Jumat, 25 April 2014

Pengantar Pendidikan



BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Lembaga pendidikan adalah bagian terpenting suatu negara dalam bidang kependidikan. Kita tahu bahwa kita dapat menciptakan sumber daya manusia (SDM) ini melalui lembaga pendidikan. Jadi dengan adanya lembaga pendidikan dapat berguna dalam penyiapan tenaga kerja yang sudah matang dan siap untuk bersaing dalam dunia ketenaga kerjaan. Lembaga pendidikan sendiri dimulai dari keluarga, sekolah serta masyarakat. Ketiga lembaaga ini harus dilaksanakan dengan baik sehingga dapat menghasilkan SDM yang berkualitas.

Tujuan
  • Sebagai penambah ilmu dan wawasan
  • Melengkapi tugas makalah
Rumusan masalah
  • Apa lembaga pendidikan itu ?
  • Bagaimana pendidikan dalam keluarga, sekolah dan masyarakat ?
  • Bagaimana hubungan pendidikan keluarga,sekolah dan masyarakat ?
Manfaat Penulisan
  1. Bagi dosen
    Dapat dijadikan sebagai pertimbangan bahan ajar mata kuliah pengantar pendidikan.
  2. Bagi MahasiswaUntuk menambah pengetahuan tentang pendidikan sebagai sebuah sistem menajemen pengelolaan.
BAB II
PEMBAHASAN
            I.        Pengertian Lembaga Pendidikan
Lembaga Pendidikan merupakan sebuah institusi pendidikan yang menawarkan pendidikan formal mulai dari jenjang pra-sekolah sampai ke jenjang pendidikan tinggi, baik yang bersifat umum maupun khusus (misalnya sekolah agama atau sekolah luar biasa). Lembaga pendidikan juga merupakan sebuah institusi sosial yang menjadi agen sosialisasi lanjutan setelah lembaga keluarga. Dalam lembaga pendidikan, seorang anak akan dikenalkan mengenai kehidupan bermasyarakat yang lebih luas. Lembaga pendidikan atau yang kerap disebut sekolah juga merupakan sebuah institusi yang akan mengenalkan berbagai nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Sekolah atau institusi pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat. Sekolah dapat membantu seorang anak untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.[1]

            Macam-macam Lembaga Pendidikan
a.         Pendidikan Formal
Pendidikan formal yang sering disebut pendidikan persekolahan, berupa rangkaian jenjang pedidikan yang telah baku, misalnya SD, SMP, SMA, dan PT. Pendidikan nonformal lebih difokuskan pada pemberian keahlian atau skill guna terjun ke masyarakat.
 Mengenyam   pendidikan  pada  institusi  pendidikan  formal  yang  diakui  oleh  lembaga  pendidikan  Negara  adalah  sesuatu  yang  wajib  dilakukan  di  Indonesia Mulai  dari  anak  tukang  sapu jalan, anak  tukang  dagang  martabak  mesir, anak  tukang  jamret, anak  pak  tani, anak  bisnismen, anak  pejabat  tinggi  Negara, dan  sebagainya  harus  bersekolah, minimal  9  tahun  lamanya  hingga  lulus  SMP.
Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah yang lahir dan berkembang secara efektif dan efisien dari pemerintah untuk masyarakat merupakan perangkat yang berkewajiban untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam menjadi warga Negara. 
Ada beberapa Krateristik proses pendidikan yang berlangsung di sekolah yaitu;
1.      Pendidikan diselengarakan secara khusus dan dibagi atas jenjang yang memiliki hubungan hierarki
2.      Usia anak didik di suatu jenjang pendidikan relative homogen.
3.      Waktu pendidikan relatif lama sesuai dengan program pendidikan yang harus diselesaikan.
4.      Materi atauisi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum.
5.      Adanya penekanan tentang kualitas pendidikan sebagai jawaban kebutuhan dimasa yang akan datang.  
Sebagai pendidikan yang bersifat formal, sekolah mencari fungsi pendidikan berdasarkan asas-asas tanggung jawab;
1.      Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang ditetapkan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku. Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan and tingkat pendidikan kepadanya masyarakat oleh masyarakat dan bangsa.
2.      Tanggungjawab fungsional ialah: Tanggung jawab professional pengelola dan pelaksana pendidikan yang menerima ketetapan ini berdasarkan ketentuan-ketentuan jabatannya. tanggung jawab ini merupakan pelimpahan tanggung jawab dan kepercayaan orang tua (masyarakat) kepada sekolah dari para guru..
b.        Pendidikan Non Formal
Pendidikan non formal merupakan pendidikan alternatif setelah pendidikan formal. Kursus sebagai salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan pada jalur pendidikan non formal mempunyai kaitan yang sangat erat dengan jalur pendidikan formal. Selain memberikan kesempatan bagi peserta didik yang ingin mengembangkan keterampilannya pada jenis pendidikan tertentu yang telah ada di jalur pendidikan formal juga memberikan kesempatan bagi masyarakat yang ingin mengembangkan pendidikan keterampilannya yang tidak dapat ditempuh dan tidak terpenuhi pada jalur pendidikan formal.
Pendidikan non formal tidak bisa di pandang sebelah mata. Karena pendidikan non formal sangat penting terutama dalam hal penguasaan dan pengembangan ketrampilan fungsional. Selain itu pendidikan non formal lebih berorientasi pada pendidikan yang efektif dan efisien agar peserta didik dapat belajar dengan mudah dan mencapai tujuan melalui proses yang hemat waktu dan biaya.
Pendidikan non formal merupakan usaha masyarakat dalam mencari jalan keluar terhadap persoalan pendidikan formal yang tidak terjangkau oleh masyarakat. Perhatian pendidikan non formal lebih terpusat pada usaha-usaha untuk membantu terwujudnya proses pembelajaran di masyarakat. Hal ini sesuai dengan Pasal 55, UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 butir pertama yaitu, Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada pendidikan formal dan non formal sesuai dengan kekhasan agama, lingkungan sosial, dan budaya untuk kepentingan masyarakat.
Pendidikan non formal mempunyai fungsi membelajarkan individu atau kelompok agar mampu memberdayakan dan mengembangkan dirinya sehingga mampu beradaptasi terhadap perubahan atau perkembangan zaman. Berdasarkan fungsi tersebut pendidikan non formal dapat melayani kebutuhan pendidikan suplemen, pendidikan komplemen, pendidikan kompensasi, pendidikan substitusi, pendidikan alternatif, pendidikan pengayaan, pendidikan pemutakhiran (updating), pendidikan / pelatihan keterampilan dan  pendidikan penyesuaian/penyetaraan.
Untuk mengoptimalkan kualitas pendidikan non formal terus mengalami perkembangan sehingga menghasilkan pendidikan berbasis kompetensi yang lebih menekankan pada kemampuan yang di miliki oleh setiap peserta didik. Dalam pelaksanaan proses belajar pendidikan berbasis kompetensi menggunakan prinsip-prinsip pengembangan yang mencakup pemilihan materi, Strategi, media, penilaian dan sumber atau bahan pembelajaran sehingga hasil belajar tercapai sesuai dengan standar kompetensi. Dengan memilih pendidikan berbasis kompetensi, diharapkan mampu untuk bersaing di era globalisasi saat ini.[2]

            II.       Pendidikan Keluarga
     Pengertian Keluarga
Kata keluarga dapat diambil kefahaman sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat, atau suatu organisasi bio-psiko-sosio-spiritual dimana anggota keluarga terkait dalam suatu ikatan khusus untuk hidup bersama dalam ikatan perkawinan dan bukan ikatan yang sifatnya statis dan membelenggu dengan saling menjagake harmonisan hubungan satu dengan yang lain atau hubungan silaturrahim. Sementara satu keluarga dalam bahasa Arab adalah al-Usroh yang berasal dari kata al-asru yang secara etimologis mampunyai arti ikatan.Al- Razi mengatakan al-asru maknanya mengikat dengan tali, kemudian meluas menjadi segala sesuatu yang diikat baik dengan tali atau yang lain.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian pendidikan keluarga adalah prosestransformasi prilaku dan sikap di dalam kelompok atau unit sosialterkecil dalam masyarakat. Sebab keluarga merupakan lingkungan budaya yang pertama dan utama dalam menanamkan norma dan mengembangkan berbagai kebiasaan dan prilaku yang penting bagi kehidupan pribadi,keluarga dan masyarakat.
  1. Bentuk-Bentuk Keluarga
Dalam norma ajaran sosial, asal-usul keluarga terbentuk dari perkawinan (laki-laki dan perempuan dan kelahiran manusia seperti yang ditegaskan Allah dalm surat an-Nisa ayat satu yang berbunyi:
وخلقمنهازوجهاوبثمنهارجالاكثيراونساء
Artinya: Dan Ia ciptakan dari padaNyapasanganny dan Ia tebarkan dari keduanya laki-laki dan perempuan yangbanyak (An-Nisa: 1)
Asal-usul ini erat kaitannya dengan aturan Islam bahwa dalam upaya pengembang-biakan keturunan manusia,hendaklah dilakukan dengan perkawinan. Oleh sebab itu, pembentukankeluarga di luar peraturan perkawinan dianggap sebagai perbuatandosa.
Adapun bentuk-bentuk keluarga sebagaimana dijelaskan William J. Goode dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa bentuk:
  1. Keluarga nuklir (nuclear family)
    Sekelompok keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang belum memisahkan diri membentuk keluarga tersendiri.
  2. Keluarga luas (extentended family)Keluarga yang terdiri dari semua orang yang berketurunan dari kakek, nenek yang sama termasuk dari keturunan masing-masing istri dan suami.
  3. Keluarga pangkal (sistem family)
    Jenis keluaarga yang menggunakan sistem pewarisan kekayaan pada satu anak yang paling tua, seperti banyak terdapat di Eropa pada zaman Feodal, para imi
    jgran Amerika Serikat, zaman Tokugawa di Jepang, seorang anak yang paling tua bertanggungjawab terhadap adik-adiknya yang perempuan sampai ia menikah, begitu pula terhadap saudara laki-laki yang lainnya.
  4. Keluarga gabungan (joint family)
    Keluarga yang terdiri dari orang-orang yang berhak atas hasil milik keluarga, mereka antara lain saudara laki-laki pada setiap generasi, dan sebagai tekanannya pada saudara laki-laki, sebab menurut adat Hindu, anak laki-laki sejak lahirnya mempunyai hak atas kekayaan keluarganya.
Pendidikan Keluarga
Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat merupakan lingkungan budaya pertama dan utama dalam rangkamenanamkan norma dan mengembangkan berbagai kebiasaan dan perilakuyang dianggap penting bagi kehidupan pribadi, keluarga danmasyarakat.
Dalam buku TheNational Studi on Family Strength,Nick dan De Frain mengemukakan beberapa hal tentang pegangan  menuju hubungan keluarga yang sehat dan bahagia, yaitu:
  1. Terciptanya kehidupan beragama dalam keluarga
  2. Tersedianya waktu untuk bersama keluarga
  3. Interaksi segitiga antara ayah, ibu dan anak
  4. Saling menghargai dalam interaksi ayah, ibu dan anak
  5. Keluarga menjadi prioritas utama dalam setiap situasi dan kondisi
Seiring kriteria keluarga yang diungkapkan diatas, sujana memberikan beberapa fungsi pada pendidikan keluarga yangterdiri dari fungsi biologis, edukatif, religius, protektif,sosialisasi dan ekonomis.
Dari beberapa fungsi tersebut, fungsi religius dianggap fungsi palingpenting karena sangat erat kaitannya dengan edukatif, sosialisasi danprotektif. Jika fungsi keagamaan dapat dijalankan, maka keluargatersebut akan memiliki kedewasaan dengan pengakuan pada suatu sistemdan ketentuan norma beragama yang direalisasikan di lingkungan dalamkehidupan sehari-hari.
Penanaman akidah sejak dini telah dijelaskandalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 132 yang berbunyi:
ووصىبهاإبراهيمببنيهويعقوب‘ يابنيإناللهإصطفىلكمالدينفلاتموتنإلاوأنتممسلمون.
Artinya: Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapankepada anak-anaknya, demikian juga Ya’kub. Ibrahim berkata: haianak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, makajanganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Islam.
Secara garis besar pendidikan dalam keluargadapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1. Pembinaan Akidah dan Akhlak
Mengingat keluarga dalam hal ini lebih dominanadalah seorang anak dengan dasar-dasar keimanan, ke-Islaman, sejakmulai mengerti dan dapat memahami sesuatu, maka al-Ghazali memberikanbeberapa metode dalam rangka menanamkan aqidah dan keimanan dengancara memberikan hafalan. Sebab kita tahu bahwa proses pemahamandiawali dengan hafalan terlebih dahulu (al-Fahmu Ba’d al-Hifdzi).Ketika mau menghafalkan dan kemudian memahaminya, akan tumbuh dalamdirinya sebuah keyakinan dan pada akhirnya membenarkan apa yang diayakini. Inilah proses yang dialami anak pada umumnya. Bukankah merekaatau anak-anak kita adalah tanggungjawab kita sebagaimana yang telahAllah peringatkan dalam al-Qur’an yang berbunyi:
ياأيهاالذينأمنواقواانفسكموأهليكمنارا.

Artinya: Jagalah diri kalian dan keluargakalian dari panasnya api neraka
Muhammad Nur Hafidz merumuskan empat pola dasardalam bukunya. Pertama, senantiasa membacakan kalimat Tauhid padaanaknya.Kedua, menanamkan kecintaan kepada Allah dan Rasulnya.Ketiga, mengajarkan al-Qur’an dan keempat menanamkan nilai-nilaipengorbanan dan perjuangan.

Akhlak adalah implementasi dari iman dalamsegala bentuk perilaku, pendidikan dan pembinaan akhlak anak.Keluarga dilaksanakan dengan contoh dan teladan dari orang tua.Perilaku sopan santun orang tua dalam pergaulan dan hubungan antaraibu, bapak dan masyarakat. Dalam hal ini Benjamin Spock menyatakanbahwa setiap individu akan selalu mencari figur yang dapat dijadikanteladan ataupunidola bagi mereka.
2.Pembinaan Intelektual
Pembinaan intelektual dalam keluarga memgangperanan penting dalam upaya meningkatkan kualitas manusia, baikintelektual, spiritual maupun sosial. Karena manusia yang berkualitasakan mendapat derajat yang tinggi di sisi Allah sebagaimanafirman-Nya dalam surat al-Mujadalah yang berbunyi:
يرفعاللهالذينآمنوامنكموالذينأوتواالعلمدرجات
Artinya: Allah akan mengangkat derajatorang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu diantarakalian.

Nabi Muhammad juga mewajibkan kepadapengikutnya untuk selalu mencari ilmu sampai kapanpun sebagaimanasabda beliau yang berbunyi:
طلبالعلمفريضةعلىكلمسلمومسلمة
Artinya:
mencari ilmu adalah kewajiban bagimuslim dan muslimat.
3. Pembinaan Kepribadian dan Sosial
Pembentukan kepribadian terjadi melalui prosesyang panjang. Proses pembentukan kepribadian ini akan menjadi lebihbaik apabila dilakukan mulai pembentukan produksi serta reproduksinalar tabiat jiwa dan pengaruh yang melatarbelakanginya. Mengingathal ini sangat berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat menjagaemosional diri dan jiwa seseorang. Dalam hal yang baik ini adanyaKewajiban orang tua untuk menanamkan pentingnya memberi support kepribadian yang baik bagi anak didik yang relative masih muda danbelum mengenal pentingnya arti kehidupan berbuat baik, hal ini cocokdilakukan pada anak sejak dini agar terbiasa berprilaku sopan santun dalam bersosial dengan sesamanya. Untuk memulainya, orang tua bisa dengan mengajarkan agar dapat berbakti kepada orang tua agar kelak sianak dapat menghormati orang yang lebih tua darinya.
III. Pendidikan Sekolah
1.Sistem Pendidikan Sekolah
Masa depan satu bangsa sangat tergantung pada mutu Sumber Daya Manusianya (SDMnya) dan kemampuannya menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek). Dua hal ini diwujudkan melalui Pendidikan yang meliputi Pendidikan dalam Keluarga, Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Sekolah.
Pendidikan Sekolah perlu dialami setiap orang Indonesia, selain memperoleh Pendidikan dalam Keluarga sejak ia lahir dan Pendidikan Masyarakat yang ia alami sebagai manusia dewasa..Sebab melalui Pendidikan Sekolah dapat diciptakan orang yang lebih berpengetahuan dan lebih berkemampuan dari pada orang yang tidak mengalaminya.
Memang dalam kenyataan masih banyak orang yang tidak mendapat Pendidikan Sekolah, baik karena tidak memperoleh kesempatan berhubung kondisi ekonominya maupun karena kondisi sosial tertentu tidak memungkinkannya.Akan tetapi di dalam Indonesia Merdeka hal demikian tidak boleh terjadi, karena merugikan orang itu dalam menjalankan hidupnya dan juga merugikan perkembangan bangsa pada umumnya.
Oleh sebab itu Negara harus melakukan Wajib Belajar kepada semua warganya, baik laki-laki maupun perempuan. Dan karena Negara mewajibkan warganya menjalankan Wajib Belajar , maka menjadi tanggungjawab Negara untuk menyediakan pembiayaan bagi pelaksanaan Wajib Belajar itu. Negara juga bertanggungjawab agar pendidikan Wajib Belajar itu berkualitas tinggi agar warganya yang selesai menjalankan Wajib Belajar siap untuk melakukan hal-hal penting dengan sebaik-baiknya, baik untuk melanjutkan pendidikannya maupun untuk menempuh kehidupannya.
Wajib Belajar sekarang sudah ada untuk menjalani pendidikan selama 9 tahun dari mulai Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP).Akan tetapi Wajib Belajar ini belum terlaksana secara memuaskan, baik dilihat dari mutu pendidikan maupun dari sudut pengikutsertaan warga.Juga pembiayaan masih banyak dibebankan kepada Peserta Didik dan orang tuanya. Menjadi kewajiban Pemerintah Pusat dan Daerah untuk meningkatkan eksistensi Wajib Belajar ini, baik dari sudut mutu maupun pengikutsertaan warga, karena dampaknya amat penting bagi masa depan bangsa.
Kalau Negara makin mampu, terutama dalam melakukan pembiayaan, maka Wajib Belajar itu tidak terbatas pada pendidikan di SD dan SMP, melainkan mulai Taman Kanak-Kanak sampai lulus Sekolah Lanjutan Atas. Bahkan sampai lulus Pendidikan Tinggi sebagaimana sudah dilakukan di negara seperti Jerman.Dalam hal demikian terlaksana pendidikan bebas biaya oleh karena semua pembiayaan ditanggung Negara. Akan tetapi untuk mencapai kondisi itu Negara harus lebih dahulu menjadi kuat dalam keuangan dan kesejahteraan bangsa sudah amat berkembang seperti Jerman sekarang..Mudah-mudahan Indonesia pun satu saat mencapai kondisi itu, sebab hal itu bagian tak terpisahkan dari masyarakat yang maju, adil dan sejahtera.
Taman Kanak-Kanak
Taman Kanak-kanak (TK) adalah lembaga pendidikan yang perlu ditempuh setiap anak Indonesia.Dalam studi para pakar disimpulkan bahwa kemampuan berpikir anak dan perkembangan otaknya perlu distimulasi secara kuat mulai umur 4 tahun.Sebab itu mengikuti pendidikan TK pada umur 4-5 tahun adalah amat penting.
Kita sudah melihat bahwa sejak umur 3 tahun anak mengikuti Kelompok Main agar mulai membiasakan diri bergaul dengan anak sebaya dan mulai menjalankan berbagai kegiatan atas inisiatif diri sendiri.Namanya sudah menunjukkan bahwa dalam Kelompok Main anak terutama bermain.Ketika masuk TK permainan masih tetap penting sebagai pendidikan, tetapi mulai diikuti pelajaran berupa kegiatan yang merangsang pikiran.Mungkin mulai dipelajari angka dan berhitung sederhana, juga belajar huruf untuk merangsang daya ingat.Akan tetapi usaha sementara TK yang mengajar bahasa Inggeris sudah terlalu jauh. Juga TK yang mengabaikan permainan sebagai cara pendidikan dan lebih mementingkan pelajaran untuk persiapan masuk Sekolah Dasar (SD) adalah bertentangan dengan maksud penyelenggaraan TK.
Di Indonesia TK belum dimasukkan sistem persekolahan dan hanya dianggap sebagai persiapan pendidikan. Akibatnya, banyak anak tidak masuk TK. Padahal pendidikan TK sangat penting dalam proses pembentukan anak. Di Belanda pengertian TK ditiadakan dan sudah menjadi kelas 1 SD tetapi menyelenggarakan pendidikan TK. Dengan begitu semua anak harus masuk TK karena ada Wajib Belajar yang mulai di SD. Di Jerman tetap ada TK, tetapi semua anak harus pernah di TK untuk dapat diterima di SD. Berarti juga ada keharusan masuk TK. Sebaiknya kita mengadopsi tindakan yang dipakai di Jerman, karena memang pendidikan TK penting bagi semua anak kita.
Akan tetapi, mengingat kondisi keuangan rakyat kita, TK perlu dimasukkan dalam Wajib Belajar.Dengan begitu Negara harus menyediakan pendidikan TK bagi semua anak dengan bebas biaya.Jadi Wajib Belajar 9 tahun perlu menjadi 10 tahun.
Agar supaya lebih jelas peran dan fungsi TK dalam Pendidikan Sekolah, sebaiknya TK diadakan di setiap SD, baik SD Negeri maupun swasta, juga untuk Madrasah Ibtidaiyah yang menjalankan Wajib Belajar. Namun harus dijaga benar-benar, bahwa sekalipun berada dalam lingkungan SD pendidikan TK adalah tetap TK dan tidak kelas persiapan SD. Hal ini akan nampak dalam perbandingan jam permainan dengan jam pelajaran. Adalah kenyataan yang disimpulkan dari studi kaum pakar pendidikan, bahwa permainan sangat penting sebagai pembentukan kepribadian anak.
Perlu juga ada perhatian cukup terhadap pendidikan Guru TK yang menghasilkan tenaga pengajar TK yang cakap.Peran Guru TK tidak lebih rendah atau kurang dibandingkan dengan Guru SD atau SMA. Sebab justru pada umur anak sebagai murud TK dapat dikomunikasikan hal-hal utama yang dapat menjadikan anak itu lebih bernilai di masa depan. Hal itu amat tergantung dari peran para Guru TK dalam mendidikan muridnya.
Sekolah Dasar (SD)
Pada umur 6 atau 7 tahun anak masuk kelas 1 SD. Meskipun di SD permainan juga masih dilakukan, tetapi diberikan sebagai pelajaran olahraga. Sebab itu dalam kurikulum SD perlu ada pelajaran olahraga sebanyak 3 jam pelajaran dalam seminggu.
Mulai pendidikan mengarah kepada penguasaan ilmu pengetahuan dan kemampuan teknik.Meskipun begitu pada tingkat kelas 1 hingga kelas 3 SD masih banyak perhatian diberikan kepada pembentukan kepribadian anak.Oleh sebab itu semua pelajaran diberikan seorang Guru Kelas, baik itu pelajaran pengetahuan seperti berhitung atau bahasa maupun pelajaran olahraga dan kesenian.Dengan kelas yang jumlah muridnya maksimum 30 orang seorang Guru Kelas dapat mengenal secara mendalam setiap anak.Pengenalan ini amat penting bagi pembentukan kepribadiannya.Dengan begitu budi pekerti tidak merupakan satu mata pelajaran, melainkan diberikan secara inklusif dalam mengajarkan setiap mata pelajaran.Itu sebabnya peran Guru Kelas penting sekali.
Baru mulai kelas 4 SD ada Guru Mata Pelajaran (MP), yaitu guru yang mengajar mata pelajaran tertentu.Sebab mulai saat itu perhatian harus lebih banyak kepada penguasaan ilmu pengetahuan dan kemampuan teknik.Pendidikan SD penting sekali sebagai usaha pemberian dasar kepada anak untuk kemudian mendalami ilmu pengetahuan dan teknologi.Selain itu pembentukan budi pekerti yang dilakukan dalam Pendidikan Keluarga dan di TK lebih dilengkapi dan disempurnakan. Sebab itu kurikulum yang menyangkut penentuan mata pelajaran dan cara pengajarannya perlu disesuaikan dengan maksud itu.
Seperti telah diuraikan kelas 1 sampai dengan kelas 3 SD masih merupakan periode meneguhkan pembentukan landasan kepribadian yang dimulai di TK. Sebab jumlah mata pelajaran dalam ilmu pengetahuan masih dibatasi. Sudah diberikan matematika sejak kelas 1 untuk pembentukan cara berpikir rasional. Dalam pelajaran matematika pelajaran berhitung (arithmatics) harus diperhatikan agar murid mampu menggunakan angka dalam kehidupan nyata.Mulai kelas 2 diberikan pelajaran komputer.Baik matematika maupun komputer diajarkan terus hingga SD selesai.Di kelas 3 mulai dibicarakan ilmu lingkungan, khususnya mengenai lingkungan geografi di mana SD itu berada. Lingkungan itu dapat diperluas sampai batas kota, untuk SD di Jakarta dan kota besar lainnya sampai batas kota madya.
Di samping pendidikan ilmu mulai diajarkan bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Daerah. Juga anak diperkenalkan dengan bahasa asing, yaitu bahasa Inggeris, semuanya diberikan mulai kelas 1 sampai kelas 6. Dalam pelajaran bahasa Indonesia untuk kelas 1 dan kelas 2 akan baik sekali kalau Guru sekali seminggu bercerita. Melalui cerita itu Guru memberikan pendidikan yang mengandung nilai-nilai budi pekerti yang baik.
Pelajaran olahraga diberikan sebanyak 3 jam pelajaran dalam seminggu. Semua pelajaran olahraga diberikan sebagai kegiatan dan bukan teori.Teorinya disampaikan sambil melakukan kegiatan. Sebaiknya dalam 3 jam seminggu itu satu jam digunakan untuk pelajaran atletik, yaitu lari, loncat dan lempar. Satu jam lagi untuk senam, khususnya senam lantai. Dan satu jam yang lain untuk permainan. Kalau mungkin diberikan pelajaran renang, maka itu diberikan saling bergantian dengan senam.Ini dilakukan dari kelas 1 hingga kelas 6.
Pelajaran seni diberikan dalam menggambar dan menyanyi, masing-masing satu jam dalam seminggu. Di samping itu dapat diberikan pelajaran main alat musik dan menari dalam jam ekstra-kurikulum. Pelajaran agama diberikan satu jam dalam seminggu sesuai dengan agama yang dianut murid. Pelajaran agama diberikan oleh pakar agama yang bersangkutan.Inipun diberikan mulai kelas 1 hingga kelas 6.
Pelajaran untuk kelas 1 sampai dengan kelas 3 berlangsung dari jam 7 pagi hingga jam 11.00 Apabila ada SD yang tidak dapat dilakukan di pagi hari, maka diusahakan untuk diberikan dari jam 13.00 hingga jam 17.00. Setiap mata pelajaran berlangsung selama 50 menit dengan ada istirahat 10 menit antara dua mata pelajaran.Pelajaran diberikan dari hari Senin hingga Jumat setiap minggu. Dengan begitu tersedia 20 jam pelajaran dalam seminggu. Karena dalam seminggu ada 3 jam olahraga, 2 jam seni dan 1 jam agama, maka tersedia 14 jam untuk pelajaran matematika, ilmu dan bahasa. Di samping itu diusahakan kegiatan ekstra-kurikulum sebanyak 4 jam dalam seminggu yang dapat diberikan untuk peningkatan olahraga, seni, bahasa dan penggunaan komputer.
Semua pelajaran di kelas 1 hingga kelas 3 diberikan oleh Guru Kelas, kecuali pelajaran agama. Sebab itu pendidikan Guru Kelas di Lembaga Pendidikan Guru harus memperoleh perhatian besar, tidak kalah dan malahan melebihi pendidikan Guru Mata Pelajaran. Tidak saja Guru Kelas harus menguasai berbagai mata pelajaran yang harus diajarkan dengan cukup dalam, ia juga harus menjadi pendidik Budi Pekerti kepada anak yang dilakukan dalam penyampaian semua mata pelajaran secara tidak langsung. Sekalipun pelajaran agama juga mengandung pendidikan Budi Pekerti, tetapi banyak waktu terpakai untuk pelajaran teks dan ritual, sehingga di luar pelajaran agama masih diperlukan pendidikan Budi Pekerti yang memadai untuk memberikan landasan yang cukup kuat bagi pertumbuhan anak. Dengan begitu dikembangkan pada setiap anak sejak umur 6 tahun kecerdasannya meliputi kecerdasan inteligensi, kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual, menghasilkan harmoni dalam IQ, EQ dan SQ anak didik.
Mulai kelas 4 sampai kelas 6 SD dilakukan peningkatan pendidikan dengan memberikan lebih banyak ilmu pengetahuan, sedangkan diperdalam pelajaran yang diterima dari kelas 1 hingga kelas 3.Mulai ada pelajaran sains yang diberikan dalam ilmu fisika dan ilmu biologi, sedangkan dalam Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) diberikan pengetahuan kewarganegaraan, ilmu geografi dan sejarah.Dalam pelajaran kewarganegaraan murid memperoleh pengetahuan tentang substansi dan makna UUD dan Pancasila sebagai Dasar Negara.Yang diutamakan adalah pengertian dan bukan menghafalkan UUD dan Pancasila.Dalam geografi di kelas 4 mulai dipelajari dan dikenalkan bumi Indonesia dengan segenap pulau dan lautannya.Dengan jalan itu ditumbuhkan rasa cinta Tanah Air yang wajar dan obyektif.Di kelas 5 diperdalam pengenalan dan pengetahuan tentang Indonesia, sedangkan di kelas 6 pelajaran geografi meluas mengenai seluruh planit Bumi. Dalam sejarah di kelas 4 dan kelas 5 didalami sejarah bangsa Indonesia, kemudian di kelas 6 diperluas dengan sejarah umat manusia. Juga pelajaran sejarah tidak boleh mengutamakan hafalan tahun peristiwa, melainkan pemahaman dan melihat korelasi antara satu dengan lain.
Pelajaran untuk kelas 4 hingga kelas 6 diberikan mulai jam 7 pagi hingga jam 13.00 kecuali hari Sabtu, Minggu dan hari libur. Itu berarti dalam seminggu ada 30 jam pelajaran; 3 jam disediakan untuk olahraga, 2 jam untuk seni dan 1 jam untuk agama. Dengan begitu ada 24 jam pelajaran tersedia untuk pendidikan ilmu pengetahuan dan bahasa.
Meskipun semua mata pelajaran penting, tetapi perlu ada perhatian khusus kepada pendidikan bahasa Indonesia. Hendaknya setiap murid yang meninggalkan SD dapat berbicara dan menulis bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Jangan sampai timbul pikiran dan perasaan bahwa bahasa asing lebih penting dari bahasa Indonesia, termasuk bahasa Inggeris.Ini merupakan pendidikan untuk memperkuat jati diri anak-anak kita dan mencegah rasa kurang harga terhadap dunia luar.
Semua pelajaran di kelas 4 hingga kelas 6 diberikan oleh Guru Mata Pelajaran.Dengan begitu diharapkan dapat mencapai penguasaan ilmu, bahasa, seni, olahraga dan agama yang cukup mendalam.Selain itu untuk setiap kelas ditetapkan Guru Kelas yang mengikuti perkembangan setiap anak dengan saksama.Guru Kelas ini dapat merangkap menjadi Guru Bahasa Indonesia atau pelajaran Kewarganegaraan.
Dimulai di kelas 1, tetapi terutama buat murid kelas 4 ke atas dimotivasi untuk gemar dan banyak membaca. Buat murid kelas 1 sampai kelas 3 ditetapkan satu jam ekstra-kurikulum setiap minggu dengan keharusan setiap murid membaca buku atau bacaan lain pilihannya sendiri. Sekali gus dikembangkan rasa tanggungjawab murid dengan menugaskan seorang murid mengawasi bahwa teman-temannya memang betul semua temannya menggunakan jam itu untuk membaca. Pengawasan itu dilakukan secara berganti-ganti oleh setiap murus. Untuk mendorong gemar membaca murid kelas 4 ke atas diharuskan meminjam buku dari perpustakaan yang diadakan terpusat di kantor sekolah. Kemudian Guru Bahasa Indonesia mengharuskan setiap murid membuat tulisan tentang isi buku itu atau meminta murid menyampaikan secara lisan kepada kelasnya isi buku yang dibacanya..
Pendidikan ekstra-kurikulum besar manfaatnya bagi pertumbuhan anak.Buat murid kelas 4 hingga kelas 6 pendidikan ekstra-kurikulum menjadi lebih penting lagi. Sebagai anak yang makin bertambah dewasa kegiatan ekstra-kurikulum dapat dimanfaatkan untuk penyaluran bakat mereka lebih terfokus di samping memperoleh pelajaran dalam jam sekolah. Anak yang mempunyai bakat bahasa dapat membentuk kelompok sastra umpamanya, yang tertarik kepada sains membentuk kelompok sains dan ilmu pengetahuan, atau yang berbakat olahraga meningkatkan kemampuannya dalam atletik atau cabang olahraga lain. Dalam pendidikan ekstra-kurikulum diatur agar setiap kegiatan mendapat bimbingan dari Guru yang kompeten. Meskipun begitu Guru tersebut harus memberikan kesempatan luas kepada murid untuk mengembangkan prakarsanya.
Untuk mengontrol bahwa pelajaran diberikan secara baik, artinya dipahami dan dikuasai isinya oleh murid, diadakan ulangan secara periodik untuk setiap mata pelajaran.Di samping itu murid juga terus diikuti perkembangan kepribadiannya mulai kelas 1 hingga kelas 6.Setiap kwartal diadakan pertemuan antara Guru Kelas dan Orang Tua Murid.Dalam kesempatan itu disampaikan perkembangan setiap anak, baik menyangkut pelajaran maupun kepribadiannya.Kalau ada murid yang kurang baik dalam penerimaan pelajaran dan perkembangan kepribadiannya, Guru Kelas dan Orang Tua mencari sebab-sebabnya dan berusaha mengatasinya.Untuk murid kelas 4 hingga kelas 6 Guru Mata Pelajaran turut membantu kalau ada murid yang kurang baik hasilnya dalam mata pelajarannya.
Pada setiap akhir tahun pelajaran diadakan ulangan kenaikan kelas.Pada dasarnya tidak ada murid SD yang tidak naik kelas.Akan tetapi ulangan kenaikan kelas ini diperlukan sebagai pembulatan pelajaran di kelas tersebut.Pada akhir pelajaran kelas 6 diadakan ujian akhir yang hasilnya dapat dipakai pedoman tentang pendidikan anak sesudah itu.Akan tetapi tidak perlu ada Ujian Nasional untuk SD.
Pendidikan SD sangat penting untuk mempersiapkan anak mengikuti pendidikan menengah secara baik.Oleh karena itu harus dilakukan dengan baik dan untuk itu diperlukan kepemimpinan dan manajemen sekolah yang baik pula.Peran Kepala Sekolah sangat penting dalam menjaga pelaksanaan pendidikan yang baik.Selain itu para orang tua murid juga harus memberikan perhatian besar kepada sekolah yang mendidik anak mereka.Untuk pendidikan anak yang baik harus ada hubungan erat antara pendidikan di keluarga dan di sekolah.Orang tua murid membantu Kepala Sekolah untuk menjadikan sekolah itu menghasilkan pendidikan terbaik.
Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Pendidikan SMP merupakan pendidikan menengah yang berlangsung selama 3 tahun dan bersifat umum. Sebab itu penyelenggaraan SMP tidak banyak beda dari SD kelas 6. Mata pelajaran juga tidak banyak beda. Yang membedakan adalah bahwa setiap mata pelajaran lebih diperdalam.
Pelajaran matematika mulai membicarakan aljabar dan geometri. Pelajaran bahasa Daerah tidak diberikan lagi, tetapi bahasa Indonesia diperdalam. Juga bahasa Inggeris makin diajarkan secara intensif, seperti menggunakan bahasa Inggeris sebagai bahasa pengantar dalam mengajar bahasa itu.Dalam sains pelajaran ilmu fisika dan biologi lebih diperdalam dan di kelas 3 ditambah dengan ilmu kimia. Dalam IPS pendidikan kewarganegaraan makin memperkenalkan murid kepada berbagai aspek kehidupan masyarakat, antara lain pengetahuan adat istiadat di semua suku bangsa. Pelajaran geografi memperdalam pengetahuan tentang Indonesia dan negara lain. Pelajaran sejarah memperdalam sejarah nasional dan sejarah umat manusia.Di kelas 3 mulai diajarkan dasar-dasar ilmu ekonomi.Pelajaran olahraga membuat murid lebih menguasai praktek berbagai cabang olahraga.Dalam pelajaran seni memperdalam kemampuan menggambar dan seni suara serta seni musik.Dalam pelajaran agama juga dilakukan pendalaman.
Setiap mata pelajaran diajarkan oleh Guru Mata Pelajaran.Dan setiap kelas mempunyai Guru Kelas yang membimbing dan mengawasi perkembangan kepribadian murid.Pendidikan budi pekerti dilakukan dalam pengajaran setiap mata pelajaran.Di samping itu Guru Kelas mempunyai kewajiban khusus untuk lebih memperdalam pendidikan budi pekerti. Sebab itu sebaiknya Guru Kelas merangkap menjadi Guru MP kewarganegaraan.
Pendidikan di SMP merupakan dua hal sekali gus. Di satu pihak ia adalah penutup Pendidikan Dasar yang harus dialami setiap warga negara, di pihak lain ia adalah bagian pertama dari Pendidikan Menengah. Sebab itu ada yang memasukkan SMPsebagai bagian dari Pendidikan Dasar bersama SD, tetapi ada juga yang mengkategorikan SMPsebagai bagian Pendidikan Menengah.
Pendidikan SMP mulai mengembangkan independensi anak sehingga pembelajaran bukan semata-mata bersifat uraian Guru kepada murid, sebagaimana sekarang masih lazim dilakukan, tetapi sebaliknya murid yang lebih aktif mencari ilmu dengan Guru sebagai pembimbing. Untuk keperluan itu penggunaan komputer sangat penting karena memungkinkan murid mencari ilmu secara luas dan tidak hanya tergantung pada uraian Guru dan buku-buku yang ditetapkan di sekolahnya. Pembelajaran demikian memerlukan reorientasi pendidikan Guru karena besarnya perbedaan dari metode pembelajaran sebelumnya. Juga memerlukan perubahan kondisi mental para Guru yang harus melihat muridnya sebagai sesama atau partner dan tidak sebagai obyek pembelajaran belaka.
Mungkin mengingat jumlah SMP yang tidak sedikit timbul persoalan bagi Pemerintah dalam melengkapi semua SMP dengan komputer dan peralatan lainnya yang diperlukan.Namun untuk mengusahakan mutu pendidikan yang sesuai dengan perkembangan zaman, harus selalu ada usaha sungguh-sungguh untuk mewujudkannya.Dalam hal ini peran Komite Sekolah sangat penting.
Cara pembelajaran sebagaimana diuraikan ini menimbulkan kondisi dan suasana pendidikan dan sekolah yang berbeda dari sebelumnya.Pimpinan sekolah perlu menciptakan suasana yang kondusif untuk mendukung hubungan pendidik dengan anakdidik yang erat, terbuka dan saling menghormati dan menghargai.
Dalam pembelajaran dengan murid yang lebih independen perlu diusahakan agar murid dapat mengembangkan diri sesuai dengan kemampuannya.Sebab itu perlu dibuka kesempatan bagi murid yang mampu belajar lebih cepat dari rata-rata temannya untuk menyelesaikan pendidikan di SMP dalam 2 tahun saja.Untuk itu diadakan kelas khusus yang sejak permulaan di kelas 1 diprogram untuk menyelesaikan pendidikan SMP dalam 2 tahun.Dibuka kesempatan kepada murid yang berminat untuk itu dan merasa mempunyai kemampuan untuk mendaftarkan diri.Setelah itu diteliti selama 6 bulan apakah memang kemampuan itu memadai.Apabila ternyata kurang memadai, murid itu dipindahkan kelas 1 biasa.
Setelah mengakhiri SMP murid mempunyai pilihan, yaitu melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) yang menyiapkannya menuju ke pendidikan tinggi atau menuju ke pendidikan kejuruan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang menyiapkannya menguasai satu kecakapan tertentu yang memungkinkannya langsung bekerja setelah mengakhiri pendidikan kejuruan itu.
Ada negara yang menganut pendapat bahwa pendidikan tinggi yang bersifat akademik hanya untuk orang-orang terpilih saja yang dinilai mempunyai kualitas intelek memadai.Di negara seperti itu seleksi ke pendidikan tinggi sudah dimulai sejak meninggalkan SMP.Maka negara melalui seleksi dengan ujian menetapkan lulusan SMP mana yang boleh menuju ke pendidikan menengah SMA sebagai persiapan pendidikan tinggi.Di negara itu ada pendapat bahwa tidak semua murid cocok untuk mengikuti pendidikan tinggi di universitas karena bakat pribadinya bukan akademis dan lebih bersifat praktis. Di Singapore, umpamanya, diperlukan ijazah GCE-O level untuk dapat menempuh pendidikan persiapan ke universitas (Junior College 2 tahun atau Pre-University 3 tahun). Masih diperlukan lagi ijazah GCE-A level untuk dapat masuk universitas; ijazah itu diperoleh setelah ujian pada akhir pendidikan persiapan ke universitas.Dengan begitu dihilangkan pemborosan dalam berbagai aspek kalau setiap lulusan SMP menuju universitas.Juga masyarakat memperoleh manfaat lebih besar.Ada baiknya Indonesia juga mengusahakan sistem itu dengan menjadikan Ujian Nasional untuk SMP semacam ijazah GCE-O level.Sedangkan Ujian Nasional untuk SMA adalah semacam GCE-A level yang memungkinkannya menuju ke pendidikan universitas.
Di Indonesia dewasa ini ada pendapat bahwa pada tingkat SMP tidak tepat ada pendidikan kejuruan, dan semua SMP melaksanakan pendidikan umum.Alasan utama adalah bahwa pada umurnya yang umumnya 15 tahun, lulusan SMP belum termasuk angkatan kerja. Namun dalam kondisi Indonesia yang tidak sama bagi Jawa dan banyak daerah luar Jawa, pada waktu ini dirasakan ada kepentingan lulusan pendidikan menengah pertama sudah dapat bekerja. Juga banyak anak di daerah seperti itu masuk SD dengan umur yang lebih dari 7 tahun, jadi ketika lulus SMP ia sudah dalam umur siap bekerja. Tidak sedikit orang tua dan anak itu sendiri yang ingin secepat mungkin dapat bekerja dan memperoleh penghasilan.Juga kondisi ekonomi daerah itu memerlukan angkatan kerja yang terdidik, baik di pertanian maupun dunia usaha.
Selain itu perlu diperhatikan bahwa dalam kondisi umat manusia sekarang para murid perlu diberi kesempatan untuk mempunyai pilihan tentang pendidikan yang hendak ditempuh.Itu sudah harus berlaku sejak anak meninggalkan SD. Sebab itu, hanya tersedianya SMP dengan pendidikan umum merupakan pembatasan yang kurang sesuai dengan pemberian kesempatan ini.Sebab itu adalah lebih tepat kalau di samping SMP pendidikan umum juga mulai ada SMP dengan pendidikan kejuruan untuk membuka kesempatan memilih bagi murid setelah lulus SD.
Sebenarnya hal demikian sudah terjadi selama penjajahan Belanda dan saat permulaan kemerdekaan kita..Di zaman penjajahan Belanda terdapat banyak sekolah menengah pertama kejuruan, baik untuk jurusan teknik, pertanian, maupun ekonomi. Adalah kenyataan di waktu itu bahwa lulusan Sekolah Teknik Menengah, seperti KWS di Jakarta, KES di Surabaya dan TS di Semarang, dihargai masyarakat cukup tinggi, hal mana dapat dilihat dari gaji permulaan kalau mereka bekerja . Itu berarti bahwa memang sekolah menengah kejuruan langsung setelah SD ada manfaat positif bagi masyarakat dan warganya, khususnya kalau masyarakatnya belum cukup maju.
Sebab itu sebaiknya ada SMP Kejuruan di samping SMP Umum. Untuk mengetahui berapa besar minat anak Indonesia masuk SMP Kejuruan, sebaiknya mula-mula diadakan satu sekolah dalam satu provinsi .Kalau ternyata banyak murid memilih masuk sekolah itu, maka jumlahnya ditambah sesuai keperluan. Lagi pula, dengan kemajuan masyarakat mungkin minat masuk SMP Kejuruan akan lenyap dua puluh tahun mendatang.
SMP Kejuruan dibentuk dengan beberapa jurusan, seperti Pertanian, Teknik, Ekonomi, Pariwisata, Perikanan, Rumah Tangga.Murid SMP Kejuruan sejak kelas 1 sudah berada dalam jurusan pilihannya agar selama 3 tahun dapat sungguh-sungguh mendalami bidang yang dihadapi.Agar pendidikan ini benar-benar memberikan manfaat langsung, sebaiknya pembuatan kurikulum dan tenaga pengajar diambil dari lingkungan yang mendalami itu.Jadi untuk jurusan pertanian adalah Asosiasi Petani di daerah itu. Meskipun begitu juga sangat penting bahwa di semua jurusan ada pendidikan umum berupa pelajaran bahasa Indonesia, bahasa Inggeris, kewarganegaraan dan geografi serta sejarah Tanah Air , pelajaran olahraga, agama, dan pendidikan budi pekerti. Seperti di SMP Umum pengajaran diberikan Guru Mata Pelajaran yang pakar dalam bidang yang diajarkan.Selain itu ada Guru Kelas yang membimbing perkembangan kepribadian murid dan bertanggungjawab atas pendidikan budi pekerti. Apabila ada lulusan SMP Kejuruan berminat melanjutkan pendidikannya di SMA atau SMK, mungkin setelah bekerja 5 tahun, ia harus turut dan lulus Ujian Nasional SMP. Dengan begitu pendidikan kejuruan bukan menutup peluang untuk melanjutkan pendidikan.
Seperti di SD, juga di SMP pendidikan ekstra-kurikulum amat penting.Demikian pula faktor kepemimpinan dan manajemen sekolah sangat berpengaruh dalam penyelenggaraan pendidikan SMP dengan baik.Kepala Sekolah harus dipilih dari orang-orang yang dinilai mempunyai kemampuan itu.Juga peran orang tua murid sangat penting dalam penyelenggaraan SMP dengan baik.
Sekolah Menengah Atas (SMA)
Setelah menyelesaikan SMP dan lulus Ujian Nasionalnya, anak-anak kita melanjutkan pendidikan mereka.Terbuka dua kemungkinan untuk melanjutkan belajar, yaitu ke Sekolah Menengah Atas (SMA) atau ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
SMA adalah pendidikan umum yang berlangsung selama 3 tahun untuk menyiapkan anak ke Pendidikan Tinggi. Jadi SMA pada dasarnya adalah pendidikan persiapan untuk Pendidikan Tinggi (pre-university, Pre-U).
Akan tetapi ada kemungkinan anak itu mau lekas bekerja dan untuk itu memerlukan menguasai satu kecakapan atau kejuruan. Kalau ia bermaksud untuk cepat bekerja, maka ia akan ke SMK di mana ia akan memperoleh kecakapan yang bersangkutan dengan bidang pekerjaan yang ia ingin masuki.
Pendidikan SMA termasuk pendidikan umum (general education) yang berbeda dari pendidikan kejuruan (vocational education) . Pendidikan umum atau juga disebut pendidikan akademis merupakan landasan bagi penguasaan ilmu pengetahuan secara baik sebagai persiapan untuk menempuh pendidikan tinggi secara efektif di masa depan. Hal itu harus tercermin dalam penyusunan kurikulum SMA.
Harus ditumbuhkan kemampuan berpikir rasional dan analitis untuk dapat mendalami dan menguasai ilmu pengetahuan.Kemampuan berpikir harus dibarengi dengan keberanian berpikir untuk mendalami serta menyempurnakan sesuatu yang sudah ada.Untuk menyempurnakan diperlukan kemampuan berpikir kritis yang positif.Kemampuan dan keberanian berpikir juga diperlukan untuk mewujudkan kreativitas dan inovasi.Namun kreativitas dalam berpikir perlu ditunjang dengan kemampuan berbuat agar supaya hasil pemikiran dapat membentuk realitas atau kenyataan.Agar pikiran dan perbuatan tidak pernah lepas dari lingkungan siswa berada, maka diperlukan pengembangan perasaan sebagai pengawas terhadap dua aktivitas. Ini semua, yaitu pikiran-perbuatan-perasaaan membentuk karakter siswa yang sangat diperlukan untuk menjadi ilmuwan yang produktif, sekali gus menjadi warga masyarakat dan warga negara yang berguna. Maka pendidikan akademis membentuk pribadi utuh dengan menguatkan fungsi baik otak kanan dan otak kiri maupun seluruh tubuh siswa.
Pengembangan karakter para siswa SMA sangat dipengaruhi oleh suasana sekolah yang ditumbuhkan pimpinan sekolah, juga oleh sikap para guru dan pembimbing yang memungkinkan siswa secara bebas tetapi teratur mengembangkan pikiran dan perbuatan. Hal ini akan menentukan mutu pendidikan dan akademis yang sebaiknya dikembangkan semua SMA di Indonesia.
Pendidikan SMA pada dasarnya melanjutkan pendidikan SMP dengan mendalami dan memperluas pembelajaran mata pelajaran. Sebab itu ada sistem sekolah di negara lain yang menyatukan pendidikan SMP dan SMA, seperti gymnasium di Eropa. Ada pula yang menyatukan pendidikan SMP dan SMA dengan menjadikannya Sekolah Menengah selama 5 tahun, seperti HBS di Belanda.
Di kelas 1 SMA kurikulum menyangkut mata pelajaran yang sudah dikenal dari SMP, khususnya SMP kelas 3. Pelajaran matematika geometri meluas menjadi stereometri dan trigonometri, sedangkan aljabar sangat diperdalam.Dalam ilmu pengetahuan alam (IPA) terus diberikan ilmu fisika, kimia dan biologi, dengan lebih luas dan dalam.Dalam ilmu pengetahuan sosial (IPS) juga diberikan pelajaran kewarganegaraan yang diperluas dengan pengetahuan hukum.Ilmu ekonomi makin diperluas dan diperdalam, demikian pula pelajaran sejarah dan geografi.
Bahasa Indonesia tetap merupakan pelajaran penting dan makin diperdalam dengan membicarakan sastra. Karang-mengarang, bicara depan umum dan diskusi makin diintensifkan. Bahasa Inggeris juga makin diperdalam dengan digunakan secara aktif dalam pemberian pelajaran. Demikian pula disertai karang-mengarang, bicara depan umum dan diskusi. Dibuka kesempatan untuk mempelajari bahasa asing lain, yaitu bahasa Mandarin, Jepang, Perancis atau Spanyol. Setiap siswa diberikan kesempatan memilih bahasa asing tambahan yang ingin diperdalam.
Pelajaran olahraga pun makin diperdalam praktek dan teorinya serta meliputi berbagai cabang olahraga.Pelajaran seni makin intensif, demikian pula pelajaran agama.
Seperti di SMP pembelajaran yang memperkuat independensi murid dilanjutkan di SMA.Malahan hal ini menjadi lebih menonjol di SMA karena murid makin bertambah umur dan pengalaman sehingga pembelajaran demikian lebih merangsang kepadanya untuk mencari ilmu. Penggunaan komputer menjadi makin menonjol dan peran Guru sebagai pembimbing menjadi lebih kompleks.
Pada akhir kelas 1 diadakan seleksi apakah murid benar-benar cocok untuk Pendidikan Tinggi. Kalau dinilai kurang cocok karena tidak menunjukkan hasil akademis yang memadai, maka ia dapat mengulang di kelas 1 dan tahun berikutnya ikut seleksi lagi atau pindah ke SMK untuk menguasai satu kejuruan sebagai bekal untuk langsung bekerja. Seleksi ini penting untuk memperoleh kader ilmu pengetahuan yang tangguh.Namun ini tidak berarti bahwa pendidikan ilmu pengetahuan lebih penting bagi bangsa dan masyarakat dari pada pendidikan kejuruan.Indonesia memerlukan kader yang tangguh baik dalam penguasaan ilmu pengetahuan maupun untuk penguasaan kejuruan.Maka seleksi ini adalah jalan penting untuk mengelola sumber daya manusia lebih efisien, sesuai dengan bakat masing-masing.
Kelas 2 dan 3 SMA merupakan pendidikan persiapan ke pendidikan tinggi (pre-univeristy ). Ujian seleksi pada akhir tahun ke 1, selain melakukan seleksi untuk persiapan Pendidikan Tinggi juga untuk menentukan apakah murid itu sebaiknya masuk pendidikan dengan titik berat IPA atau IPS. Sesuai dengan hasil ujian itu setiap siswa yang akan ke kelas 2 disarankan untuk meneruskan ke studi bertitikberat IPA atau IPS. Akan tetapi juga harus diperhatikan minat siswa itu hendak menuju Pendidikan Tinggi yang bagaimana.Tidak mustahil, bahwa ada siswa yang kuat dalam IPA maupun IPS dan ingin melanjutkan ke pendidikan tinggi dengan titik berat IPS, seperti studi sejarah.Maka sebaiknya siswa itu dimungkinkan melanjutkan ke kelas 2 dengan titikberat IPS.
Masuk kelas 2 diadakan penjurusan sesuai dengan bakat murid dan tujuannya nanti di pendidikan tinggi. Ada yang masuk kelas 2 dengan titik berat IPA,.ada pula kelas 2 dengan titik berat IPS. Mungkin ada murid yang tadinya ingin ke Pendidikan Tinggi yang intinya teknologi dan karena itu memilih ke kelas 2 IPA, tetapi karena hasilnya dalam pelajaran IPA kurang menunjukkan kemampuan memadai dalam penguasaan pelajaran itu, maka ia akan diminta untuk masuk kelas 2 IPS. Dengan begitu ia harus mengalihkan tujuannya dalam Pendidikan Tinggi. Kemudian setelah menyelesaikan kelas 2 dilanjutkan ke kelas 3.Baik jurusan IPA maupun IPS harus memberikan landasan kokoh untuk menempuh Pendidikan Tinggi kemudian.
Untuk menggunakan waktu pendidikan secara efektif sesuai dengan kemampuan belajar murid, maka dimungkinkan pembentukan bagian SMA yang waktunya dipercepat menjadi 2 tahun.Sebab tidak mustahil ada murid yang mempunyai kemampuan belajar cepat sehingga dengan kemampuan itu dapat mengakhiri dengan baik pendidikan SMA dalam dua tahun.Dalam hal ini dibentuk kelas khusus setelah melampaui kelas 1 yang dalam setahun menyiapkan siswa SMA itu menyelesaikan pendidikan.Seleksi terhadap siswa yang masuk kelas khusus itu sudah dimulai sepanjang pendidikan kelas 1.Guru Pembimbing Kelas mengikuti dengan cermat kemampuan belajar setiap siswa.Ujian seleksi pada akhir kelas 1 digunakan untuk mmperkuat hasil pengawasan itu sehingga dapat ditentukan siswa mana yang dapat masuk ke kelas khusus tersebut. Dengan begitu ada kemungkinan bagi murid yang cerdas dan mampu belajar cepat untuk menyelesaikan pendidikan menengah dalam 4 tahun, yaitu 2 tahun SMP dan 2 tahun SMA.
Di samping kegiatan kurikuler yang berjalan selama 3 tahun SMA juga mengadakan kegiatan ekstra-kurikuler bagi semua siswa.Kegiatan ekstra-kurikuler bertujuan untuk membentuk pribadi siswa yang utuh yang tidak hanya berminta pada pelajaran di kelas. Dikembangkan berbagai kegiatan, seperti berbagai cabang olahraga, yang meningkatkan kemampuan olahraga siswa dan membentuk tim cabang olahraga yang mempertahankan nama SMA-nya dalam kompetisi cabang olahraga tersebut, baik secara kota atau bahkan nasional. Seperti di Jepang sudah lama terkenal kompetisi baseball antara Sekolah Lanjutan Atas seluruh Jepang. Dimulai di tiap-tiap kota yang juaranya bertanding ditingkat provinsi untuk menjadi juara provinsi, kemudian juara-juara provinsi bertanding di Osaka untuk menentukan juara nasional. Kegiatan olahraga lain juga sama kuatnya, dan itu semua sangat bermanfaat bagi pembentukan pribadi siswa. Selain itu dapat dikembangkan klub seni tari, seni suara, klub sastra dengan kegiatan peningkatan penguasaan bahasa Indonesia melalui kegiatan debat dan public speaking, meningkatkan penguasaan bahasa asing seperti bahasa Inggeris, bahasa Mandarin, bahasa Jepang, dan lainnya. Kegiatan ekstra-kurikulum yang baik sangat menentukan mutu SMA karena dapat mengembangkan kepribadian siswa secara lebih utuh dan lengkap. Dengan begitu ia juga lebih siap untuk mengikuti pendidikan tinggi.
Pada akhir kelas 3 diadakan ujian.Pada waktu ini Ujian Nasional sebagaimana ditetapkan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) menimbulkan perdebatan seru antara mereka yang tidak setuju dengan Ujian Nasional dan mereka yang mempertahankan Ujian Nasional.Mereka yang mengintroduksi dan mempertahankan kegunaan Ujian Nasional mengatakan bahwa perlu ada penentuan standard pendidikan yang berlaku secara nasional.Atas hasil Ujian Nasional dapat dilihat bagaimana kondisi pendidikan SMA di seluruh Indonesia.Kemudian dengan informasi itu dapat dilakukan perbaikan pendidikan secara nasional atau untuk daerah-daerah tertentu. Hasil Ujian Nasional sekarang menjadi penentu kelulusan SMA dan sekali gus berfungsi untuk masuk pendidikan tinggi.
Mereka yang mengecam dan menolak Ujian Nasional berpendapat bahwa tidak wajar dan tidak adil menentukan kelulusan SMA atas ujian yang hanya menyangkut beberapa mata pelajaran saja. Padahal pendidikan SMA merupakan proses yang berlangsung selama tiga tahun menyangkut banyak mata pelajaran. Mereka menunjukkan adanya pelajar yang tinggi angka-angkanya sehari-hari, tetapi gagal lulus Ujian Nasional karena kurang di satu mata pelajaran saja.Sebab itu mereka anggap Ujian Nasional tidak adil dan absurd. Juga Ujian Nasional sebagai penetapan murid lulus SMA tidak adil, karena pendidikan SMA tidak sama antara Jawa dengan Papua umpamanya. Bahkan antara SMA di dalam kota Jakarta dengan SMA di daerah pinggiran Jakarta saja sudah berbeda mutunya. Sebab itu tidak adil kalau Ujian Nasional ditetapkan sebagai kelulusan SMA.
Sebenarnya kedua pihak ada benarnya.Memang sebagai bangsa kita harus mempunyai standard pendidikan tertentu, dalam hal ini menyangkut SMA.Dan mereka benar juga bahwa dari sudut praktis tak mungkin menguji semua mata pelajaran dalam Ujian Nasional.Selain itu Ujian Nasional diperlukan sebagai syarat Pendidikan Tinggi. Akan tetapi di pihak lain adalah benar pula bahwa kelulusan seorang tidak dapat dibatasi pada ujian atau test sesaat atas sedikit mata pelajaran. Sebab perlu dibedakan antara lulus sekolah dan dapat masuk pendidikan tinggi.
Sebab itu sebaiknya ada dua macam ujian, yaitu Ujian Sekolah dan Ujian Nasional. Ujian Sekolah diselenggarakan oleh tiap-tiap sekolah untuk menetapkan murid itu lulus pendidikan di sekolah itu. Pimpinan Sekolah mempunyai wewenang mengatur dan menyelnggarakan Ujian Sekolah dan menetapkan siapa yang lulus atau tidak. Dengan sendirinya, sekalipun pimpinan Sekolah mempunyai wewenang menyelenggarakan Ujian Sekolah, ia harus memperhatikan kaidah umum yang berlaku bagi kelulusan SMA yang ditetapkan secara terpusat.Kemudian mereka yang lulus Ujian Sekolah dapat mengikuti Ujian Nasional untuk masuk Pendidikan Tinggi.Ujian Nasional diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat c.q. Departemen Pendidikan Nasional, sekalipun dilakukan di daerah.Adalah wewenang Depdiknas untuk menentukan orang lulus Ujian Nasional atau tidak. Dengan begitu sekali gus dilakukan seleksi untuk masuk Pendidikan Tinggi. Tidak ada lagi rasa ketidakadilan karena murid sudah diuji dulu oleh sekolahnya. Maka kalau tidak lulus Ujian Sekolah dengan sendirinya ia tidak dapat maju ke Ujian Nasional. Sedangkan tidak ada lagi alasan menolak Ujian Nasional dengan alasan bahwa ada murid berbakat malahan gagal di Ujian Nasional.Kalau ada murid yang dikatakan berbakat terbukti gagal di Ujian Nasional, maka itu berarti bahwa penilaian “berbakat” itu tidak memadai.
SMA diselenggarakan Pemerintah maupun swasta dengan syarat bahwa mutu pendidikan harus selalu dipegang teguh. Jangan sampai ada SMA yang dibuka hanya untuk kepentingan sekumpulan orang tanpa ada rasa tanggungjawab dalam menjaga mutu pendidikan.Pengawasan Pemerintah terhadap penyelenggaraan SMA harus ketat, baik terhadap SMA Negeri maupun SMA Swasta.Tanpa itu pendidikan SMA merupakan pemborosan belaka yang merugikan anak didik dan masyarakat.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Sampai belum lama ini ada pendapat di sementara kalangan bahwa pendidikan kejuruan lebih rendah dari pendidikan umum atau akademis.Sering alasannya adalah bahwa hanya melalui pendidikan umum, yaitu SMA, orang dapat masuk pendidikan tinggi.
Pendapat demikian adalah berorientasi status sosial belaka dan sebab itu salah. Sebaliknya pendidikan kejuruan mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan setiap bangsa, khususnya dalam zaman sekarang dan masa depan. Lulusan pendidikan kejuruan dengan kecakapan yang tinggi menjadi kader menengah yang efektif pekerjaannya dalam setiap usaha dan menjamin adanya produktivitas nasional tinggi. Sebab tidak mungkin kader yang lulusan pendidikan tinggi dapat melakukan fungsi pimpinan usaha dan sekali gus juga langsung memimpin proses produksi tanpa bantuan kader menengah yang cakap. Itu sebabnya di banyak negara maju lulusan pendidikan kejuruan yang baik dicari oleh perusahaan dan memperoleh penghasilan yang tidak kalah, bahkan ada yang lebih tinggi, dari lulusan pendidikan tinggi yang baru mulai bekerja dan belum berpengalaman.
Itu sebabnya Indonesia juga sangat memerlukan pendidikan kejuruan yang banyak dan bermutu, menyangkut berbagai cabang profesi.Selain itu lulusan Pendidikan Menengah kejuruan memang tidak langsung masuk ke Pendidikan Tinggi setelah lulus SMK.Akan tetapi setelah menjalankan pekerjaannya seorang lulusan SMK yang berminat melanjutkan ke Pendidikan Tinggi dapat melakukan itu dengan memenuhi syarat yang ditetapkan Pendidikan Tinggi.Sistem pendidikan sekolah harus bersifat terbuka dan memberikan kemungkinan kepada siapa saja memasuki Pendidikan Tinggi, asalkan memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan.Dalam syarat itu faktor pengalaman bekerja tidak dapat diabaikan dan harus pula diperhitungkan sebagai faktor yang meningkatkan kemampuan orang tersebut. Di Jerman seorang yang cukup lama bekerja di pabrik dan menunjukkan prestasi tinggi dalam pekerjaannya, tanpa mempunyai ijazah Abitur (tanda lulus gymnasium) dapat masuk pendidikan tinggi setelah melewati beberapa syarat.
Maka tidak benar untuk menganggap pendidikan kejuruan lebih rendah dari pendidikan akademis.Yang benar adalah bahwa setiap pendidikan mempunyai fungsinya sendiri bagi kehidupan bangsa.Dan jelas bahwa bangsa Indonesia sangat memerlukan pendidikan kejuruan yang luas dan bermutu agar dapat mengembangkan daya saing tinggi dalam era globalisasi.
SMK sekarang merupakan sebutan kumpulan pendidikan bagi aneka ragam kejuruan.Di SMK dapat diadakan pendidikan untuk kejuruan ekonomi (yang dulu di Sekolah Dagang dan SMEA), teknik (dulu Sek.Teknik), rumahtangga (dulu SKP), kepariwisataan dan lainnya.Akan tetapi para pengarah pendidikan tidak memasukkan pendidikan guru dalam SMK, sekalipun dulu ada SGA, SGPD dan lainnya.Mereka berpendapat bahwa pendidikan guru harus masuk pendidikan tinggi dan bukan pendidikan menengah.
SMK mempunyai fungsi penting untuk mendidik dan membentuk kader tingkat menengah bagi berbagai kegiatan produksi bangsa.Maka boleh dikatakan bahwa produktivitas Indonesia sangat tergantung kemampuan SMK membentuk kader itu.
Dalam kenyataan hingga belum lama ini SMK kurang dapat memenuhi tuntutan itu secara memuaskan, kecuali beberapa SMK yang lulusannya dicari dan diburu oleh banyak perusahaan.Pada umumnya SMK dinilai kurang dapat memberikan kecakapan kejuruan yang diperlukan dunia industri.Bahkan ada perusahaan yang memilih merekrut lulusan SMA dan kemudian dilengkapi dengan latihan sendiri dalam perusahaan, ketimbang merekrut lulusan SMK.
Kalau hal ini tidak diperbaiki, maka mayoritas SMK hanya merupakan pemborosan uang dan waktu belaka yang sangat merugikan masyarakat dan anak didik.Sebab itu sudah sangat jauh waktunya untuk membawa SMK melaksanakan fungsinya yang sebenarnya. Hasil didiknya harus menjadi tumpuan produktivitas perusahaan yang dicari oleh banyak perusahaan..
Untuk meningkatkan mutu SMK harus ada syarat bahwa untuk lulus SMK murid itu harus menempuh dan lulus ujian dalam kejuruannya.Ujian ini dilakukan Asosiasi Profesi bersangkutan (sebagai anggota Kamar Dagang dan Industri, KADIN) bersama Pemerintah Pusat.Maka ujian ini dapat disamakan dengan Ujian Nasional bagi murid SMA. Hasil lulus ujian itu memberikan kepada lulusan SMK satu ijazah atau certificate yang dikeluarkan Asosiasi Profesi tersebut. Dengan ijazah itu lulusan SMK dapat diterima perusahaan yang memerlukan keahliannya di mana saja, bahkan di luar Indonesia kalau Asosiasi Profesi itu anggota Asosiasi Profesi Internasional atau ASEAN.
Semua SMK dengan begitu dimotivasi dan didorong untuk mendidik dan membentuk muridnya sesuai dengan syarat-syarat yang diletakkan Asosiasi Profesi.Karena memiliki ijazah Asosiasi Profesi berarti jaminan mendapat pekerjaan yang sesuai dengan kecakapan serta mendapat penghasilan yang memadai.Makin banyak lulusannya memenuhi tuntutan itu, makin tinggi penilaian umum terhadap SMK tersebut.Sekarang sudah ada beberapa SMK dengan kemampuan demikian, seperti SMK jurusan teknik milik kaum Katolik di Solo, SMK yang diselenggarakan PT PAL di Sidoarjo, SMK jurusan pariwisata di Bali.Tetapi mayoritas SMK masih harus berbenah diri untuk mencapai kondisi itu.
Pendidikan SMK yang bertitikberat pada pembentukan kecakapan kejuruan tidak boleh mengabaikan hal-hal yang pada umumnya juga diperlukan seorang untuk bekerja baik.Sebab itu pembentukan karakter seperti telah diuraikan dalam penyelenggaraan SMA, juga berlaku di SMK, yaitu kemampuanb berpikir, berbuat dan berperasaan.Penguasaan bahasa juga penting bagi lulusan SMK, baik bahasa Indonesia, Inggeris dan asing lainnya.
Kegiatan ekstra-kurikuler juga perlu dikembangkan, sebagaimana di SMA.Meskipun mungkin cabang kegiatan tidak seperti SMA.Olahraga penting dalam kegiatan ini, mungkin juga kegiatan bahasa.Namun hal-hal yang bersangkutan dengan profesi harus mendapat perhatian lebih banyak di SMK.
Peningkatan mutu SMK juga banyak tergantung Pemerintah, Pusat maupun Daerah, karena kurang ada perhatian yang memadai terhadap SMK, sebagaimana sudah diuraikan di atas.Keadaan itu menimbulkan suasana seakan-akan SMK adalah pendidikan kelas buntut, karena yang diperhatikan hanya SMA dan SMP. Padahal untuk keperluan masa depan bangsa SMK mempunyai peran yang amat penting. Sebab itu di samping harus peningkatan kualitas juga harus lebih banyak SMK dibuka oleh Pemerintah dan swasta.Ini sangat berpengaruh terhadap produksi nasional dan daya saing Indonesia di dunia internasional.Karena penyelenggaraan SMK memerlukan investasi dan biaya operasi yang tidak sedikit, maka dalam kondisi masyarakat Indonesia sekarang tidak dapat diharapkan pihak Swasta membuka SMK kecuali mereka yang kuat modalnya.Sebab itu Pemerintah, baik Pusat dan Daerah, harus lebih banyak membuka SMK.

Madrasah
Di Indonesia umat Islam menyelenggarakan pendidikan dalam Madrasah untuk menjamin agar kaum muda mendapat pendidikan agama Islam secara baik.Madrasah juga merupakan bagian dari Sistem Sekolah di Indonesia yang tidak kalah pentingnya dari sekolah lainnya.Dalam Madrasah ada tingkat Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah, yang masing-masing setingkat dengan SD, SMP dan SMA.Banyak anak Indonesia yang mengikuti pendidikan Madrasah.
Oleh karena jumlah anak Indonesia yang belajar di Madrasah cukup banyak, baik di Madrasah Negeri maupun Swasta, maka masa depan bangsa Indonesia turut ditentukan oleh pendidikan di Madrasah. Perlu disadari bahwa anak Indonesia masuk Madrasah tidak hanya untuk menjadi Guru Agama. Banyak dari mereka, bahkan terbanyak, ingin membangun masa depan sesuai dengan perkembangan bangsa dan umat manusia. Dalam kehidupan umat manusia sekarang jelas sekali bahwa kehidupan satu bangsa banyak dipengaruhi kemampuan produksi.Dan itu sangat dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang.Banyak anak Indonesia yang sekolah di Madrasah juga ingin menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi untuk membangun hidupnya. Kalau pendidikan yang diperoleh anak Indonesia kurang memperhatikan faktor itu, maka ia tidak dipersiapkan secara memadai untuk menghadapi kehidupannya di masa ia dewasa. Dan bila ini menyangkut jumlah anak yang banyak, maka dampaknya luas sekali pada bangsa.Selain dampak kemampuan kerja, juga dampak membangun penghasilan memadai.Bahkan tidak mustahil bahwa ada dampak psikologi yang berakibat menguatnya rasa inferior yang kemudian mencari kompensasi dalam berbagai saluran dan bentuk negatif.
Hingga kini baru sebagian kecil Madrasah melaksanakan pendidikan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai, baik di tingkat Ibtidaiyah, Tsanawiyah atau Aliyah.Perlu perhatian lebih banyak dari para Pembina Madrasah agar hal itu berubah sehingga anak Islam yang belajar di Madrasah juga disiapkan dengan semestinya untuk menghadapi masa depannya.Selama tidak atau belum dilakukan maka tidak saja ada perlakuan tidak adil terhadap begita banyak anak Islam, tetapi juga ditimbulkan kerawanan kepada bangsa, secara sadar atau tidak.
Membuat Madrasah melakukan pendidikan umum yang baik bukan hal mustahil, sebagaimana dibuktikan oleh Madrasah yang telah melakukannya dengan hasil baik.Bahkan di daerah tertentu ada Aliyah yang lebih unggul dari SMA Karena pendidikan Madrasah diawasi oleh Departemen Agama, maka departemen tersebut mempunyai tanggungjawab pengawasan dan pembinaan Madrasah yang harus dijalankan lebih saksama.Kita semua berharap bahwa mayoritas Madrasah dalam waktu sesingkatnya mempunyai mutu pendidikan umum yang setingkat dengan standard SD, SMP dan SMA di Indonesia.Karena Madrasah banyak diselenggarakan oleh swasta, maka Depag juga harus mengawasi mereka dengan saksama.Semoga para pemimpin Islam menyadari bahwa mutu umat Islam Indonesia banyak dipengaruhi oleh keberhasilan menyelenggarakan pendidikan di Madrasah secara lebih baik.
Sekolah Luar Biasa.
Sistem Sekolah di Indonesia perlu memperhatikan adanya Sekolah Luar Biasa dalam jumlah dan mutu yang memadai untuk memungkinkan para anak penderita cacad memperoleh pendidikan.Harus dihilangkan pendapat bahwa orang cacad tidak dapat dan tidak perlu belajar, dan tidak dapat berfungsi produktif dalam masyarakat. Stephen Hawkins, pakar Inggeris dalam sains, membuktikan bahwa orang cacad yang tidak dapat bergerak dan bicara normal tidak kalah jasanya dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Sekolah Luar Biasa memerlukan guru-guru yang jauh lebih cakap dari guru yang mengajar di sekolah biasa.Sebab itu mereka dididik secara khusus dan harus mendapat kompensasi gaji yang juga melebihi guru sekolah biasa.
Pemerintah harus ambil tanggungjawab besar dalam penyelenggaraan macam-macam Sekolah Luar Biasa. Di samping itu merangsang pihak swasta untuk melakukan hal sama.
Aneka Ragam Kursus.
Masyarakat juga memerlukan aneka ragam Kursus yang memberikan pendidikan keahlian yang tidak dilakukan di sekolah atau dapat menambah kecakapan yang diperoleh di sekolah.
Adalah kenyataan bahwa banyak anak kita tidak melanjutkan pendidikan ke sekolah lebih atas karena berbagai alasan.Banyak dari mereka menghendaki penguasaan satu keahlian untuk dapat hidup dalam masyarakat.Kita lihat banyaknya kursus yang melatih kaum wanita untuk bekerja di salon rambut.Banyak gadis yang masuk kursus itu adalah lulusan SMP atau SMA tetapi tidak melanjutkan sekolah. Hal lain adalah kursus mengemudi yang melatih orang untuk cakap mengemudi kendaraan bermotor. Mereka yang ikut kursus itu memerlukan kecakapan itu untuk membuat pekerjaan jadi sopir atau ada yang sekedar ingin cakap mengemudi untuk melengkapi kehidupannya.Banyak kursus-kursus lainnya yang melakukan hal serupa.
Juga ada kursus yang dikunjungi orang untuk menambah kecakapan yang diperoleh di sekolah, karena menganggap bahwa kecakapan yang diberikan sekolah masih kurang memadai.Ada banyak kursus bahasa Inggeris dan bahasa asing lainnya, ada kursus komputer, dan lainnya.Yang cukup penting di antara kursus ini adalah kursus Bimbingan Belajar yang dikunjungi anak-anak sekolah agar lebih pandai dan siap menghadapi ujian.
Berbagai kursus ini penting kehadirannya bagi masyarakat.Sebab itu Pemerintah harus mengawasi bahwa kursus-kursus itu dikerjakan dengan baik oleh pemiliknya dan tidak menjadi tempat untuk menipu orang-orang yang ingin belajar sesuatu.
Harus diakui bahwa eksistensi kursus-kursus itu juga turut meningkatkan produktivitas bangsa kalau diselenggarakan dengan baik.
Fungsi Lembaga Sekolah
  1. Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan anak didik
  2. Spesialisasi dalam bidang pendidikan dan pengajaran
  3. Efisiensi. Pendidikan dilakukan dalam program yang tertentu dan sistematis, juga jumlah anak didik dalam jumlah besar akan memberikan efisiensi bagi pendidikan anak dan juga bagi orang tua.
  4. Sosialisasi, yaitu proses perkembangan individu menjadi makhluk sosial yang mampu beradaptasi dengan masyarakat.
  5. Konservasi dan transmisi kultural, yaitu pemeliharaan warisan budaya. Dapat dilakukan dengan pencarian dan penyampaian budaya pada anak didik selaku generasi muda.
  6. Transisi dari rumah ke masyarakat. Sekolah menjadi tempat anak untuk melatih berdiri sendiri dan tanggung jawab anak sebagai persiapan untuk terjun ke masyarakat.
 Peranan Lembaga Sekolah
  1. Tempat anak didik belajar bergaul, baik sesamanya, dengan guru dan dengan karyawan.
  2. Tempat anak didik belajar mentaati peraturan sekolah.
  3. Mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi agama, bangsa dan agama.
Tanggung Jawab Sekolah
  • Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang ditetapkan menurut ketentuan yang berlaku.
  • Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan dan tingkat pendidikan.
  • Tanggung jawab fungsional adalah tanggung jawab profesional pengelola dan pelaksana pendidikan yang menerima ketetapan ini berdasarkan ketentuan jabatannya.

Sifat-sifat Lembaga Pendidikan Sekolah
  1. Tumbuh sesudah keluarga (pendidikan kedua), maksudnya sekolah memikul tanggung jawab dari keluarga untuk mendidik anak-anak mereka.
  2. Lembaga Pendidikan Formal, dalam arti memiliki program yang jelas, teratur dan resmi.
  3. Lembaga pendidikan tidak bersifat kodrati. Maksudnya hubungan antara guru dan murid bersifat dinas, bukan sebagai hubungan darah.

    IV.   LEMBAGA PENDIDIKAN MASYARAKAT
 Masyarakat sebagai lingkungan memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan pribadi seseorang. Dalam hal ini, masyarakat mempunyai peranan penting dalam upaya ikut serta menyelenggarakan pendidikan, membantu pengadaan tenaga & biaya, sarana dan prasarana dan menyediakan lapangan kerja. Karenanya, partisipasi masyarakat membantu pemerintah dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa yang sangat diharapkan. (Drs. Fuad Hasan. 1995) pendidikan dalam masyarakat memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
  1. Diselenggarakan dengan sengaja di luar sekolah
  2. Peserta umumnya mereka yang tidak bersekolah atau drop out
  3. Tidak mengenal jenjang dan program pendidikan untuk jangka waktu pendek
  4. Peserta tidak perlu homogen
  5. Ada waktu belajar dan metode formal, serta evaluasi yang sistematis
  6. Isi pendidikan bersifat praktis dan khusus
  7. Keterampilan kerja sangat ditekankan sebagai jawaban terhadap kebutuhan meningkatkan taraf hidup
Beberapa Istilah Jalur Pendidikan Luar Sekolah ( Drs. Fuad Hasan. 1995)
  1. Pendidikan Sosial, yaitu proses yang diusahakan dengan sengaja di dalam masyarakat untuk mendidik individu & lingkungan sosial, supaya bebas dan bertanggung jawab.
  2. Pendidikan Masyarakat, merupakan pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa, termasuk pemuda di luar batas umur tertinggi kewajiban belajar dan dilakukan di luar lingkungan dan sistem persekolahan resmi.
  3. Pendidikan Rakyat adalah tindakan-tindakan atau pengaruh yang terkadang mengenai seluruh rakyat.
  4. Pendidikan Luar Sekolah adalah pendidikan yang dilakukan di luar sistem persekolahan biasa.
  5. Mass Education adalah pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa di luar lingkungan sekolah
  6. Adult Education adalah pendidikan untuk orang dewasa yang mengambil umur batas tertinggi dari masa kewajiban belajar.
  7. Extension Education adalah suatu bentuk dari adult education, yaitu pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah biasa, yang khusus dikelola oleh Perguruan Tinggi untuk menyahuti hasrat masyarakat yang ingin masuk dunia Universitas, misalnya Univ. Terbuka
  8. Fundamental Education ialah pendidikan yang bertujuan membantu masyarakat untuk mencapai kemajuan sosial ekonomi, agar mereka dapat menempati posisi yang layak
 Sasaran dan Program Pendidikan Jalur Luar Sekolah( Drs. Fuad Hasan. 1995).
  1. Para buruh dan Petani
  2. Kebanyakan berpendidikan rendah atau bahkan tidak sama sekali. Pendidikan yang diberikan adalah pendidikan yang mampu menolong meningkatkan produktifitas dengan mengajarkan keterampilan dan metode baru, yang mendidik mereka agar bisa memenuhi kewajiban sebagai warga negara dan kepala keluarga serta mampu menggunakan waktu secara efektif.
  3. Para Remaja Putus Sekolah
  4. Golongan remaja yang menganggur memerlukan pendidikan yang menarik, merangsang dan relevan dengan kebutuhan hidupnya.
  5. Para Pekerja yang Berketerampilan
f.       Agar mampu menghadang berbagai tantangan masa depan, maka program pendidikan yang diberikan kepada mereka hendaknya yang bersifat kejuruan dan teknik. Dengan tujuan dapat menyelamatkan mereka dari bahaya keuangan, pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki serta membuka jalan bagi mereka untuk naik ke jenjang hidup yang lebih baik.
  1. Golongan Teknisi dan Profesional
  2. Mereka memegang peranan penting dalam kemajuan masyarakat. Karenanya, peran mereka harus  dioptimalkan dengan memperbaharui dan menambah pengetahuan serta keterampilannya.
  3. Para Pemimpin Masyarakat
  4. Termasuk di dalamnya para pemimpin politisi, agama, sosial dan sebagainya. Mereka dituntut mampu mengaplikasikan berbagai pengetahuan mereka dan berusaha untuk memperbaharui sikap dan gagasan yang sesuai dengan kemajuan dan pembangunan.
  5. Anggota Masyarakat yang Sudah Tua
  6. Akibat perkembangan zaman, banyak ilmu pengetahuan yang tidak mereka dapatkan. Karena itu pendidikan merupakan kesempatan yang berharga bagi mereka.
Fungsi Pendidikan Masyarakat
            Untuk membimbing dan meningkat kan pola piker masyarakat terhadap semua perkembangan dunia yang sedang terjadi. 

V.    HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA KELUARGA, SEKOLAH DAN MASYARAKAT
Pada umumnya, anak-anak semenjak dilahirkan sampai menjadi manusia dewasa, menjadi orang yang dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab sendiri dalam masyarakat, harus mengalami perkembangan.Baik atau buruknya hasil perkembangan anak itu terutama bergantung kepada pendidikan yang diterimaanak itu dari berbagai lingkungan pendidikan yang dialaminya itu. Dan dapat digolongkan macam-macam lingkungan menjadi tiga golongan besar, yaitu:
  1.  Lingkungan keluarga.
  2.  Lingkungan sekolah.
  3.  Lingkungan masyarakat.
A. Hubungan Keluarga dengan Sekolah
Keluarga sebagai satuan organisasi terkecil di masyarakat mendapat peranan sangat penting karena membentuk kepribadian dan watak anggota keluarganya. Sedangkan masyarakat terdiri dari keluarga-keluarga. Dari satuan terkecil itu terbentuklah gagasan untuk terus mewariskan standar watak dan kepribadian yang baik yang diakui oleh semua golongan masayarakat, salah satu institusi yang mewarisakan kepribadian dan watak kepada masayarakat adalah sekolah. Sekolah tidak akan terus berdiri jika tidak di dukung oleh masyarakat, maka dari itu kedua sistem sosial ini saling mendukung dan melengkapi. Jika di sekolah dapat terbentuk perubahan sosial yang baik berdasarkan nilai atau kaidah yang berlaku, maka masyarakat pun akan menaglami perubahan sosial.
Sebagai salah satu wujud sekolah sebagai bagian dari masyarakat maka terbentuklah sekolah masyarakat (community school). Sekolah ini bersifat life centered. Yang menjadi pokok pelajaran adalah kebutuhan manusia, masalah-masalah dan proses-proses social dengan tujuan untuk memperbaiki kehidupan dalam masyarakat.Masyarakat dipandang sebagai laboratorium dimana anak belajar, menyelidiki dan turut serta dalam usaha-usaha masyarakat yang mengandung unsur pendidikan.
Menurut Oqbum fungsi keluarga itu adalah sebagai berikut :
  • Fungsi kasih sayang
  • Fungsi ekonomi
  • Fungsi pendidikan
  • Fungsi perlindungan/penjagaan
  • Fungsi rekreasi
  • Fungsi status keluarga
  • Fungsi agama
B. Pengaruh Sekolah Terhadap Masyarakat
Pengaruh sekolah terhadap masyarakat pada dasarnya tergantung kepada luas-tidaknya produk serta kualitas dari produk sekolah itu sendiri.Semakin luas sebaran produk sekolah di tengah-tengah masyarakat, tentu produk sekolah tersebuut membawa pengaruh positif yang berarti bagi perkembangan masyarakat bersangkutan.Sekolah dapat disebut sebagai lembaga investasi manusiawi.Investasi jenis ini sangat penting bagi perkembangan dan kemajuan masyarakat. Rendahnya kualitas faktor manusia disetiap masyarakat, akan berpengaruh terhadap prestasi yang bisa dicapai oleh masyarakat bersangkutan.
Terdapat empat macam pengaruh pendidikan sekolah terhadap perkembangan masyarakat, yaitu:
  1. Mencerdaskan kehidupan masyarakat
  2. Membawa pengaruh pembaharuan bagi perkembangan masyarakat.
  3. Mencetak warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan kerja di lingkungan masyarakat.
  4. Melahirka sikap-sikap positif dan konstruktif bagi warga masyarakat, sehingga tercipta integrasi social yang harmonis ditengah-tengah masyarakat.
Hubungan sekolah dan masyarakat memiliki hubungan rasional berdaasrkan kebutuhan. Adapun gambaran hubungan rasional diantara keduanya:
  1. Sasaran pendidikan yang ditengani lembaga persekolahan detentukan kejelasan formulasi kontrak antara sekolah dengan masyarakat. Diperlukan pendekatan komprehensif didalam pengembangan program dan kurikulum untuk masing-masing jenis dan jenjang persekolahan.
  2. Pelaksanaan fungsi sekolah dalam melayani masyarakat yang dipengaruhi oleh ikatan-ikatan objektif diantara keduanya. Ikatan objektif tersebut berupa perhatian, penghargaan dan lapangan-lapangan tertentu seperti dana, fasilitas dan jaminan-jaminan objektif lainnya.
  3. Sekolah sebagai lembaga layanan terhadap kebutuhan pendidikan dimasyarakat yang membawa konsekuensi-konsekuensi dan konseptual serta teknis yang bersesuaian antar fungsi pendidikan yang diperankan sekolah dengan yang dibutuhkan masyarakat. Untuk menjalankan tujuan pendidikan yang rasional dan ideal, maka sekolah memerlukan mekanisme informasi timbal balik yang rasional, objektif dan realitas dengan masyarakat
C. Membina Hubungan Sekolah, Keluarga, Dan Masyarakat
Dalam Pelaksanaan lingkungan inklusif ramah terhadap pembelajaran membutuhkan peran dan tanggung jawab berbagai pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak, pihak-pihak tersebut antara lain:masyarakat, guru, dan orangtua.Masyarakat yang dimaksud adalah orang tua atau wali peserta didik, anggota keluarga yang lain atau semua orang yang tinggal di sekitar lingkungan sekolah. Dalam konteks menyeluruh masyarakat merupakan tempat anak hidup dan belajar kemudian menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.



BAB III
PENUTUP
            Demikian makalah ini saya buat untuk pembaca. Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan-kekurangan dalam penulisan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun akan sanga berguna bagi saya. Semoga tulisan ini bermanfaat. Terimakasih

DAFTAR PUSTAKA


0 komentar: