Motor-motor Listrik Sebagai Penghasil Gerak Mekanik
MOTOR- MOTOR
LISTRIK SEBAGAI PENGHASIL
GERAK
MEKANIK
A.
Umum
Motor- motor listrik adalah peralatan
yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik melalui medan magnet. Medan magnet berperan sangat penting dalam
rangkaian-rangkaian proses energi. Melalui medium medan magnet, bentuk energi listrik dapat
diubah menjadi energi mekanik Energi
yang dirubah dari suatu sistem ke sistem lain sementara tersimpan pada medium medan magnet untuk
kemudian dilepaskan menjadi energi sistem lain, dalam hal ini dinamakan energi mekanik.
Dengan demikian medan
magnet selain berfungsi sebagai tempat penyimpan energi, juga sebagai medium
untuk mengkopel perubahan energi. Atau dalam pandangan elektris medan magnet berfungsi
untuk mengimbaskan tegangan pada konduktor, sedangkan dalam sudut pandang
mekanik, medan
magnet sanggup untuk menghasilkan gaya
dan kopel.
Perubahan
energi listrik menjadi energi mekanik ini merupakan keluaran yang berbentuk
energi putar yang alat konversinya disebut sebagai motor listrik. Begitu
pentingnya proses konversi tersebut, maka terlebih dahulu kami akan menguraikan
teori- teori dasar yang berkaitan dengan proses konversi energi sebagai berikut
:
- Hukum Biot Savart
Hukum
Biot savart menyatakan bahwa pada suatu titik, besar intensitas medan magnet yang ditimbulkan oleh unsur
deffrensial berbanding lurus dengan perkalian antara jarak kuadrat dengan
tetapamn pembanding . Dimana jarak antara unsur diferensial dengan erensial
dengan titik tersebut dan tetapan pembanding adalah 4π. Hukum Biot – savart
dapat ditulis dengan memakai notasi vektor :
Dimana :
dH
= besar intensitas medan magnet (A/m)
I =
besar arus yang mengalir
dL
= unsur differensial suatu titik
r =
jarak antara unsur differensial dengan suatu titik (m)
Maka
intensitas medan
magnetik pada titik 2 adalah :
Dimana
:
dH2 = intensitas medan magnet pada titik 2 (A/m)
I1 = besar arus yang mengalir pada titik 1 (A)
dL1 = panjang vektor differensial pada titik 1 (m)
r12 = jarak
unsur differensial pada
tititk 1 dengan
suatu titik P pada
titik 2 (m)
- Hukum Kaidah Tangan Kanan
Bila arus listrik mengalir pada suatu penghantar, maka
disekitar penghantar akan timbul medan
magnet . karena arus listrik merupakan perpindahan motor listrik maka dapat
dikatakan bahwa perpindahan motor listrik motor listrik akan menimbulkan medan magnet disekitarnya. Arah dari garis-
garis medan
magnet yang timbul dapat ditentukan dengan kaidah tangan kanan. Dimana hukum
kaidah tangan kanan menyatakan “arah ibu jari menunjukkan arus listrik dan arah
lipatan tangan lainnya menunjukkan arah putaran garis – garis medan magnetnya.”
- Hukum Gaya
Lorentz
Sebuah penghantar yang
dilalui arus listrik atau muatan listrik yang bergerak yang berada dalam medan magnet kemudian
akan mendapatkan suatu gaya
karena pengaruh medan
tersebut yangb disebut gaya
Lorentz. Besarnya gaya
Lorentz yang dialami oleh penghantar adalah :
F =
B . I .
L sin θ (N)
Dimana :
F =
Gaya
Lorentz (N)
B = Kerapatan
magnet (Wb/m)
I = Kuat
arus listrik (A)
L = Panjang penghantar (m)
Sin
q = Sudut
antara penghantar dengan kerapan magnet
Bila sebuah kawat dialiri arus diletakkan antara kutup magnet
U-S, maka pada kawat itu akan bekerja suatu gaya yang akan menggerakkan kawat tersebut .
Arah gerak kawat itu dapat ditentukan dengan kaidah tangan kiri yang berbunyi
“Apabila tangan kiri terbuka maka
diletakkan antara kutub U dan S sehingga gaya garis gaya yang keluar dari titik
menembus telapak tangan kiri dan arus di dalam kawat mengalir searah dengan
keempat jari, maka kawat itu akan mendapat gaya yang arahnya sesuai dengan ibu
jari “.
- Hukum Induksi Faraday
Hukum induksi Faraday
menyatakan bahwa apabila jumlah garis gaya
yang melalui kumparan berubah-ubah, maka GGL akan diinduksikan dalam kumparan
itu . Besarnya GGL yang diinduksikan berbanding lurus dengan laju perubahan
jumlah garis-garis yang melewati kumparan .
- Hukum Lenz
Lenz berpendapat bahwa “GGL
yang timbul akibat perubahan garis- garis gaya
akan menyebabkan arus listrik mengalir dalam rangkaian tertutup dengan arah
sedemikian rupa sehingga pengaruh magnetnya akan melawan perubahan yang
menghasilkannya.”
B.
Prinsip Kerja Motor Induksi
Ada beberapa prinsip kerja
motor induksi yaitu :
1. apabila sumber tegangan
dihubungkan pada kumparan stator akan timbul medan putar dengan kecepatan ns = 120 f / p
2. Medan putar stator tersebut akan
memotong batang konduktor pada rotor.
3. Akibatnya pada batang
penghantar pada rotor timbul tegangan induksi (ggl) sebesar :
E2s
= 4,44 f2 N2 θ (
untuk satu fasa)
E2 = tegangan induksi pada batang penghantar
rotor .
4. Karena kumparan rotor
merupakan rangkaian tertutup, maka ggl akan menghasilkan arus.
5. Adanya arus (I) di dalam medan magnet menimbulkan gaya (F) pada rotor
6. Bila kopel mula yang dihasilkan
oleh gaya pada
rotor cukup besar untuk memikul beban kopel, maka rotor akan berputar searah
dengan medan
putar stator.
7. Seperti telah dijelaskan
pada (3) tegangan induksi timbul karena terpotongnya batang konduktor (rotor)
oleh medan
putar stator. Artinya agar tegangan terinduksi diperlukan adanya perbedan
relatif antara kecepatan medan
putar stator dengan kecepatan berputar rotor.
8. Perbedaan kecepatan antara
nr dan ns .disebut slip(s)dinytakan dengan :
S=
(ns – nr) / ns. 100%
C.
Motor Induksi Satu Phase
Motor Induksi satu phase dengan
kekuatan kurang dari 1 HP dewasa ini banyak
digunakan di rumah tangga, kantor, pabrik, bengkel maupun perusahaan-
perusahaan.
Pada motor induksi 3 phasa dapat dilihat, bahwa fluks magnet
yang terbentuk disekitar stator merupakan medan
magnet yang berputar. Akan tetapi lain halnya dengan medan magnet yang terbentuk pada kumparan
stator motor induksi satu phase, dimana fluks magnet hanya bergantian arah
saja, sehingga menyukarkan bagi motor sewaktu mula-mula dijalankan (di start).
Untuk memperbesar daya bagi perputaran motor sewaktu start, maka untuk itu
diperlukan bantuan, yang pada prinsipnya dengan jalan membentuk medan magnet baru yang
berbeda arah dengan medan
magnet utama. Dalam hal ini harus terdapat aliran listrik baru yang tidak
sephase dengan aliran listrik yang mengalir di kumparan utama (main winding),
yang berarti harus ada kumparan terpisah(bantu) dari kumparan utama. Oleh
karena itu sebenarnya motor split phase menggunakan listrik satu phase, tetapi
dalam kumparan stator terdapat arus listrik dua phase yang mengalir pada
kumparan utama dan kumparan bantu. (auxilary winding). Untuk membentuk adanya
dua buah aliran listrik berbeda phase, digunakan sistem penggeser phase,
sehingga listrik satu phase yang masuk berubah menjadi dua phase . Umumnya
dengan memasang seri pada kumparan bantu sebuah rangkaian kumparan (induktor)
maupun kapasitor.
- Rotor Motor Induksi satu Phase
Jenis rotor yang banyak digunakan
untuk motor induksi yaitu rotor sangkar. Pada prinsipnya rotor sangkar tersusun
dari batang-batang konduktor yang kedua ujungnya disatukan oleh cincin yang
dibuat dari bahan konduktor pula sehingga bentuknya seperti sangkar.
Pada gambar diatas sumbu tidak digambarkan, demikian juga badan
rotor digambarkan terpisah. Badan rotor terdiri dari plat yang berlapis –lapis.
Dari luar motor sangkar terlihat hanya seperti silinder yang pejal. Untuk
pendingin dari motor pada bagian tepi dari rotor dilengkapi dengan daun- daun
kipas sehingga bila rotor terputar aliran udara akan membantu mendinginkan
motor. Susunan dari batang-batang konduktor ada yang
sejajar dengan sumbu (poros), kadang- kadang ada yang tidak sejajar dengan
sumbu, ada miring (skew).
- Motor
phase belah (Split
Phase Motor)
Motor phase belah mempunyai
kumparan utama dan kumparan bantu yang letaknya bergeser 90o listrik
dan disambung paralel
Keterangan
a. Letak kumparan utama dan
kumparan bantu pada stator
b. Bagian hubungan kumparan
utama dan kumparan bantu
c. Diagram vektor
Keterangan gambar :
Iu
= Arus
pada kumparan utama (Amp)
Ib = Arus
pada kumparan sekunder (Amp)
I
= Arus
pada motor (Amp)
V
= Tegangan pada motor
(Volt )
Seperti
yang terlihat pada gambar diatas, bahwa letak kumparan utama dan kumparan bantu
bergeser 900 listrik.
Selain
itu, diusahakan agar arus pada kedua kumparan bergeser sebesar mungkin
(teoritis 900L) dengan demikian seolah- olah sepserti dua phase. Dua
arus dalam kumparan inilah yang akan menimbulkan medan magnet berputar dan menyebabkan motort
berputar sendiri (self starting).
Pada motor phase belah, kumparan utama mempunyai
tahanan murni rendah dan reaktansi tinggi. Sebaliknya kumparan bantu mempunyai
tahanan tahanan murni tinggidan reaktansinya rendah. Tahanan murni kumparan
bantu dapat dipertinggi dengan menambah R yang disambung seri dengannya atau
menggunakan kumparan dengan kawat yang diameternya sangat kecil. Untuk memutuskan
arus pada kumparan bantu dilengkapi dengan saklar pemutus S yang dihubungkan
seri terhadap kumparan bantu. Alat ini akan secara otomatis memutuskan kumparan
bantu setelah motor mencapai 75% dari
kecepatan penuh. Pada motor phase belah yang dilengkapi saklar pemutus kumparan
bantu, biasanya yang dipakai saklar centrifugal.
D. Motor
kapasitor
1. Motor Starting Kapasitor
Pada motor kapasitor pergeseran phase
antara Iu dan Ib didapatkan dengan memasang
sebuah kapasitor yang dipasang seri terhadap kumparan bantunya.
Gbr.2. Bagan rangkaian
motor kapasitor dan diagram vektor Iu dan Ib.
Keterangan gambar :
Iu = Arus pada kumparan utama (Amp)
Ib = Arus
pada kumparan sekunder (Amp)
I =
Arus pada motor (Amp)
V =
tegangan pada motor (Volt )
Kondensator yang dipakai umumnya
kondensator elektrolit. Pemasangannya diletakkan pada motor sebagai bagian yang
dapat dipisahkan. Kondensator start direncanakan khusus untuk waktu singkat ± dan tiap jam hanya 20 kali
pemakaian (star capasitor motor). Pada start capasitor motor, bila putaran
motor mencapai ± 75% dari kecepatan penuh, saklar
otomatis S terbuka dan memutuskan arus kumparan bantu dan kondensator dari
sumbernya, sehingga hanya kumparan utama yang dialiri arus.
Pada gambar.2 terlihat, bahwa Iu
terbelakang/ ketinggalan terhadap sumbu V, sedangkan Ib mendahului terhadap
tegangan sumber V. Pergeseran phase antara Iu dan Ib sekitar 800.
Pada motor phase belah pergeseran phase antara V dan I 300. Motor
kapasitor banyak digunakan pada motor kipas angin, kompresor pada kulkas, motor
pompa air, dan sebagainya.
2. Motor Starting dan Running
Kapasitor (Permanent Capasitor Motor)
Pada
dasarnya motor ini sama dengan capasitor start motor, hanya di sini kumparan
bantu dan kapasitor selalu dihubungkan dengan
jala- jala (tanpa saklar otomatis).
Keuntungan motor ini adalah:
1. Mempertinggi kemampuan
motor dari beban lebih
2. Mempertinggi cos Φ (faktor
daya)
3. Mempertinggi rendamen (ŋ )
4. Putaran motor halus.
Motor induksi starting dan running kapasitor terdiri dari dua jenis
berdasarkan jumlah kapasitor yang digunakan :
1. Kapasitor yang digunakan
pada rangkaian motor hanya Satu
2. Kapasitor yang digunakan
pada rangkaian motor dua, dimana waktu start kapasitor yang digunakan yang
kapasitasnya tinggi sedangkan pada waktu jalan yang digunakan adalah yang
kapasitasnya rendah.
Kemudian
dalam merencanakan suatu motor induksi, ada beberapa yang harus diperhatikan
dalam perencanaan suatu motor induksi yaitu faktor teknis dan faktor ekonomis, oleh
sebab itu di dalam perencanaan konstruksi motor ini diupayakan mempunyai biaya
produksi, biaya operasional dan biaya pemeliharaan seminimal mungkin tanpa
mengabaikan aspek teknisnya.
Dalam
pandangan teknis, aspek penampilan konstruksi harus mendapatkan perhatian
secara menyeluruh, terutama menyangkut kejenuhan magnet, fluks bocor dan
rugi-rugi, karena hal tersebut sangat mempengaruhi karakteristik serta
efektivitas dan efisiensi dari motor yang akan direncanakan. Kita harus
senantiasa mengacu pada standarisasi yang telah dikeluarkan oleh International
Elektro Technical Commision (IEC) terhadap pembebanan spesifik, yaitu:
1. Pembebanan magent
spesifik (Bav) dari motor induksi adalah 0,4 – 0,5 Wb/m2.
2. Kerapatan fluks pada
gigi stator adalah 1,3 – 1,7 Wb/m2.
3. Kerapatan arus pada
penghantar (ds) adalah 3 – 8 A/mm2.
4. Pembebanan listrik
spesifik (ac) adalah 100 – 450 A.llt/cm.
5. Konstanta belitan
terdistribusi (Kw) adalah 0,95.
Perencanaan
motor induksi 1 phasa 2 kutub terdiri dari:
1. Perencanaan ukuran utama.
2. Perencanaan stator.
3. Perencanaan belitan stator.
4. Perencanaan rotor.
1. Perencanaan ukuran utama.
2. Perencanaan stator.
3. Perencanaan belitan stator.
4. Perencanaan rotor.
0 komentar: