Kurikulum Pendidikan Kejuruan - Landasan Sosial Budaya Dalam Pengembangan Kurikulum
DALAM
PENGEMBANGAN KURIKULUM
A.
PENDAHULUAN
Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh
terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam
pendidikan dan kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat
dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan
landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan
penelitian yang mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada
landasan yang kuat dapat berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan itu
sendiri. Dengan sendirinya, akan berkibat pula terhadap kegagalan proses
pengembangan manusia. Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata (1997)
mengemukakan empat landasan utama dalam pengembangan kurikulum, yaitu: (1)
filosofis; (2) psikologis; (3) sosial-budaya; dan (4) ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. Sebagai suatu
rancangan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Kita maklumi
bahwa pendidikan merupakan usaha mempersiapkan peserta didik untuk terjun ke
lingkungan masyarakat. Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan semata, namun
memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup,
bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di masyarakat.
Peserta didik berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik formal
maupun informal dalam lingkungan masyarakat dan diarahkan bagi kehidupan
masyarakat pula. Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan
budayanya menjadi landasan dan sekaligus acuan bagi pendidikan.
Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia - manusia yang menjadi terasing dari lingkungan masyarakatnya, tetapi justru melalui pendidikan diharapkan dapat lebih mengerti dan mampu membangun kehidupan masyakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik, kekayaan dan perkembangan yang ada di masyakarakat.
Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia - manusia yang menjadi terasing dari lingkungan masyarakatnya, tetapi justru melalui pendidikan diharapkan dapat lebih mengerti dan mampu membangun kehidupan masyakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik, kekayaan dan perkembangan yang ada di masyakarakat.
Setiap lingkungan masyarakat masing-masing memiliki sistem-sosial budaya
tersendiri yang mengatur pola kehidupan dan pola hubungan antar anggota
masyarakat. Salah satu aspek penting dalam sistem sosial budaya adalah tatanan
nilai-nilai yang mengatur cara berkehidupan dan berperilaku para warga masyarakat.
Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari agama, budaya, politik atau segi-segi
kehidupan lainnya.
Sejalan dengan perkembangan masyarakat maka nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat juga turut berkembang sehingga menuntut setiap warga masyarakat untuk
melakukan perubahan dan penyesuaian terhadap tuntutan perkembangan yang terjadi
di sekitar masyarakat.
Israel Scheffer (Nana Syaodih Sukmadinata, 1997) mengemukakan bahwa melalui
pendidikan manusia mengenal peradaban masa lalu, turut serta dalam peradaban
sekarang dan membuat peradaban masa yang akan datang.
Dengan demikian, kurikulum yang dikembangkan sudah seharusnya mempertimbangkan, merespons dan berlandaskan pada perkembangan sosial – budaya dalam suatu masyarakat, baik dalam konteks lokal, nasional maupun global.
Dengan demikian, kurikulum yang dikembangkan sudah seharusnya mempertimbangkan, merespons dan berlandaskan pada perkembangan sosial – budaya dalam suatu masyarakat, baik dalam konteks lokal, nasional maupun global.
B.
PEMBAHASAN
1. LANDASAN BUDAYA
a. Pengertian Landasan Budaya
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan
dapat dilestarikan/ dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari
generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baiksecara formal maupun
informal.
Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang sesuai denga
perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku, nlai-nilai, dan
norma-norma baru sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha menuju
pola-pola ini disebut transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim
digunakan sebagai alat transmisi dan transformasi kebudayaan adalah lembaga
pendidikan, utamanya sekolah dan keluarga.
Pelestarian dan pengembangan kekayaan yang unik di setiap daerah itu
melalui upaya pendidikan sebagai wujud dari kebineka tunggal ikaan masyarakat
dan bangsa Indonesia. Hal ini harsulah dilaksanakan dalam kerangka pemantapan
kesatuan dan persatuan bangsa dan negara indonesia sebagai sisi ketunggal-ikaan.
b.
Manusia dan
Kebudayaan
1)
Pengertian
Budaya adalah
bentuk amak dari kata budi dan daya yang berarti cinta, karsa, dan rasa. Kata
budaya sebenarnya berasal dari bahasa Sanskerta budhayah yaitu bentuk jamak
kata buddhi yang berarti budi atau akal.kemudian pengertian ini berkembang
dalam arti culture, yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk
mengolah dan mengubah alam. Berikut pengertian budaya atau kebudayaan dari
beberapa ahli :
a.
E. B. Tylor, budaya
adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, keilmuan, hokum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta
kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
b. R. Linton, Kebudayaan
dapat dipandang sebagai
konfigurasi tingkah laku
yang dipelajari dan hasil
tingkah laku yang
dipelajari, di mana
unsure pembentuknya didukung dan
diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya.
2)
Perwujudan
Kebudayaan
Koentjaraningrat mengemukakan bahwa kebudayaan itu dibagi
atau digolongkan
dalam tiga wujud, yaitu :
a.
Wujud sebagai suatu
kompleks dari ide – ide, gagasan, nilai – nilai, norma – norma, dan peraturan
b.
Wujud kebudayaan
sebagai suatu kompleks
aktivitas serta tindakan
berpola dari manusia dalam
masyarakat
c. Wujud kebudayaan sebagai benda – benda hasil karya
manusia
3) Substansi ( ISI ) Utama Budaya
a.
Sistem
Pengetahuan
System pengetahuan
yang dimiliki manusia sebagai
makhlik social merupakan suatu akumulasi dari perjalanan
hidupnya dalam hal berusaha memahami :
1.
Alam sekitar
2.
Alam flora di
daerah tempat tinggal
3.
Alam fauna di
daerah tempat tinggal
4.
Zat – zat bahan
mentah, dan benda – benda dalam lingkungannya
5.
Tubuh manusia
6.
Sifat – sifat dan
tingkah laku manusia
7. Ruang dan waktu;
b. Nilai
Nilai adalah
sesuatu yang selalu diinginkan, dicita – citikan dan dianggap penting oleh
seluruh manusia sebagai anggota masyarakat.C. Kluchohn mengemukakan, bahwa yang
menentukan orientasi nilai budaya manusia di dunia aalah lima dsar yang
bersifat universall, yaitu :
1.
Hakikat hidup manusia
( MH )
2.
Hakikat karya
manusia ( MK )
3.
Hakikat waktu
manusia ( MW )
4.
Hakikat alam
manusia ( MA )
5. Hakikat hubungan antar manusia ( MM )
c. Pandangan hidup
Pandangan hidup merupakan pedoman bagi suatu bangsa atau
masyarakat dalam menjawab atau mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya.
d.
Kepercayaan
Kepercayaan
yang mengandung arti
yang lebih luas
dari pada agama
dan kepercayaan terhadap tuhan yang maha esa.
e.
Persepsi
Atau sudut
pandang ialah suatu
titik tolak pemikiran
yang tersusun dari seperangkat kata – kata yang digunakan untuk
memahami kejadian atau gejala dalam kehidupan.
4)
Sifat – sifat
Budaya
Sifat hakiki dari
kebudayaan tersebut antara lain :
a.
Budaya terwujud dan
tersalurkan dari perilaku manusia
b.
Budaya telah ada
terlebih dahulu dari pada lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati
dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
c.
Budaya diperlukan
oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya
d.
Budaya mencakup
aturan – aturan yang berisikan kewajiban – kewajiban, tindakan – tindakan yang
diterima dan ditolak, tindakan – tindakan yang dilarang, dan tindakan –
tindakan yang diizinkan
5) Sistem Budaya
Sistem
kebudayaan suatau daerah akan menghasilkan jenis
– jenis kebudayaan yang berbeda.
Jenis kebudayaan ini dapat dikelompokkan menjadi :
a.
Kebudayaan material
b.
Kebudayaan non
material
Kebudayaan dapat dilihat ari dimensi wujudnya adalah :
1. Sistem budaya
2. Sistem social
3.
Sistem kebendaan
6)
Manusia
Sebagai Pencipta Dan Pengguna Kebudayaan
Tahap eksternalisasi
adalah proses pencurahan diri manusia secara terus menerus ke dalam dunia
melalaui aktivitas fisik dan mental, sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai
:
a.
Suatu hubungan
pedoman antar manusia atau kelompoknya
b.
Wadah untuk
menyalurkan perasaan – perasaan dan kemampuan-kemampuan lain
c.
Sebagai pembimbing
kehidupan dan penghidupn manusia
d.
Pembeda manusia dan
binatang
e.
Petunjuk –
petunjuk tentang bagaimana
manusia harus bertindak
dan berprilaku didalam pergaulan
7)
Pengaruh
Budaya Terhadap Lingkungan
Beberapa vriabel
yang berhubungan dengan
masalahkebudayaan dan
lingkungannya:
a.
Physcial
Environment, menunjuk pada lingkungannya
natural seperti : temperature, curah hujan, iklim, wilayah
geografis, flora, dan fauna
b.
Cultural Social
Environment, meliputi aspek
– aspek kebudayaan beserta proses sosialisasi seperti : norm – norma,
adapt istiadat, dan nilai – nilai
c.
Environmental Orientation
and Representation, mengacu
pada persepsi dan kepercayaan kognitif
yang berbeda –
beda pada setiap
masyarakat mengenai
lingkungannya.
d.
Environmental
Behavior and Procces, meliputi bagaimana masyarakat menggunakan lingkungannya
dalam hubungan social
e.
Out Carries
Product, meliputi hasil
tidakan manusia seperti
membangun rumah, komunitas, kota
beserta usaha – usaha manusia dalam memodifikasi lingkungannya fisik seperti
budaya pertanian dan iklim.
8)
Proses dan
Perkembangan Kebudayaan
Kebudayaan adalah hasil cipta, karsa dan rasa manusia
oleh karenanya kebudayaan mengalami perubahan dan perkembangannya sejalan
dengan perkembangan manusia itu. Perkembangan kebudayaan terhadap dinamika kehidupan seseorang
bersifat kompleks, dan memiliki
eksistensi dan berkesinambungan dan juga menjadi warisan social.
9)
Problematika
Kebudayaan
Beberapa
Problematika Kebudayaan antara lain :
a.
Hambatan budaya
yang berkaitan dengan
pandangan hidup dan system kepercayaan
b.
Hambatan budaya
yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang hambatan budaya
yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut panang ini dapat terjadi
antara masyarakat dan pelaksana pembangunan.
c.
Hambatan budaya
berkaitan dengan factor psikologi atau kejiwaan
10) Perubahan Kebudayaan
Ada lima faktor
yang menjadi penyebab perubahan kebudayaan, yaitu :
a.
Perubahan
lingkungan alam
b.
Perubahan yang
disebabkan adanya kontak dengan suatu kelompok lain
c.
Perubahan karena
adanya penemuan ( discovery )
d.
Perubahan yang
terjadi karena suatu masyarakat atau bangsa mengadopsi beberapa elemen kebudayaan material yang
telah dikembangkan oleh bangsa lain di tempat lain
e.
Perubahan yang
terjadi karena suatu bangsa memodiikasi cara hidupnya dengan mengadopsi suatu
pengetahuan atau kepercayaan baru, atau karena perubahan dalam pandangan hidup
dan konsepsinya tentang realitas
2.
LANDASAN
SOSIAL
Dasar
sosiolagis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan karakteristik
masayarakat.Sosiologi pendidikan merupakan analisi ilmiah tentang proses sosial
dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang
dipelajari oleh sosiolagi pendidikan meliputi empat bidang:
a.
Hubungan
sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
b.
Hubungan
kemanusiaan.
c.
Pengaruh
sekolah pada perilaku anggotanya.
d.
Sekolah dalam
komunitas, yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan kelompok
sosial lain di dalam komunitasnya.
Perkembangan masyarakat Indonesia dari masa ke masa telah mempengaruhi
sistem pendidikan nasional. Hal tersebut sangatlah wajar, mengingat kebutuhan
akan pendidikan semakin meningkat dan komplek. Berbagai upaya pemerintah telah
dilakukan untuk menyesuaikan pendidikan dengan perkembangan masyarakat terutama
dalam hal menumbuhkembangkan KeBhineka tunggal Ika-an, baik melalui kegiatan
jalur sekolah (umpamanya dengan pelajaran PPKn, Sejarah Perjuangan Bangsa, dan muatan
lokal), maupun jalur pendidikan luar sekolah (penataran P4, pemasyarakatan P4
nonpenataran)
a.
Pengertian dan
Cakupan Perubahan Sosial
Perubahan
social merupakan gejala
yang melekat di
setiap masyarakat.Wilbert Moore
memandang perubahan social sebagai “perubahan struktur social, pola perilaku, dan interaksi social”. Contoh
perubahan social : perubahan peranan seorang istri dalam keluarga modern,
perubahan kebudayaan contohnya
: keluarga modern,
perubahan kebudayaan contohnya:
adalah penemuan baru seperti radio,
televisi, computer yang dapat memengaruhi lembaga-lembaga sosial.
b.
Teori dan
Bentuk Perubahan Sosial
1)
Teori sebab
akibat (Causation Problem)
Beberapa
factor dikemukakan oleh
para ahli untuk
menerangkan sebab-sebab
perubahan social yang terjadi, beberapa pendekatan sebagai berikut :
a.
Analisis Dialektis
b.
Teori Tunggal
Mengenai Perubahan Sosial
2)
Teori proses
atau arah perubahan sosial
Kebanyakan teori-teori mengenai arah perubahan social
mempunyai kecenderungan yang bersifat kumulatif atau evolusiner.
Bentuk-bentuk perubahan social menurut Soerjono Soekanto
:
a.
Perubahan yang
terjadi secara lambat dn perubahan yang terjadi secara cepat
b.
Perubahan secara
lambat disebut evolusi.
c.
Perubahan secara
cepat disebut revolusi.
Perubahan-perubahan
yang pengaruhnya kecil,
dan perubahan yang
pengaruhnya besar. Perubahan yang pengaruhnya kecil adalah perubahan
pada unsure struktur social yang tidak
bisa membawa pengaruh langsung atau
pengaruh yang berarti bagi masyarakat. Perubahan
yang pengaruhnya besar seperti proses industrialisasi pada masyarakat agraris
Perubahan
yang dikehendaki dari perubahan yang tak diinginkan. Perubahan yang dikehendaki
adalah bila seseorang mendapat kepercayaan sebagai pemimpin. Perubahan social
yang tidak dikehendaki merupakan perubahan yang teradi tanpa jangkauan pengawasan
masyarakat dan dapat
menyebabkan timbulnya akibat yang tidak diinginkan.
3) Perkembangan Masyarakat
a.
Perubahan
Dalam Perkembangan Masyarakat
1.
Terjadi perubahan.
Perubahan yang terjadi akan mempengaruhi perkembangan individu, pengetahuan,
kebiasaan dan pola hidup.
2.
Mobilitas
tinggi. Dengan mobilitas yang tinggi, maka dapat mempercepat pertemuan
antarbangsa, membuka daerah terisolasi, dan meningkatkan pemerataan
pembangunan.
3.
Komunikasi
cepat dan akurat sehinggan memudahkan perolehan informasi.
Adanya proses perubahan dalam
perkembangan masyarakat mengakibatkan terjadinya proses pembauran dimana
adakalanya terjadi pertentangan atau konflik antar sektor sosial budaya.
b.
Perubahan
Pola Pekerjaan
1. Melahirkan spesialisasi yang menuntut
profesionalisme
2. Mengejar target untuk meningkatkan produksi
3. Gotong royong diganti dengan kerjasama sesuai alur
kerja
4. Pola padat karya berganti dengan padat teknologi
5. Sifat kompetitif yang tinggi
c.
Perubahan
Peranan Wanita
1. Wanita memiliki peluang yang sama dengan pria
hampir pada setiap sektor
2. Memberi kesempatan untuk menambah penghasilan
keluarga
3. Muncul masalah dalam kehidupan sosial pribadi à peran ganda wanita
4. Masalah dalam kehidupan berkeluarga à kemungkinan terjadinya perpecahan keluarga
5. Masalah dalam pekerjaan : optimalisasi karier,
kedudukan pria di bawah wanita, pelecehan/skandal
d.
Perubahan
Kehidupan Keluarga
1. Waktu bekerja yang panjang
2. Pengasuhan anak oleh pembantu
3. Waktu anak lebih banyak di luar rumah
4. Menimbulkan masalah harmonisasi dalam keluarga
5. Kesibukan luar batas mengorbankan fungsi-fungsi
keluarga
6. Rumah hanya berfungsi sebagai tempat parkir
C.
KESIMPULAN
·
Ada empat landasan utama dalam pengembangan kurikulum,
yaitu: (1) filosofis; (2) psikologis; (3) sosial-budaya; dan (4) ilmu
pengetahuan dan teknologi.
·
Ada tiga hal penting yang
berpengaruh dalam perkembangan pendidikan, yaitu : (1). Pendidikan mengandung
nilai, (2). Pendidikan bersifat social, (3). Pendidikan didukung oleh
lingkungan.
·
Kehidupan dalam masyarakat akan
selalu berkembang, ditandai dengan : (1). Perubahan Perkembangan Masyarakat,
(2).Perubahan Pekerjaan, (3). Perubahan Peranan Wanita.
·
Dari hal-hal diatas, maka dalam
pengembangan pendidikan tidak akan lepas dari factor-faktor social budaya.
Selain itu antara social-budaya dan pendidikan saling mempengaruhi karena
mempunyai hubungan timbal-balik.
DAFTAR RUJUKAN
Sukmadinata, Nana
Syaodih. 1997. Pengembangan Kurikulum
Teori dan Praktik. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Hoover, Kenneth H.
1982. The Professional Teacher’s Handbook.
Boston: Allyn and Bacon, Inc.
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Hass, Glen. 1980. Curriculum Planning, A New Approach.
Boston: Allyn and Bacon, Inc.
0 komentar: