dengan begitu tersedia 20 jam pelajaran dalam seminggu. Karena
dalam seminggu ada 3 jam olahraga, 2 jam seni dan 1 jam agama, maka tersedia 14
jam untuk pelajaran matematika, ilmu dan bahasa. Di samping itu diusahakan
kegiatan ekstra-kurikulum sebanyak 4 jam dalam seminggu yang dapat diberikan
untuk peningkatan olahraga, seni, bahasa dan penggunaan komputer.
Semua pelajaran di kelas 1 hingga kelas 3 diberikan oleh
Guru Kelas, kecuali pelajaran agama. Sebab itu pendidikan Guru Kelas di Lembaga
Pendidikan Guru harus memperoleh perhatian besar, tidak kalah dan malahan
melebihi pendidikan Guru Mata Pelajaran. Tidak saja Guru Kelas harus menguasai
berbagai mata pelajaran yang harus diajarkan dengan cukup dalam, ia juga harus
menjadi pendidik Budi Pekerti kepada anak yang dilakukan dalam penyampaian
semua mata pelajaran secara tidak langsung. Sekalipun pelajaran agama juga
mengandung pendidikan Budi Pekerti, tetapi banyak waktu terpakai untuk pelajaran
teks dan ritual, sehingga di luar pelajaran agama masih diperlukan pendidikan
Budi Pekerti yang memadai untuk memberikan landasan yang cukup kuat bagi
pertumbuhan anak. Dengan begitu dikembangkan pada setiap anak sejak umur 6
tahun kecerdasannya meliputi kecerdasan inteligensi, kecerdasan emosi dan
kecerdasan spiritual, menghasilkan harmoni dalam IQ, EQ dan SQ anak didik.
Mulai kelas 4 sampai kelas 6 SD dilakukan peningkatan
pendidikan dengan memberikan lebih banyak ilmu pengetahuan, sedangkan diperdalam
pelajaran yang diterima dari kelas 1 hingga kelas 3.Mulai ada pelajaran sains
yang diberikan dalam ilmu fisika dan ilmu biologi, sedangkan dalam Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) diberikan pengetahuan kewarganegaraan, ilmu geografi
dan sejarah.Dalam pelajaran kewarganegaraan murid memperoleh pengetahuan
tentang substansi dan makna UUD dan Pancasila sebagai Dasar Negara.Yang
diutamakan adalah pengertian dan bukan menghafalkan UUD dan Pancasila.Dalam
geografi di kelas 4 mulai dipelajari dan dikenalkan bumi Indonesia dengan
segenap pulau dan lautannya.Dengan jalan itu ditumbuhkan rasa cinta Tanah Air
yang wajar dan obyektif.Di kelas 5 diperdalam pengenalan dan pengetahuan
tentang Indonesia, sedangkan di kelas 6 pelajaran geografi meluas mengenai
seluruh planit Bumi. Dalam sejarah di kelas 4 dan kelas 5 didalami sejarah
bangsa Indonesia, kemudian di kelas 6 diperluas dengan sejarah umat manusia.
Juga pelajaran sejarah tidak boleh mengutamakan hafalan tahun peristiwa,
melainkan pemahaman dan melihat korelasi antara satu dengan lain.
Pelajaran untuk kelas 4 hingga kelas 6 diberikan mulai jam 7
pagi hingga jam 13.00 kecuali hari Sabtu, Minggu dan hari libur. Itu berarti
dalam seminggu ada 30 jam pelajaran; 3 jam disediakan untuk olahraga, 2 jam
untuk seni dan 1 jam untuk agama. Dengan begitu ada 24 jam pelajaran tersedia
untuk pendidikan ilmu pengetahuan dan bahasa.
Meskipun semua mata pelajaran penting, tetapi perlu ada
perhatian khusus kepada pendidikan bahasa Indonesia. Hendaknya setiap murid
yang meninggalkan SD dapat berbicara dan menulis bahasa Indonesia dengan baik
dan benar. Jangan sampai timbul pikiran dan perasaan bahwa bahasa asing lebih
penting dari bahasa Indonesia, termasuk bahasa Inggeris.Ini merupakan
pendidikan untuk memperkuat jati diri anak-anak kita dan mencegah rasa kurang
harga terhadap dunia luar.
Semua pelajaran di kelas 4 hingga kelas 6 diberikan oleh
Guru Mata Pelajaran.Dengan begitu diharapkan dapat mencapai penguasaan ilmu,
bahasa, seni, olahraga dan agama yang cukup mendalam.Selain itu untuk setiap
kelas ditetapkan Guru Kelas yang mengikuti perkembangan setiap anak dengan
saksama.Guru Kelas ini dapat merangkap menjadi Guru Bahasa Indonesia atau
pelajaran Kewarganegaraan.
Dimulai di kelas 1, tetapi terutama buat murid kelas 4 ke
atas dimotivasi untuk gemar dan banyak membaca. Buat murid kelas 1 sampai kelas
3 ditetapkan satu jam ekstra-kurikulum setiap minggu dengan keharusan setiap
murid membaca buku atau bacaan lain pilihannya sendiri. Sekali gus dikembangkan
rasa tanggungjawab murid dengan menugaskan seorang murid mengawasi bahwa
teman-temannya memang betul semua temannya menggunakan jam itu untuk membaca.
Pengawasan itu dilakukan secara berganti-ganti oleh setiap murus. Untuk
mendorong gemar membaca murid kelas 4 ke atas diharuskan meminjam buku dari
perpustakaan yang diadakan terpusat di kantor sekolah. Kemudian Guru Bahasa
Indonesia mengharuskan setiap murid membuat tulisan tentang isi buku itu atau
meminta murid menyampaikan secara lisan kepada kelasnya isi buku yang
dibacanya..
Pendidikan ekstra-kurikulum besar manfaatnya bagi
pertumbuhan anak.Buat murid kelas 4 hingga kelas 6 pendidikan ekstra-kurikulum
menjadi lebih penting lagi. Sebagai anak yang makin bertambah dewasa kegiatan
ekstra-kurikulum dapat dimanfaatkan untuk penyaluran bakat mereka lebih
terfokus di samping memperoleh pelajaran dalam jam sekolah. Anak yang mempunyai
bakat bahasa dapat membentuk kelompok sastra umpamanya, yang tertarik kepada
sains membentuk kelompok sains dan ilmu pengetahuan, atau yang berbakat
olahraga meningkatkan kemampuannya dalam atletik atau cabang olahraga lain.
Dalam pendidikan ekstra-kurikulum diatur agar setiap kegiatan mendapat
bimbingan dari Guru yang kompeten. Meskipun begitu Guru tersebut harus
memberikan kesempatan luas kepada murid untuk mengembangkan prakarsanya.
Untuk mengontrol bahwa pelajaran diberikan secara baik,
artinya dipahami dan dikuasai isinya oleh murid, diadakan ulangan secara
periodik untuk setiap mata pelajaran.Di samping itu murid juga terus diikuti
perkembangan kepribadiannya mulai kelas 1 hingga kelas 6.Setiap kwartal
diadakan pertemuan antara Guru Kelas dan Orang Tua Murid.Dalam kesempatan itu
disampaikan perkembangan setiap anak, baik menyangkut pelajaran maupun
kepribadiannya.Kalau ada murid yang kurang baik dalam penerimaan pelajaran dan
perkembangan kepribadiannya, Guru Kelas dan Orang Tua mencari sebab-sebabnya
dan berusaha mengatasinya.Untuk murid kelas 4 hingga kelas 6 Guru Mata
Pelajaran turut membantu kalau ada murid yang kurang baik hasilnya dalam mata
pelajarannya.
Pada setiap akhir tahun pelajaran diadakan ulangan kenaikan
kelas.Pada dasarnya tidak ada murid SD yang tidak naik kelas.Akan tetapi
ulangan kenaikan kelas ini diperlukan sebagai pembulatan pelajaran di kelas
tersebut.Pada akhir pelajaran kelas 6 diadakan ujian akhir yang hasilnya dapat
dipakai pedoman tentang pendidikan anak sesudah itu.Akan tetapi tidak perlu ada
Ujian Nasional untuk SD.
Pendidikan SD sangat penting untuk mempersiapkan anak
mengikuti pendidikan menengah secara baik.Oleh karena itu harus dilakukan
dengan baik dan untuk itu diperlukan kepemimpinan dan manajemen sekolah yang
baik pula.Peran Kepala Sekolah sangat penting dalam menjaga pelaksanaan
pendidikan yang baik.Selain itu para orang tua murid juga harus memberikan
perhatian besar kepada sekolah yang mendidik anak mereka.Untuk pendidikan anak
yang baik harus ada hubungan erat antara pendidikan di keluarga dan di
sekolah.Orang tua murid membantu Kepala Sekolah untuk menjadikan sekolah itu
menghasilkan pendidikan terbaik.
Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Pendidikan SMP merupakan pendidikan menengah yang
berlangsung selama 3 tahun dan bersifat umum. Sebab itu penyelenggaraan SMP
tidak banyak beda dari SD kelas 6. Mata pelajaran juga tidak banyak beda. Yang
membedakan adalah bahwa setiap mata pelajaran lebih diperdalam.
Pelajaran matematika mulai membicarakan aljabar dan
geometri. Pelajaran bahasa Daerah tidak diberikan lagi, tetapi bahasa Indonesia
diperdalam. Juga bahasa Inggeris makin diajarkan secara intensif, seperti
menggunakan bahasa Inggeris sebagai bahasa pengantar dalam mengajar bahasa
itu.Dalam sains pelajaran ilmu fisika dan biologi lebih diperdalam dan di kelas
3 ditambah dengan ilmu kimia. Dalam IPS pendidikan kewarganegaraan makin
memperkenalkan murid kepada berbagai aspek kehidupan masyarakat, antara lain
pengetahuan adat istiadat di semua suku bangsa. Pelajaran geografi memperdalam
pengetahuan tentang Indonesia dan negara lain. Pelajaran sejarah memperdalam
sejarah nasional dan sejarah umat manusia.Di kelas 3 mulai diajarkan dasar-dasar
ilmu ekonomi.Pelajaran olahraga membuat murid lebih menguasai praktek berbagai
cabang olahraga.Dalam pelajaran seni memperdalam kemampuan menggambar dan seni
suara serta seni musik.Dalam pelajaran agama juga dilakukan pendalaman.
Setiap mata pelajaran diajarkan oleh Guru Mata Pelajaran.Dan
setiap kelas mempunyai Guru Kelas yang membimbing dan mengawasi perkembangan
kepribadian murid.Pendidikan budi pekerti dilakukan dalam pengajaran setiap
mata pelajaran.Di samping itu Guru Kelas mempunyai kewajiban khusus untuk lebih
memperdalam pendidikan budi pekerti. Sebab itu sebaiknya Guru Kelas merangkap
menjadi Guru MP kewarganegaraan.
Pendidikan di SMP merupakan dua hal sekali gus. Di satu
pihak ia adalah penutup Pendidikan Dasar yang harus dialami setiap warga
negara, di pihak lain ia adalah bagian pertama dari Pendidikan Menengah. Sebab
itu ada yang memasukkan SMPsebagai bagian dari Pendidikan Dasar bersama SD,
tetapi ada juga yang mengkategorikan SMPsebagai bagian Pendidikan Menengah.
Pendidikan SMP mulai mengembangkan independensi anak
sehingga pembelajaran bukan semata-mata bersifat uraian Guru kepada murid,
sebagaimana sekarang masih lazim dilakukan, tetapi sebaliknya murid yang lebih
aktif mencari ilmu dengan Guru sebagai pembimbing. Untuk keperluan itu penggunaan
komputer sangat penting karena memungkinkan murid mencari ilmu secara luas dan
tidak hanya tergantung pada uraian Guru dan buku-buku yang ditetapkan di
sekolahnya. Pembelajaran demikian memerlukan reorientasi pendidikan Guru karena
besarnya perbedaan dari metode pembelajaran sebelumnya. Juga memerlukan
perubahan kondisi mental para Guru yang harus melihat muridnya sebagai sesama
atau partner dan tidak sebagai obyek pembelajaran belaka.
Mungkin mengingat jumlah SMP yang tidak sedikit timbul
persoalan bagi Pemerintah dalam melengkapi semua SMP dengan komputer dan
peralatan lainnya yang diperlukan.Namun untuk mengusahakan mutu pendidikan yang
sesuai dengan perkembangan zaman, harus selalu ada usaha sungguh-sungguh untuk
mewujudkannya.Dalam hal ini peran Komite Sekolah sangat penting.
Cara pembelajaran sebagaimana diuraikan ini menimbulkan
kondisi dan suasana pendidikan dan sekolah yang berbeda dari
sebelumnya.Pimpinan sekolah perlu menciptakan suasana yang kondusif untuk
mendukung hubungan pendidik dengan anakdidik yang erat, terbuka dan saling
menghormati dan menghargai.
Dalam pembelajaran dengan murid yang lebih independen perlu
diusahakan agar murid dapat mengembangkan diri sesuai dengan kemampuannya.Sebab
itu perlu dibuka kesempatan bagi murid yang mampu belajar lebih cepat dari
rata-rata temannya untuk menyelesaikan pendidikan di SMP dalam 2 tahun
saja.Untuk itu diadakan kelas khusus yang sejak permulaan di kelas 1 diprogram
untuk menyelesaikan pendidikan SMP dalam 2 tahun.Dibuka kesempatan kepada murid
yang berminat untuk itu dan merasa mempunyai kemampuan untuk mendaftarkan
diri.Setelah itu diteliti selama 6 bulan apakah memang kemampuan itu
memadai.Apabila ternyata kurang memadai, murid itu dipindahkan kelas 1 biasa.
Setelah mengakhiri SMP murid mempunyai pilihan, yaitu
melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) yang menyiapkannya menuju
ke pendidikan tinggi atau menuju ke pendidikan kejuruan di Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) yang menyiapkannya menguasai satu kecakapan tertentu yang memungkinkannya
langsung bekerja setelah mengakhiri pendidikan kejuruan itu.
Ada negara yang menganut pendapat bahwa pendidikan tinggi
yang bersifat akademik hanya untuk orang-orang terpilih saja yang dinilai
mempunyai kualitas intelek memadai.Di negara seperti itu seleksi ke pendidikan
tinggi sudah dimulai sejak meninggalkan SMP.Maka negara melalui seleksi dengan
ujian menetapkan lulusan SMP mana yang boleh menuju ke pendidikan menengah SMA
sebagai persiapan pendidikan tinggi.Di negara itu ada pendapat bahwa tidak
semua murid cocok untuk mengikuti pendidikan tinggi di universitas karena bakat
pribadinya bukan akademis dan lebih bersifat praktis. Di Singapore, umpamanya,
diperlukan ijazah GCE-O level untuk dapat menempuh pendidikan persiapan
ke universitas (Junior College 2 tahun atau Pre-University 3 tahun).
Masih diperlukan lagi ijazah GCE-A level untuk dapat masuk universitas;
ijazah itu diperoleh setelah ujian pada akhir pendidikan persiapan ke
universitas.Dengan begitu dihilangkan pemborosan dalam berbagai aspek kalau
setiap lulusan SMP menuju universitas.Juga masyarakat memperoleh manfaat lebih
besar.Ada baiknya Indonesia juga mengusahakan sistem itu dengan menjadikan
Ujian Nasional untuk SMP semacam ijazah GCE-O level.Sedangkan Ujian Nasional
untuk SMA adalah semacam GCE-A level yang memungkinkannya menuju ke pendidikan
universitas.
Di Indonesia dewasa ini ada pendapat bahwa pada tingkat SMP
tidak tepat ada pendidikan kejuruan, dan semua SMP melaksanakan pendidikan
umum.Alasan utama adalah bahwa pada umurnya yang umumnya 15 tahun, lulusan SMP
belum termasuk angkatan kerja. Namun dalam kondisi Indonesia yang tidak sama
bagi Jawa dan banyak daerah luar Jawa, pada waktu ini dirasakan ada kepentingan
lulusan pendidikan menengah pertama sudah dapat bekerja. Juga banyak anak di
daerah seperti itu masuk SD dengan umur yang lebih dari 7 tahun, jadi ketika
lulus SMP ia sudah dalam umur siap bekerja. Tidak sedikit orang tua dan anak
itu sendiri yang ingin secepat mungkin dapat bekerja dan memperoleh
penghasilan.Juga kondisi ekonomi daerah itu memerlukan angkatan kerja yang
terdidik, baik di pertanian maupun dunia usaha.
Selain itu perlu diperhatikan bahwa dalam kondisi umat
manusia sekarang para murid perlu diberi kesempatan untuk mempunyai pilihan
tentang pendidikan yang hendak ditempuh.Itu sudah harus berlaku sejak anak
meninggalkan SD. Sebab itu, hanya tersedianya SMP dengan pendidikan umum
merupakan pembatasan yang kurang sesuai dengan pemberian kesempatan ini.Sebab
itu adalah lebih tepat kalau di samping SMP pendidikan umum juga mulai ada SMP
dengan pendidikan kejuruan untuk membuka kesempatan memilih bagi murid setelah
lulus SD.
Sebenarnya hal demikian sudah terjadi selama penjajahan
Belanda dan saat permulaan kemerdekaan kita..Di zaman penjajahan Belanda
terdapat banyak sekolah menengah pertama kejuruan, baik untuk jurusan teknik,
pertanian, maupun ekonomi. Adalah kenyataan di waktu itu bahwa lulusan Sekolah
Teknik Menengah, seperti KWS di Jakarta, KES di Surabaya dan TS di Semarang,
dihargai masyarakat cukup tinggi, hal mana dapat dilihat dari gaji permulaan
kalau mereka bekerja . Itu berarti bahwa memang sekolah menengah kejuruan
langsung setelah SD ada manfaat positif bagi masyarakat dan warganya, khususnya
kalau masyarakatnya belum cukup maju.
Sebab itu sebaiknya ada SMP Kejuruan di samping SMP Umum.
Untuk mengetahui berapa besar minat anak Indonesia masuk SMP Kejuruan,
sebaiknya mula-mula diadakan satu sekolah dalam satu provinsi .Kalau ternyata
banyak murid memilih masuk sekolah itu, maka jumlahnya ditambah sesuai
keperluan. Lagi pula, dengan kemajuan masyarakat mungkin minat masuk SMP
Kejuruan akan lenyap dua puluh tahun mendatang.
SMP Kejuruan dibentuk dengan beberapa jurusan, seperti
Pertanian, Teknik, Ekonomi, Pariwisata, Perikanan, Rumah Tangga.Murid SMP Kejuruan
sejak kelas 1 sudah berada dalam jurusan pilihannya agar selama 3 tahun dapat
sungguh-sungguh mendalami bidang yang dihadapi.Agar pendidikan ini benar-benar
memberikan manfaat langsung, sebaiknya pembuatan kurikulum dan tenaga pengajar
diambil dari lingkungan yang mendalami itu.Jadi untuk jurusan pertanian adalah
Asosiasi Petani di daerah itu. Meskipun begitu juga sangat penting bahwa di
semua jurusan ada pendidikan umum berupa pelajaran bahasa Indonesia, bahasa
Inggeris, kewarganegaraan dan geografi serta sejarah Tanah Air , pelajaran
olahraga, agama, dan pendidikan budi pekerti. Seperti di SMP Umum pengajaran
diberikan Guru Mata Pelajaran yang pakar dalam bidang yang diajarkan.Selain itu
ada Guru Kelas yang membimbing perkembangan kepribadian murid dan
bertanggungjawab atas pendidikan budi pekerti. Apabila ada lulusan SMP Kejuruan
berminat melanjutkan pendidikannya di SMA atau SMK, mungkin setelah bekerja 5
tahun, ia harus turut dan lulus Ujian Nasional SMP. Dengan begitu pendidikan
kejuruan bukan menutup peluang untuk melanjutkan pendidikan.
Seperti di SD, juga di SMP pendidikan ekstra-kurikulum amat
penting.Demikian pula faktor kepemimpinan dan manajemen sekolah sangat
berpengaruh dalam penyelenggaraan pendidikan SMP dengan baik.Kepala Sekolah
harus dipilih dari orang-orang yang dinilai mempunyai kemampuan itu.Juga peran
orang tua murid sangat penting dalam penyelenggaraan SMP dengan baik.
Sekolah Menengah Atas (SMA)
Setelah menyelesaikan SMP dan lulus Ujian Nasionalnya,
anak-anak kita melanjutkan pendidikan mereka.Terbuka dua kemungkinan untuk
melanjutkan belajar, yaitu ke Sekolah Menengah Atas (SMA) atau ke Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK).
SMA adalah pendidikan umum yang berlangsung selama 3 tahun
untuk menyiapkan anak ke Pendidikan Tinggi. Jadi SMA pada dasarnya adalah
pendidikan persiapan untuk Pendidikan Tinggi (pre-university, Pre-U).
Akan tetapi ada kemungkinan anak itu mau lekas bekerja dan
untuk itu memerlukan menguasai satu kecakapan atau kejuruan. Kalau ia bermaksud
untuk cepat bekerja, maka ia akan ke SMK di mana ia akan memperoleh kecakapan
yang bersangkutan dengan bidang pekerjaan yang ia ingin masuki.
Pendidikan SMA termasuk pendidikan umum (general
education) yang berbeda dari pendidikan kejuruan (vocational education)
. Pendidikan umum atau juga disebut pendidikan akademis merupakan landasan bagi
penguasaan ilmu pengetahuan secara baik sebagai persiapan untuk menempuh
pendidikan tinggi secara efektif di masa depan. Hal itu harus tercermin dalam
penyusunan kurikulum SMA.
Harus ditumbuhkan kemampuan berpikir rasional dan analitis
untuk dapat mendalami dan menguasai ilmu pengetahuan.Kemampuan berpikir harus
dibarengi dengan keberanian berpikir untuk mendalami serta menyempurnakan
sesuatu yang sudah ada.Untuk menyempurnakan diperlukan kemampuan berpikir
kritis yang positif.Kemampuan dan keberanian berpikir juga diperlukan untuk
mewujudkan kreativitas dan inovasi.Namun kreativitas dalam berpikir perlu
ditunjang dengan kemampuan berbuat agar supaya hasil pemikiran dapat membentuk
realitas atau kenyataan.Agar pikiran dan perbuatan tidak pernah lepas dari
lingkungan siswa berada, maka diperlukan pengembangan perasaan sebagai pengawas
terhadap dua aktivitas. Ini semua, yaitu pikiran-perbuatan-perasaaan membentuk
karakter siswa yang sangat diperlukan untuk menjadi ilmuwan yang produktif,
sekali gus menjadi warga masyarakat dan warga negara yang berguna. Maka
pendidikan akademis membentuk pribadi utuh dengan menguatkan fungsi baik otak
kanan dan otak kiri maupun seluruh tubuh siswa.
Pengembangan karakter para siswa SMA sangat dipengaruhi oleh
suasana sekolah yang ditumbuhkan pimpinan sekolah, juga oleh sikap para guru
dan pembimbing yang memungkinkan siswa secara bebas tetapi teratur
mengembangkan pikiran dan perbuatan. Hal ini akan menentukan mutu pendidikan
dan akademis yang sebaiknya dikembangkan semua SMA di Indonesia.
Pendidikan SMA pada dasarnya melanjutkan pendidikan SMP
dengan mendalami dan memperluas pembelajaran mata pelajaran. Sebab itu ada
sistem sekolah di negara lain yang menyatukan pendidikan SMP dan SMA, seperti gymnasium
di Eropa. Ada pula yang menyatukan pendidikan SMP dan SMA dengan
menjadikannya Sekolah Menengah selama 5 tahun, seperti HBS di Belanda.
Di kelas 1 SMA kurikulum menyangkut mata pelajaran yang
sudah dikenal dari SMP, khususnya SMP kelas 3. Pelajaran matematika geometri
meluas menjadi stereometri dan trigonometri, sedangkan aljabar sangat
diperdalam.Dalam ilmu pengetahuan alam (IPA) terus diberikan ilmu fisika, kimia
dan biologi, dengan lebih luas dan dalam.Dalam ilmu pengetahuan sosial (IPS)
juga diberikan pelajaran kewarganegaraan yang diperluas dengan pengetahuan
hukum.Ilmu ekonomi makin diperluas dan diperdalam, demikian pula pelajaran
sejarah dan geografi.
Bahasa Indonesia tetap merupakan pelajaran penting dan makin
diperdalam dengan membicarakan sastra. Karang-mengarang, bicara depan umum dan
diskusi makin diintensifkan. Bahasa Inggeris juga makin diperdalam dengan
digunakan secara aktif dalam pemberian pelajaran. Demikian pula disertai
karang-mengarang, bicara depan umum dan diskusi. Dibuka kesempatan untuk
mempelajari bahasa asing lain, yaitu bahasa Mandarin, Jepang, Perancis atau
Spanyol. Setiap siswa diberikan kesempatan memilih bahasa asing tambahan yang
ingin diperdalam.
Pelajaran olahraga pun makin diperdalam praktek dan teorinya
serta meliputi berbagai cabang olahraga.Pelajaran seni makin intensif, demikian
pula pelajaran agama.
Seperti di SMP pembelajaran yang memperkuat independensi
murid dilanjutkan di SMA.Malahan hal ini menjadi lebih menonjol di SMA karena
murid makin bertambah umur dan pengalaman sehingga pembelajaran demikian lebih
merangsang kepadanya untuk mencari ilmu. Penggunaan komputer menjadi makin
menonjol dan peran Guru sebagai pembimbing menjadi lebih kompleks.
Pada akhir kelas 1 diadakan seleksi apakah murid benar-benar
cocok untuk Pendidikan Tinggi. Kalau dinilai kurang cocok karena tidak
menunjukkan hasil akademis yang memadai, maka ia dapat mengulang di kelas 1 dan
tahun berikutnya ikut seleksi lagi atau pindah ke SMK untuk menguasai satu kejuruan
sebagai bekal untuk langsung bekerja. Seleksi ini penting untuk memperoleh
kader ilmu pengetahuan yang tangguh.Namun ini tidak berarti bahwa pendidikan
ilmu pengetahuan lebih penting bagi bangsa dan masyarakat dari pada pendidikan
kejuruan.Indonesia memerlukan kader yang tangguh baik dalam penguasaan ilmu
pengetahuan maupun untuk penguasaan kejuruan.Maka seleksi ini adalah jalan
penting untuk mengelola sumber daya manusia lebih efisien, sesuai dengan bakat
masing-masing.
Kelas 2 dan 3 SMA merupakan pendidikan persiapan ke
pendidikan tinggi (pre-univeristy ). Ujian seleksi pada akhir tahun ke
1, selain melakukan seleksi untuk persiapan Pendidikan Tinggi juga untuk
menentukan apakah murid itu sebaiknya masuk pendidikan dengan titik berat IPA
atau IPS. Sesuai dengan hasil ujian itu setiap siswa yang akan ke kelas 2
disarankan untuk meneruskan ke studi bertitikberat IPA atau IPS. Akan tetapi
juga harus diperhatikan minat siswa itu hendak menuju Pendidikan Tinggi yang
bagaimana.Tidak mustahil, bahwa ada siswa yang kuat dalam IPA maupun IPS dan
ingin melanjutkan ke pendidikan tinggi dengan titik berat IPS, seperti studi
sejarah.Maka sebaiknya siswa itu dimungkinkan melanjutkan ke kelas 2 dengan
titikberat IPS.
Masuk kelas 2 diadakan penjurusan sesuai dengan bakat murid
dan tujuannya nanti di pendidikan tinggi. Ada yang masuk kelas 2 dengan titik
berat IPA,.ada pula kelas 2 dengan titik berat IPS. Mungkin ada murid yang
tadinya ingin ke Pendidikan Tinggi yang intinya teknologi dan karena itu
memilih ke kelas 2 IPA, tetapi karena hasilnya dalam pelajaran IPA kurang
menunjukkan kemampuan memadai dalam penguasaan pelajaran itu, maka ia akan
diminta untuk masuk kelas 2 IPS. Dengan begitu ia harus mengalihkan tujuannya
dalam Pendidikan Tinggi. Kemudian setelah menyelesaikan kelas 2 dilanjutkan ke
kelas 3.Baik jurusan IPA maupun IPS harus memberikan landasan kokoh untuk
menempuh Pendidikan Tinggi kemudian.
Untuk menggunakan waktu pendidikan secara efektif sesuai
dengan kemampuan belajar murid, maka dimungkinkan pembentukan bagian SMA yang
waktunya dipercepat menjadi 2 tahun.Sebab tidak mustahil ada murid yang
mempunyai kemampuan belajar cepat sehingga dengan kemampuan itu dapat
mengakhiri dengan baik pendidikan SMA dalam dua tahun.Dalam hal ini dibentuk
kelas khusus setelah melampaui kelas 1 yang dalam setahun menyiapkan siswa SMA
itu menyelesaikan pendidikan.Seleksi terhadap siswa yang masuk kelas khusus itu
sudah dimulai sepanjang pendidikan kelas 1.Guru Pembimbing Kelas mengikuti
dengan cermat kemampuan belajar setiap siswa.Ujian seleksi pada akhir kelas 1
digunakan untuk mmperkuat hasil pengawasan itu sehingga dapat ditentukan siswa
mana yang dapat masuk ke kelas khusus tersebut. Dengan begitu ada kemungkinan
bagi murid yang cerdas dan mampu belajar cepat untuk menyelesaikan pendidikan
menengah dalam 4 tahun, yaitu 2 tahun SMP dan 2 tahun SMA.
Di samping kegiatan kurikuler yang berjalan selama 3 tahun
SMA juga mengadakan kegiatan ekstra-kurikuler bagi semua siswa.Kegiatan
ekstra-kurikuler bertujuan untuk membentuk pribadi siswa yang utuh yang tidak
hanya berminta pada pelajaran di kelas. Dikembangkan berbagai kegiatan, seperti
berbagai cabang olahraga, yang meningkatkan kemampuan olahraga siswa dan
membentuk tim cabang olahraga yang mempertahankan nama SMA-nya dalam kompetisi
cabang olahraga tersebut, baik secara kota atau bahkan nasional. Seperti di
Jepang sudah lama terkenal kompetisi baseball antara Sekolah Lanjutan Atas
seluruh Jepang. Dimulai di tiap-tiap kota yang juaranya bertanding ditingkat
provinsi untuk menjadi juara provinsi, kemudian juara-juara provinsi bertanding
di Osaka untuk menentukan juara nasional. Kegiatan olahraga lain juga sama
kuatnya, dan itu semua sangat bermanfaat bagi pembentukan pribadi siswa. Selain
itu dapat dikembangkan klub seni tari, seni suara, klub sastra dengan kegiatan
peningkatan penguasaan bahasa Indonesia melalui kegiatan debat dan public
speaking, meningkatkan penguasaan bahasa asing seperti bahasa Inggeris,
bahasa Mandarin, bahasa Jepang, dan lainnya. Kegiatan ekstra-kurikulum yang
baik sangat menentukan mutu SMA karena dapat mengembangkan kepribadian siswa
secara lebih utuh dan lengkap. Dengan begitu ia juga lebih siap untuk mengikuti
pendidikan tinggi.
Pada akhir kelas 3 diadakan ujian.Pada waktu ini Ujian
Nasional sebagaimana ditetapkan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas)
menimbulkan perdebatan seru antara mereka yang tidak setuju dengan Ujian
Nasional dan mereka yang mempertahankan Ujian Nasional.Mereka yang
mengintroduksi dan mempertahankan kegunaan Ujian Nasional mengatakan bahwa
perlu ada penentuan standard pendidikan yang berlaku secara nasional.Atas hasil
Ujian Nasional dapat dilihat bagaimana kondisi pendidikan SMA di seluruh
Indonesia.Kemudian dengan informasi itu dapat dilakukan perbaikan pendidikan
secara nasional atau untuk daerah-daerah tertentu. Hasil Ujian Nasional
sekarang menjadi penentu kelulusan SMA dan sekali gus berfungsi untuk masuk
pendidikan tinggi.
Mereka yang mengecam dan menolak Ujian Nasional berpendapat
bahwa tidak wajar dan tidak adil menentukan kelulusan SMA atas ujian yang hanya
menyangkut beberapa mata pelajaran saja. Padahal pendidikan SMA merupakan
proses yang berlangsung selama tiga tahun menyangkut banyak mata pelajaran.
Mereka menunjukkan adanya pelajar yang tinggi angka-angkanya sehari-hari,
tetapi gagal lulus Ujian Nasional karena kurang di satu mata pelajaran
saja.Sebab itu mereka anggap Ujian Nasional tidak adil dan absurd. Juga Ujian
Nasional sebagai penetapan murid lulus SMA tidak adil, karena pendidikan SMA
tidak sama antara Jawa dengan Papua umpamanya. Bahkan antara SMA di dalam kota
Jakarta dengan SMA di daerah pinggiran Jakarta saja sudah berbeda mutunya.
Sebab itu tidak adil kalau Ujian Nasional ditetapkan sebagai kelulusan SMA.
Sebenarnya kedua pihak ada benarnya.Memang sebagai bangsa
kita harus mempunyai standard pendidikan tertentu, dalam hal ini menyangkut
SMA.Dan mereka benar juga bahwa dari sudut praktis tak mungkin menguji semua
mata pelajaran dalam Ujian Nasional.Selain itu Ujian Nasional diperlukan
sebagai syarat Pendidikan Tinggi. Akan tetapi di pihak lain adalah benar pula
bahwa kelulusan seorang tidak dapat dibatasi pada ujian atau test sesaat atas
sedikit mata pelajaran. Sebab perlu dibedakan antara lulus sekolah dan dapat
masuk pendidikan tinggi.
Sebab itu sebaiknya ada dua macam ujian, yaitu Ujian Sekolah
dan Ujian Nasional. Ujian Sekolah diselenggarakan oleh tiap-tiap sekolah untuk
menetapkan murid itu lulus pendidikan di sekolah itu. Pimpinan Sekolah
mempunyai wewenang mengatur dan menyelnggarakan Ujian Sekolah dan menetapkan
siapa yang lulus atau tidak. Dengan sendirinya, sekalipun pimpinan Sekolah
mempunyai wewenang menyelenggarakan Ujian Sekolah, ia harus memperhatikan
kaidah umum yang berlaku bagi kelulusan SMA yang ditetapkan secara
terpusat.Kemudian mereka yang lulus Ujian Sekolah dapat mengikuti Ujian
Nasional untuk masuk Pendidikan Tinggi.Ujian Nasional diselenggarakan oleh
Pemerintah Pusat c.q. Departemen Pendidikan Nasional, sekalipun dilakukan di
daerah.Adalah wewenang Depdiknas untuk menentukan orang lulus Ujian Nasional
atau tidak. Dengan begitu sekali gus dilakukan seleksi untuk masuk Pendidikan
Tinggi. Tidak ada lagi rasa ketidakadilan karena murid sudah diuji dulu oleh
sekolahnya. Maka kalau tidak lulus Ujian Sekolah dengan sendirinya ia tidak
dapat maju ke Ujian Nasional. Sedangkan tidak ada lagi alasan menolak Ujian
Nasional dengan alasan bahwa ada murid berbakat malahan gagal di Ujian
Nasional.Kalau ada murid yang dikatakan berbakat terbukti gagal di Ujian
Nasional, maka itu berarti bahwa penilaian “berbakat” itu tidak memadai.
SMA diselenggarakan Pemerintah maupun swasta dengan syarat
bahwa mutu pendidikan harus selalu dipegang teguh. Jangan sampai ada SMA yang
dibuka hanya untuk kepentingan sekumpulan orang tanpa ada rasa tanggungjawab
dalam menjaga mutu pendidikan.Pengawasan Pemerintah terhadap penyelenggaraan
SMA harus ketat, baik terhadap SMA Negeri maupun SMA Swasta.Tanpa itu
pendidikan SMA merupakan pemborosan belaka yang merugikan anak didik dan
masyarakat.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Sampai belum lama ini ada pendapat di sementara kalangan
bahwa pendidikan kejuruan lebih rendah dari pendidikan umum atau
akademis.Sering alasannya adalah bahwa hanya melalui pendidikan umum, yaitu
SMA, orang dapat masuk pendidikan tinggi.
Pendapat demikian adalah berorientasi status sosial belaka
dan sebab itu salah. Sebaliknya pendidikan kejuruan mempunyai peran yang sangat
penting dalam kehidupan setiap bangsa, khususnya dalam zaman sekarang dan masa
depan. Lulusan pendidikan kejuruan dengan kecakapan yang tinggi menjadi kader
menengah yang efektif pekerjaannya dalam setiap usaha dan menjamin adanya
produktivitas nasional tinggi. Sebab tidak mungkin kader yang lulusan
pendidikan tinggi dapat melakukan fungsi pimpinan usaha dan sekali gus juga
langsung memimpin proses produksi tanpa bantuan kader menengah yang cakap. Itu
sebabnya di banyak negara maju lulusan pendidikan kejuruan yang baik dicari
oleh perusahaan dan memperoleh penghasilan yang tidak kalah, bahkan ada yang
lebih tinggi, dari lulusan pendidikan tinggi yang baru mulai bekerja dan belum
berpengalaman.
Itu sebabnya Indonesia juga sangat memerlukan pendidikan
kejuruan yang banyak dan bermutu, menyangkut berbagai cabang profesi.Selain itu
lulusan Pendidikan Menengah kejuruan memang tidak langsung masuk ke Pendidikan
Tinggi setelah lulus SMK.Akan tetapi setelah menjalankan pekerjaannya seorang
lulusan SMK yang berminat melanjutkan ke Pendidikan Tinggi dapat melakukan itu
dengan memenuhi syarat yang ditetapkan Pendidikan Tinggi.Sistem pendidikan
sekolah harus bersifat terbuka dan memberikan kemungkinan kepada siapa saja
memasuki Pendidikan Tinggi, asalkan memenuhi syarat-syarat yang
ditetapkan.Dalam syarat itu faktor pengalaman bekerja tidak dapat diabaikan dan
harus pula diperhitungkan sebagai faktor yang meningkatkan kemampuan orang
tersebut. Di Jerman seorang yang cukup lama bekerja di pabrik dan menunjukkan
prestasi tinggi dalam pekerjaannya, tanpa mempunyai ijazah Abitur (tanda
lulus gymnasium) dapat masuk pendidikan tinggi setelah melewati beberapa
syarat.
Maka tidak benar untuk menganggap pendidikan kejuruan lebih
rendah dari pendidikan akademis.Yang benar adalah bahwa setiap pendidikan
mempunyai fungsinya sendiri bagi kehidupan bangsa.Dan jelas bahwa bangsa
Indonesia sangat memerlukan pendidikan kejuruan yang luas dan bermutu agar
dapat mengembangkan daya saing tinggi dalam era globalisasi.
SMK sekarang merupakan sebutan kumpulan pendidikan bagi
aneka ragam kejuruan.Di SMK dapat diadakan pendidikan untuk kejuruan ekonomi
(yang dulu di Sekolah Dagang dan SMEA), teknik (dulu Sek.Teknik), rumahtangga
(dulu SKP), kepariwisataan dan lainnya.Akan tetapi para pengarah pendidikan
tidak memasukkan pendidikan guru dalam SMK, sekalipun dulu ada SGA, SGPD dan
lainnya.Mereka berpendapat bahwa pendidikan guru harus masuk pendidikan tinggi
dan bukan pendidikan menengah.
SMK mempunyai fungsi penting untuk mendidik dan membentuk
kader tingkat menengah bagi berbagai kegiatan produksi bangsa.Maka boleh
dikatakan bahwa produktivitas Indonesia sangat tergantung kemampuan SMK membentuk
kader itu.
Dalam kenyataan hingga belum lama ini SMK kurang dapat
memenuhi tuntutan itu secara memuaskan, kecuali beberapa SMK yang lulusannya
dicari dan diburu oleh banyak perusahaan.Pada umumnya SMK dinilai kurang dapat
memberikan kecakapan kejuruan yang diperlukan dunia industri.Bahkan ada
perusahaan yang memilih merekrut lulusan SMA dan kemudian dilengkapi dengan
latihan sendiri dalam perusahaan, ketimbang merekrut lulusan SMK.
Kalau hal ini tidak diperbaiki, maka mayoritas SMK hanya
merupakan pemborosan uang dan waktu belaka yang sangat merugikan masyarakat dan
anak didik.Sebab itu sudah sangat jauh waktunya untuk membawa SMK melaksanakan
fungsinya yang sebenarnya. Hasil didiknya harus menjadi tumpuan produktivitas
perusahaan yang dicari oleh banyak perusahaan..
Untuk meningkatkan mutu SMK harus ada syarat bahwa untuk
lulus SMK murid itu harus menempuh dan lulus ujian dalam kejuruannya.Ujian ini
dilakukan Asosiasi Profesi bersangkutan (sebagai anggota Kamar Dagang dan
Industri, KADIN) bersama Pemerintah Pusat.Maka ujian ini dapat disamakan dengan
Ujian Nasional bagi murid SMA. Hasil lulus ujian itu memberikan kepada lulusan
SMK satu ijazah atau certificate yang dikeluarkan Asosiasi Profesi tersebut.
Dengan ijazah itu lulusan SMK dapat diterima perusahaan yang memerlukan
keahliannya di mana saja, bahkan di luar Indonesia kalau Asosiasi Profesi itu
anggota Asosiasi Profesi Internasional atau ASEAN.
Semua SMK dengan begitu dimotivasi dan didorong untuk
mendidik dan membentuk muridnya sesuai dengan syarat-syarat yang diletakkan
Asosiasi Profesi.Karena memiliki ijazah Asosiasi Profesi berarti jaminan
mendapat pekerjaan yang sesuai dengan kecakapan serta mendapat penghasilan yang
memadai.Makin banyak lulusannya memenuhi tuntutan itu, makin tinggi penilaian
umum terhadap SMK tersebut.Sekarang sudah ada beberapa SMK dengan kemampuan
demikian, seperti SMK jurusan teknik milik kaum Katolik di Solo, SMK yang
diselenggarakan PT PAL di Sidoarjo, SMK jurusan pariwisata di Bali.Tetapi
mayoritas SMK masih harus berbenah diri untuk mencapai kondisi itu.
Pendidikan SMK yang bertitikberat pada pembentukan kecakapan
kejuruan tidak boleh mengabaikan hal-hal yang pada umumnya juga diperlukan
seorang untuk bekerja baik.Sebab itu pembentukan karakter seperti telah
diuraikan dalam penyelenggaraan SMA, juga berlaku di SMK, yaitu kemampuanb
berpikir, berbuat dan berperasaan.Penguasaan bahasa juga penting bagi lulusan
SMK, baik bahasa Indonesia, Inggeris dan asing lainnya.
Kegiatan ekstra-kurikuler juga perlu dikembangkan, sebagaimana
di SMA.Meskipun mungkin cabang kegiatan tidak seperti SMA.Olahraga penting
dalam kegiatan ini, mungkin juga kegiatan bahasa.Namun hal-hal yang
bersangkutan dengan profesi harus mendapat perhatian lebih banyak di SMK.
Peningkatan mutu SMK juga banyak tergantung Pemerintah,
Pusat maupun Daerah, karena kurang ada perhatian yang memadai terhadap SMK,
sebagaimana sudah diuraikan di atas.Keadaan itu menimbulkan suasana seakan-akan
SMK adalah pendidikan kelas buntut, karena yang diperhatikan hanya SMA dan SMP.
Padahal untuk keperluan masa depan bangsa SMK mempunyai peran yang amat
penting. Sebab itu di samping harus peningkatan kualitas juga harus lebih
banyak SMK dibuka oleh Pemerintah dan swasta.Ini sangat berpengaruh terhadap
produksi nasional dan daya saing Indonesia di dunia internasional.Karena
penyelenggaraan SMK memerlukan investasi dan biaya operasi yang tidak sedikit,
maka dalam kondisi masyarakat Indonesia sekarang tidak dapat diharapkan pihak
Swasta membuka SMK kecuali mereka yang kuat modalnya.Sebab itu Pemerintah, baik
Pusat dan Daerah, harus lebih banyak membuka SMK.
Madrasah
Di Indonesia umat Islam menyelenggarakan pendidikan dalam
Madrasah untuk menjamin agar kaum muda mendapat pendidikan agama Islam secara
baik.Madrasah juga merupakan bagian dari Sistem Sekolah di Indonesia yang tidak
kalah pentingnya dari sekolah lainnya.Dalam Madrasah ada tingkat Ibtidaiyah,
Tsanawiyah, dan Aliyah, yang masing-masing setingkat dengan SD, SMP dan
SMA.Banyak anak Indonesia yang mengikuti pendidikan Madrasah.
Oleh karena jumlah anak Indonesia yang belajar di Madrasah
cukup banyak, baik di Madrasah Negeri maupun Swasta, maka masa depan bangsa
Indonesia turut ditentukan oleh pendidikan di Madrasah. Perlu disadari bahwa
anak Indonesia masuk Madrasah tidak hanya untuk menjadi Guru Agama. Banyak dari
mereka, bahkan terbanyak, ingin membangun masa depan sesuai dengan perkembangan
bangsa dan umat manusia. Dalam kehidupan umat manusia sekarang jelas sekali
bahwa kehidupan satu bangsa banyak dipengaruhi kemampuan produksi.Dan itu
sangat dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus
berkembang.Banyak anak Indonesia yang sekolah di Madrasah juga ingin menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi untuk membangun hidupnya. Kalau pendidikan yang
diperoleh anak Indonesia kurang memperhatikan faktor itu, maka ia tidak
dipersiapkan secara memadai untuk menghadapi kehidupannya di masa ia dewasa.
Dan bila ini menyangkut jumlah anak yang banyak, maka dampaknya luas sekali
pada bangsa.Selain dampak kemampuan kerja, juga dampak membangun penghasilan
memadai.Bahkan tidak mustahil bahwa ada dampak psikologi yang berakibat
menguatnya rasa inferior yang kemudian mencari kompensasi dalam berbagai
saluran dan bentuk negatif.
Hingga kini baru sebagian kecil Madrasah melaksanakan pendidikan
umum dalam jumlah dan mutu yang memadai, baik di tingkat Ibtidaiyah, Tsanawiyah
atau Aliyah.Perlu perhatian lebih banyak dari para Pembina Madrasah agar hal
itu berubah sehingga anak Islam yang belajar di Madrasah juga disiapkan dengan
semestinya untuk menghadapi masa depannya.Selama tidak atau belum dilakukan
maka tidak saja ada perlakuan tidak adil terhadap begita banyak anak Islam,
tetapi juga ditimbulkan kerawanan kepada bangsa, secara sadar atau tidak.
Membuat Madrasah melakukan pendidikan umum yang baik bukan
hal mustahil, sebagaimana dibuktikan oleh Madrasah yang telah melakukannya
dengan hasil baik.Bahkan di daerah tertentu ada Aliyah yang lebih unggul dari
SMA Karena pendidikan Madrasah diawasi oleh Departemen Agama, maka departemen
tersebut mempunyai tanggungjawab pengawasan dan pembinaan Madrasah yang harus
dijalankan lebih saksama.Kita semua berharap bahwa mayoritas Madrasah dalam
waktu sesingkatnya mempunyai mutu pendidikan umum yang setingkat dengan
standard SD, SMP dan SMA di Indonesia.Karena Madrasah banyak diselenggarakan
oleh swasta, maka Depag juga harus mengawasi mereka dengan saksama.Semoga para
pemimpin Islam menyadari bahwa mutu umat Islam Indonesia banyak dipengaruhi
oleh keberhasilan menyelenggarakan pendidikan di Madrasah secara lebih baik.
Sekolah Luar Biasa.
Sistem Sekolah di Indonesia perlu memperhatikan adanya
Sekolah Luar Biasa dalam jumlah dan mutu yang memadai untuk memungkinkan para
anak penderita cacad memperoleh pendidikan.Harus dihilangkan pendapat bahwa
orang cacad tidak dapat dan tidak perlu belajar, dan tidak dapat berfungsi
produktif dalam masyarakat. Stephen Hawkins, pakar Inggeris dalam sains,
membuktikan bahwa orang cacad yang tidak dapat bergerak dan bicara normal tidak
kalah jasanya dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Sekolah Luar Biasa memerlukan guru-guru yang jauh lebih
cakap dari guru yang mengajar di sekolah biasa.Sebab itu mereka dididik secara
khusus dan harus mendapat kompensasi gaji yang juga melebihi guru sekolah
biasa.
Pemerintah harus ambil tanggungjawab besar dalam
penyelenggaraan macam-macam Sekolah Luar Biasa. Di samping itu merangsang pihak
swasta untuk melakukan hal sama.
Aneka Ragam Kursus.
Masyarakat juga memerlukan aneka ragam Kursus yang
memberikan pendidikan keahlian yang tidak dilakukan di sekolah atau dapat
menambah kecakapan yang diperoleh di sekolah.
Adalah kenyataan bahwa banyak anak kita tidak melanjutkan
pendidikan ke sekolah lebih atas karena berbagai alasan.Banyak dari mereka
menghendaki penguasaan satu keahlian untuk dapat hidup dalam masyarakat.Kita
lihat banyaknya kursus yang melatih kaum wanita untuk bekerja di salon
rambut.Banyak gadis yang masuk kursus itu adalah lulusan SMP atau SMA tetapi
tidak melanjutkan sekolah. Hal lain adalah kursus mengemudi yang melatih orang
untuk cakap mengemudi kendaraan bermotor. Mereka yang ikut kursus itu
memerlukan kecakapan itu untuk membuat pekerjaan jadi sopir atau ada yang
sekedar ingin cakap mengemudi untuk melengkapi kehidupannya.Banyak
kursus-kursus lainnya yang melakukan hal serupa.
Juga ada kursus yang dikunjungi orang untuk menambah
kecakapan yang diperoleh di sekolah, karena menganggap bahwa kecakapan yang
diberikan sekolah masih kurang memadai.Ada banyak kursus bahasa Inggeris dan
bahasa asing lainnya, ada kursus komputer, dan lainnya.Yang cukup penting di
antara kursus ini adalah kursus Bimbingan Belajar yang dikunjungi anak-anak
sekolah agar lebih pandai dan siap menghadapi ujian.
Berbagai kursus ini penting kehadirannya bagi
masyarakat.Sebab itu Pemerintah harus mengawasi bahwa kursus-kursus itu
dikerjakan dengan baik oleh pemiliknya dan tidak menjadi tempat untuk menipu
orang-orang yang ingin belajar sesuatu.
Harus diakui bahwa eksistensi kursus-kursus itu juga turut
meningkatkan produktivitas bangsa kalau diselenggarakan dengan baik.
Fungsi
Lembaga Sekolah
- Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan anak didik
- Spesialisasi dalam bidang pendidikan dan pengajaran
- Efisiensi. Pendidikan dilakukan dalam program yang tertentu dan sistematis, juga jumlah anak didik dalam jumlah besar akan memberikan efisiensi bagi pendidikan anak dan juga bagi orang tua.
- Sosialisasi, yaitu proses perkembangan individu menjadi makhluk sosial yang mampu beradaptasi dengan masyarakat.
- Konservasi dan transmisi kultural, yaitu pemeliharaan warisan budaya. Dapat dilakukan dengan pencarian dan penyampaian budaya pada anak didik selaku generasi muda.
- Transisi dari rumah ke masyarakat. Sekolah menjadi tempat anak untuk melatih berdiri sendiri dan tanggung jawab anak sebagai persiapan untuk terjun ke masyarakat.
Peranan Lembaga Sekolah
- Tempat anak didik belajar bergaul, baik sesamanya, dengan guru dan dengan karyawan.
- Tempat anak didik belajar mentaati peraturan sekolah.
- Mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi agama, bangsa dan agama.
Tanggung
Jawab Sekolah
- Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang ditetapkan menurut ketentuan yang berlaku.
- Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan dan tingkat pendidikan.
- Tanggung jawab fungsional adalah tanggung jawab profesional pengelola dan pelaksana pendidikan yang menerima ketetapan ini berdasarkan ketentuan jabatannya.
Sifat-sifat
Lembaga Pendidikan Sekolah
- Tumbuh sesudah keluarga (pendidikan kedua), maksudnya sekolah memikul tanggung jawab dari keluarga untuk mendidik anak-anak mereka.
- Lembaga Pendidikan Formal, dalam arti memiliki program yang jelas, teratur dan resmi.
- Lembaga pendidikan tidak bersifat kodrati. Maksudnya hubungan antara guru dan murid bersifat dinas, bukan sebagai hubungan darah.
IV. LEMBAGA
PENDIDIKAN MASYARAKAT
Masyarakat sebagai lingkungan memiliki
pengaruh besar terhadap perkembangan pribadi seseorang. Dalam hal ini,
masyarakat mempunyai peranan penting dalam upaya ikut serta menyelenggarakan
pendidikan, membantu pengadaan tenaga & biaya, sarana dan prasarana dan
menyediakan lapangan kerja. Karenanya, partisipasi masyarakat membantu
pemerintah dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa yang sangat diharapkan.
(Drs. Fuad Hasan. 1995) pendidikan dalam masyarakat memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
- Diselenggarakan dengan sengaja di luar sekolah
- Peserta umumnya mereka yang tidak bersekolah atau drop out
- Tidak mengenal jenjang dan program pendidikan untuk jangka waktu pendek
- Peserta tidak perlu homogen
- Ada waktu belajar dan metode formal, serta evaluasi yang sistematis
- Isi pendidikan bersifat praktis dan khusus
- Keterampilan kerja sangat ditekankan sebagai jawaban terhadap kebutuhan meningkatkan taraf hidup
Beberapa
Istilah Jalur Pendidikan Luar Sekolah ( Drs. Fuad Hasan. 1995)
- Pendidikan Sosial, yaitu proses yang diusahakan dengan sengaja di dalam masyarakat untuk mendidik individu & lingkungan sosial, supaya bebas dan bertanggung jawab.
- Pendidikan Masyarakat, merupakan pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa, termasuk pemuda di luar batas umur tertinggi kewajiban belajar dan dilakukan di luar lingkungan dan sistem persekolahan resmi.
- Pendidikan Rakyat adalah tindakan-tindakan atau pengaruh yang terkadang mengenai seluruh rakyat.
- Pendidikan Luar Sekolah adalah pendidikan yang dilakukan di luar sistem persekolahan biasa.
- Mass Education adalah pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa di luar lingkungan sekolah
- Adult Education adalah pendidikan untuk orang dewasa yang mengambil umur batas tertinggi dari masa kewajiban belajar.
- Extension Education adalah suatu bentuk dari adult education, yaitu pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah biasa, yang khusus dikelola oleh Perguruan Tinggi untuk menyahuti hasrat masyarakat yang ingin masuk dunia Universitas, misalnya Univ. Terbuka
- Fundamental Education ialah pendidikan yang bertujuan membantu masyarakat untuk mencapai kemajuan sosial ekonomi, agar mereka dapat menempati posisi yang layak
Sasaran dan Program Pendidikan Jalur Luar
Sekolah( Drs. Fuad Hasan. 1995).
- Para buruh dan Petani
- Kebanyakan berpendidikan rendah atau bahkan tidak sama sekali. Pendidikan yang diberikan adalah pendidikan yang mampu menolong meningkatkan produktifitas dengan mengajarkan keterampilan dan metode baru, yang mendidik mereka agar bisa memenuhi kewajiban sebagai warga negara dan kepala keluarga serta mampu menggunakan waktu secara efektif.
- Para Remaja Putus Sekolah
- Golongan remaja yang menganggur memerlukan pendidikan yang menarik, merangsang dan relevan dengan kebutuhan hidupnya.
- Para Pekerja yang Berketerampilan
f. Agar
mampu menghadang berbagai tantangan masa depan, maka program pendidikan yang
diberikan kepada mereka hendaknya yang bersifat kejuruan dan teknik. Dengan
tujuan dapat menyelamatkan mereka dari bahaya keuangan, pengetahuan dan
keterampilan yang mereka miliki serta membuka jalan bagi mereka untuk naik ke
jenjang hidup yang lebih baik.
- Golongan Teknisi dan Profesional
- Mereka memegang peranan penting dalam kemajuan masyarakat. Karenanya, peran mereka harus dioptimalkan dengan memperbaharui dan menambah pengetahuan serta keterampilannya.
- Para Pemimpin Masyarakat
- Termasuk di dalamnya para pemimpin politisi, agama, sosial dan sebagainya. Mereka dituntut mampu mengaplikasikan berbagai pengetahuan mereka dan berusaha untuk memperbaharui sikap dan gagasan yang sesuai dengan kemajuan dan pembangunan.
- Anggota Masyarakat yang Sudah Tua
- Akibat perkembangan zaman, banyak ilmu pengetahuan yang tidak mereka dapatkan. Karena itu pendidikan merupakan kesempatan yang berharga bagi mereka.
Fungsi Pendidikan Masyarakat
Untuk
membimbing dan meningkat kan pola piker masyarakat terhadap semua perkembangan
dunia yang sedang terjadi.
V. HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA KELUARGA, SEKOLAH DAN MASYARAKAT
V. HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA KELUARGA, SEKOLAH DAN MASYARAKAT
Pada
umumnya, anak-anak semenjak dilahirkan sampai menjadi manusia dewasa, menjadi
orang yang dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab sendiri dalam
masyarakat, harus mengalami perkembangan.Baik atau buruknya hasil perkembangan
anak itu terutama bergantung kepada pendidikan yang diterimaanak itu dari
berbagai lingkungan pendidikan yang dialaminya itu. Dan dapat digolongkan macam-macam
lingkungan menjadi tiga golongan besar, yaitu:
- Lingkungan keluarga.
- Lingkungan sekolah.
- Lingkungan masyarakat.
A.
Hubungan Keluarga
dengan Sekolah
Keluarga sebagai satuan organisasi terkecil di masyarakat
mendapat peranan sangat penting karena membentuk kepribadian dan watak anggota
keluarganya. Sedangkan masyarakat terdiri dari keluarga-keluarga. Dari satuan
terkecil itu terbentuklah gagasan untuk terus mewariskan standar watak dan
kepribadian yang baik yang diakui oleh semua golongan masayarakat, salah satu
institusi yang mewarisakan kepribadian dan watak kepada masayarakat adalah
sekolah. Sekolah tidak akan terus berdiri jika tidak di dukung oleh masyarakat,
maka dari itu kedua sistem sosial ini saling mendukung dan melengkapi. Jika di sekolah
dapat terbentuk perubahan sosial yang baik berdasarkan nilai atau kaidah yang
berlaku, maka masyarakat pun akan menaglami perubahan sosial.
Sebagai salah satu wujud sekolah sebagai bagian dari
masyarakat maka terbentuklah sekolah masyarakat (community school). Sekolah
ini bersifat life centered. Yang menjadi pokok pelajaran adalah kebutuhan
manusia, masalah-masalah dan proses-proses social dengan tujuan untuk
memperbaiki kehidupan dalam masyarakat.Masyarakat dipandang sebagai
laboratorium dimana anak belajar, menyelidiki dan turut serta dalam usaha-usaha
masyarakat yang mengandung unsur pendidikan.
Menurut Oqbum
fungsi keluarga itu adalah sebagai berikut :
- Fungsi kasih sayang
- Fungsi ekonomi
- Fungsi pendidikan
- Fungsi perlindungan/penjagaan
- Fungsi rekreasi
- Fungsi status keluarga
- Fungsi agama
B.
Pengaruh Sekolah Terhadap Masyarakat
Pengaruh sekolah
terhadap masyarakat pada dasarnya tergantung kepada luas-tidaknya produk serta
kualitas dari produk sekolah itu sendiri.Semakin luas sebaran produk sekolah di
tengah-tengah masyarakat, tentu produk sekolah tersebuut membawa pengaruh positif
yang berarti bagi perkembangan masyarakat bersangkutan.Sekolah dapat disebut
sebagai lembaga investasi manusiawi.Investasi jenis ini sangat penting bagi
perkembangan dan kemajuan masyarakat. Rendahnya kualitas faktor manusia
disetiap masyarakat, akan berpengaruh terhadap prestasi yang bisa dicapai oleh
masyarakat bersangkutan.
Terdapat empat macam
pengaruh pendidikan sekolah terhadap perkembangan masyarakat, yaitu:
- Mencerdaskan kehidupan masyarakat
- Membawa pengaruh pembaharuan bagi perkembangan masyarakat.
- Mencetak warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan kerja di lingkungan masyarakat.
- Melahirka sikap-sikap positif dan konstruktif bagi warga masyarakat, sehingga tercipta integrasi social yang harmonis ditengah-tengah masyarakat.
Hubungan sekolah dan masyarakat memiliki
hubungan rasional berdaasrkan kebutuhan. Adapun gambaran hubungan rasional
diantara keduanya:
- Sasaran pendidikan yang ditengani lembaga persekolahan detentukan kejelasan formulasi kontrak antara sekolah dengan masyarakat. Diperlukan pendekatan komprehensif didalam pengembangan program dan kurikulum untuk masing-masing jenis dan jenjang persekolahan.
- Pelaksanaan fungsi sekolah dalam melayani masyarakat yang dipengaruhi oleh ikatan-ikatan objektif diantara keduanya. Ikatan objektif tersebut berupa perhatian, penghargaan dan lapangan-lapangan tertentu seperti dana, fasilitas dan jaminan-jaminan objektif lainnya.
- Sekolah sebagai lembaga layanan terhadap kebutuhan pendidikan dimasyarakat yang membawa konsekuensi-konsekuensi dan konseptual serta teknis yang bersesuaian antar fungsi pendidikan yang diperankan sekolah dengan yang dibutuhkan masyarakat. Untuk menjalankan tujuan pendidikan yang rasional dan ideal, maka sekolah memerlukan mekanisme informasi timbal balik yang rasional, objektif dan realitas dengan masyarakat
C. Membina Hubungan Sekolah, Keluarga, Dan
Masyarakat
Dalam
Pelaksanaan lingkungan inklusif ramah terhadap pembelajaran membutuhkan peran
dan tanggung jawab berbagai pihak yang terlibat baik secara langsung maupun
tidak, pihak-pihak tersebut antara lain:masyarakat, guru, dan
orangtua.Masyarakat yang dimaksud adalah orang tua atau wali peserta didik,
anggota keluarga yang lain atau semua orang yang tinggal di sekitar lingkungan
sekolah. Dalam konteks menyeluruh masyarakat merupakan tempat anak hidup dan
belajar kemudian menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
BAB III
PENUTUP
Demikian makalah ini saya buat untuk pembaca. Penulis
menyadari bahwa masih ada kekurangan-kekurangan dalam penulisan. Untuk itu
kritik dan saran yang bersifat membangun akan sanga berguna bagi saya. Semoga
tulisan ini bermanfaat. Terimakasih
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar: